#1: Keluarga Kim

9.2K 995 117
                                    

Han Yeorin menghentikan langkahnya di depan pelataran sebuah rumah berbentuk U yang bangunan bagian kanan dan kirinya terpisah dari bangunan utama. Di halaman itu terlihat seorang wanita paruh baya memakai celemek memasak sedang membawa sekeranjang apel. Wajahnya terlihat lelah, tetapi semangat bekerja masih terpancar di sana.

Diamatinya wanita paruh baya itu. Matanya yang tidak terlalu sipit dan hidungnya yang bangir begitu mirip dengannya. Gadis itu merasa seperti melihat cerminan dirinya di masa depan. Tatapan mata mereka kemudian bertemu. Ada perasaan membuncah yang sulit dimengerti olehnya saat ia menatap mata teduh wanita itu.

"Ada yang bisa kubantu, Nona?" tanya wanita itu seraya tersenyum ramah.

"Apa ini rumah keluarga Kim?"

"Benar," jawab wanita itu seraya meletakkan keranjang berisi apelnya kemudian menghampiri Yeorin.

"Aku Han Yeorin," ujar Yeorin terbata karena merasa bingung bagaimana harus mengenalkan dirinya.

Wanita itu menghentikan langkah. Tiba-tiba matanya berkaca dan beberapa detik kemudian ia langsung berlari menghambur ke arah Yeorin, memeluknya sangat erat sampai gadis itu merasa agak sesak.

"Ibu, aku pergi dulu."

Terdengar suara seseorang yang baru saja keluar dari rumah. Seorang lelaki muda bertubuh jangkung dan memiliki tulang pipi yang terlihat tegas. Sejenak pemuda itu menatap kedua wanita di hadapannya dengan tatapan bingung. "Kita kedatangan tamu?"

"Dia adikmu, dari Seoul," ujar sang ibu seraya menyeka air mata yang sempat menetes tadi.

Pemuda itu hanya mengerjapkan matanya beberapa kali. "Adik dari―Seoul?" gumamnya dengan wajah tak percaya.

"Kenapa kau tidak menghubungi kami kalau kau akan datang hari ini?" tanya wanita itu sambil merangkul Yeorin.

"Aku tidak ingin merepotkan," jawab Yeorin yang terdengar sangat canggung.

"Ayo kita masuk." Sang ibu menarik tangan Yeorin untuk masuk ke rumah mereka yang sederhana. Sebuah bangunan yang berada di tengah.

Lelaki muda yang sejak tadi menatap mereka pun langsung pergi bersama sepeda motornya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ia terlihat sedang terburu-buru.

"Ibu akan siapkan makanan untukmu. Beristirahatlah. Kau pasti lelah setelah melakukan perjalanan jauh," ujar sang ibu sambil menuntun Yeorin ke arah sebuah kamar. "Ini kamar Yeonji, adikmu. Usianya berbeda tiga tahun darimu, sudah kelas 3 SMA. Dia sedang belanja ke pasar sekarang. Untuk sementara kau akan tinggal di kamarnya, ya."

Yeorin tercengang. Jadi, selain punya kakak laki-laki, ia juga punya adik perempuan? "Ayahmu sedang bekerja di perkebunan, dia akan pulang sebentar lagi," sambung sang ibu.

Sepeninggal ibunya, Yeorin mengedarkan pandangan ke seluruh sudut kamar kecil itu. Kamar yang sangat rapi, begitu pikirnya. Matanya menatap ke sebuah foto terpasang di dinding kamar. Foto pria muda yang ia temui di depan rumah barusan bersama seorang gadis yang hampir mirip dengannya. Ia yakin gadis yang ada di foto itu pasti Yeonji.

Keasyikan Yeorin menatap foto itu dibuyarkan oleh dering ponsel di saku jaketnya. Ia cepat mengangkat telepon itu saat melihat nomor ponsel ibunya yang ada di Seoul tertera di layar.

"Halo, Bu!" ujarnya riang. Ia senang ibunya menelepon.

"Sudah sampai?" tanya ibunya dari seberang sana.

"Baru saja," jawab Yeorin.

"Kau nikmati saja liburan musim panasmu kali ini, ya. Jangan pikirkan kau punya keluarga lain selain keluargamu yang ada di Gyeongju. Ibu dan ayahmu di sini juga akan menikmati liburan musim panas tahun ini," ujar ibunya riang.

[Sudah Terbit] Be With You ✓Where stories live. Discover now