#8: Jung Hoobin Berulah Lagi

5K 784 49
                                    

Pagi itu, Yeorin sengaja pergi ke pasar lebih pagi karena ia ingin mampir sebentar ke kedai Seokjin untuk menikmati makanan kesukaannya. Hari itu Yeonji tidak bisa pergi ke pasar karena ia sibuk mempersiapkan festival seni di sekolahnya yang akan digelar akhir pekan ini.

Tidak terasa, liburan musim panas hampir berakhir, tetapi Yeorin masih belum bisa memutuskan akan tetap tinggal di Gyeongju atau kembali ke Seoul. Ia masih bingung memilih.

"Eh, ada apa ini?" tanya Yeorin keheranan saat menemukan Jungkook dengan tampang yang sangat kacau di kedai Seokjin. Wajahnya yang pucat itu terlihat sangat kusut dan ada lingkaran hitam di bawah matanya. Menandakan kalau sang pemilik mata kurang istirahat, bahkan lebih terlihat seperti lebam karena terkena pukulan.

"Jung Hoobin menggila!" erang Jungkook dengan suara yang sangat parau.

Dengan intonasinya yang aneh ditambah suaranya yang serak itu Jungkook jadi terdengar amat menyedihkan. Yeorin sampai takut mendengarnya dan menyangka telah terjadi hal yang serius dengan pria yang usianya lebih muda darinya itu.

"Jung Hoobin? Orang yang menantang kalian main baseball waktu itu?" tanya Yeorin keheranan.

"Memangnya ada Jung Hoobin lain yang gila seperti dia?!" tukas Jungkook dengan nada kesal. Yeorin sampai mengerutkan keningnya karena sikap Jungkook yang ketus itu.

"Maaf ya, dia sedang kacau karena taman bermain tempatnya bekerja mau ditutup," ujar Seokjin berusaha menenangkan Yeorin yang tampak syok dengan sikap Jungkook itu.

"Ditutup?" tanya Yeorin tidak percaya.

"Bagaimana nasib anak-anak yang sering berkunjung kalau liburan? Mereka tidak bisa lagi menikmati asyiknya bermain di taman hiburan bersama orangtua mereka. Kenapa harus mereka yang menjadi korban?" keluh Jungkook yang langsung merengek, membuat Yeorin menatapnya miris.

"Jangan menangis, kau itu pria!" protes Yeorin.

"Dia bahkan lebih khawatir pada nasib para pengunjung dibandingkan dengan nasib keluarganya yang akan kehilangan sumber penghasilan," ujar Seokjin sambil menggeleng-gelengkan kepalanya menatap Jungkook yang menelungkupkan kepalanya dengan putus asa.

"Sumber penghasilan keluarga?" Yeorin bertanya dengan wajah melongo.

"Taman bermain itu milik keluarga Jeon. Warisan dari kakeknya."

"Bukankah taman hiburan itu sangat ramai? Kenapa bisa ditutup? Apa hubungannya dengan orang bernama Jung Hoobin?" tanya Yeorin masih tidak mengerti dengan masalah yang sebenarnya.

"Taman bermain itu sudah puluhan tahun usianya. Banyak fasilitas yang sudah rusak. Ramainya pengunjung tidak menjamin bisa menutupi biaya pengeluaran perbaikan. Sementara ayahnya Jungkook sudah ke sana kemari mencari investor untuk bekerja sama, tetapi tidak membuahkan hasil. Sebagian besar investor sudah dipengaruhi Jung Hoobin sehingga mereka berpikir kalau taman bermain itu sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman. Ada beberapa investor yang bersedia bekerja sama, tetapi dengan syarat wilayah lain di sekitar taman bermain harus dijual kepada mereka." Seokjin menjelaskan kepada Yeorin yang dahinya berkerut keheranan. Berusaha mengerti maksud penjelasan pria lawan bicaranya itu.

"Sehebat itukah pengaruhnya?" komentar Yeorin.

"Jung Hoobin itu pandai bersilat lidah dan ia punya pendukung para preman berdasi, tentu itu sangat berpengaruh," jelas Seokjin. "Mereka tidak hanya pandai berkelahi, tetapi beberapa ada yang menduduki posisi penting, juga memiliki kepandaian bernegosiasi. Salah satu usaha yang dilakukan Jung Hoobin agar rencananya tidak gagal adalah ia membujuk para investor untuk membeli taman bermain itu dan menutupnya, kemudian merombaknya menjadi taman hiburan yang lebih modern dengan wahana yang lebih banyak serta plaza-plaza yang mewah."

[Sudah Terbit] Be With You ✓Where stories live. Discover now