Why It's So Hurt? (JeaLe)

9.1K 510 11
                                    

Untuk pertama kalinya sejak Jeanna bersekolah di Sky, Jeanna mendapat hukuman selama seharian full. Mulai dari terlambat datang, ketahuan main ponsel di kelas, bolos dua mata pelajaran dan terakhir ketahuan pergi ke club malam dari hasil Razia bulanan kelas dan terdapat bon minuman keras dari salah satu club besar di Kanzpia berada dalam tasnya

Jeanna dihukum berdiri di lapangan. Untuk sementara kasusnya tidak disampaikan ke Rayzen maupun Kayla. Jeanna diam saja menerima hukumannya. Berjemur di bawah matahari yang cukup terik jauh lebih baik dari pada tersakiti oleh orang yang dicintai

"Jeanna kenapa?" Tanya Lean penasaran pada Gabriella

"Mana aku tahu. Kan kakak yang pergi dengan Jeanna kemarin" Kellyn dan Elethea mengangguk setuju

"Ya tapi kan, gue pergi cuma buat beli ini" Lean menunjuk kalung di leher kekasihnya

"Kakak ngajak Jeanna buat beli itu?" Tanya Elethea

Lean mengangguk

"Jadi kalung itu yang pilih Jeanna?" Tanya Kellyn

Lean mengangguk lagi

"Apa kakak bilang ke Jeanna kalau kakak ngajak dia pergi buat beli hadiahnya Sonya?"

Lean menggeleng

Seketika itu Kellyn menggebrak meja dengan kasar

"Kellyn!" Bentak Elethea

Kellyn menoleh, Elethea menggeleng. Dario dan ketiga temannya tahu ada yang tidak beres. Sonya terkejut bukan main

"Ada apaan sih? Kenapa lo ngegebrak meja kayak gitu?" Tanya Lean

"Lo tuh keterlaluan kak! Bisa-bisanya lo ngajak Jeanna buat pergi beli kado Sonya dan minta dia yang pilihkan tanpa lo kasih tahu dia buat siapa kalung itu! Lo pernah mikir gak sih gimana perasaan Jeanna?!" Bentak Kellyn kesal

"Lah? Emangnya kenapa? Kan gue cuma minta bantuan Jeanna doang. Salah?"

"Lo bener-bener! Dasar gak peka! Lo gak tahu apa kalau-"

"Kellyn..." Suara Jeanna menghentikan ucapan Kellyn

Kellyn mendongak dan Jeanna menggelengkan kepalanya pelan. Dario, Nathan, Aaron dan Ren melihat itu. Mereka semakin yakin ada yang gak beres dengan Jeanna

Jeanna memilih duduk di sebelah Elethea. Dia melirik kalung di leher Sonya, seketika itu dadanya kembali nyeri dan sakit. Padahal, Jeanna yakin kalau dirinya sehat dan tidak memiliki penyakit dalam apapun tapi, rasa sakit itu jelas terasa di dada Jeanna

"Bagus. Cocok sama lo" ujar Jeanna pada Sonya

Sonya hanya tersipu mendengar pujian dari Jeanna. Kellyn melihat Jeanna meremat erat rok seragamnya. Seolah menyalurkan sakit di dadanya kesana

"Oh iya, Gaby" ujar Jeanna

"Iya?"

"Tolong bawain tas gue ya, titip di rumah lo. Besok pagi gue ambil"

"Loh? Memangnya Jeanna mau kemana?"

Jeanna berdiri. Dia hanya tersenyum. Senyum yang Ren hafal dan tahu dengan jelas artinya

"Ada urusan. Bye"

Jeanna pergi begitu saja. Bahkan The Kings dan The Queens bisa mendengar teriakan Ma'am Rani saat dia melihat Jeanna melompat pagar sekolah

.......

"Ngapain lo kesini lagi?" Tanya seorang pria

Jeanna mengangkat kepalanya menatap pria itu

"Gak ngapa-ngapain"

Pria itu menatap aneh Jeanna

"Lo anak Sky?"

"Hn"

Seketika pria itu menyeringai. Dia pergi memesan minuman sementara Jeanna mulai turun ke lantai dansa. Banyak pria mendekati Jeanna, tapi Jeanna mengusir mereka

"Sombong amat!" Ujar salah satu pria

"Minggir!" Usir Jeanna pada pria-pria itu

"Singkirin tangan lo dari dia!"

Seketika semua pria menyingkir

"Ervan" pria itu mengulurkan tangan untuk berkenalan dengan Jeanna

"Lucy" ujar Jeanna asal

Jeanna berjalan ke kelasnya dengan wajah kusut. Dia pergi ke lokernya, mengambil seragam dan handuk lalu berjalan ke ruang mandi. Beruntung saat itu situasi di sekolah masih sepi, karna memang masih cukup pagi untuk datang ke sekolah

"Jeanna" panggil Gabriella

Jeanna berhenti dan menoleh

"Apa?"

The Kings dan The Queens bingung melihat Jeanna yang tampak kusut

"Tas..." Ujar Gabriella

"Oh. Siniin..." Ujar Jeanna

Gabriella memberikan tas itu pada Jeanna. Jeanna hanya mengangguk dan berbalik kembali

"Je!" Pekik Lean kaget saat Jeanna limbung. Lean langsung menahan badan Jeanna

"Thanks"

"Lo minum?!" Tanya Lean

Jeanna berdiri dan menatap Lean

"Kalo iya kenapa, kalo nggak kenapa?" Belum juga Lean menjawab, Jeanna sudah mendorong badan Lean menjauh darinya

"Udah deh urusin aja tuh pacar lo! Jangan ikut campur ke urusan gue!!"

Jeanna berdiri dengan tegak lalu dia berjalan menuju ruang mandi

"Dia kenapa sih?" Tanya Lean

Kellyn, Elethea, dan Gabriella hanya menggindikan bahu mereka lalu, meninggalkan Lean bersama The Kings. Lean menatap teman-temannya dan hal sama diulangi oleh The Kings. Mereka hanya menggindikan bahu mereka

"Lah?"

Ren berjalan naik ke rooftop dan menemukan Jeanna duduk disana. Ren segera duduk di sebelah Jeanna dan menarik adik sepupunya itu ke pelukannya

"Nangis aja. Gue pinjamin bahu gue. Mumpung gue sama Kellyn belum jadian" ujar Ren

Jeanna langsung memeluk erat kakak sepupunya itu dan menangis sesenggukan disana

"Thanks kak" ujar Jeanna, Ren hanya mengangguk

"Kalau masalah lo itu masalah cinta. Gue gak bisa bantu. Gue aja belum jadian sama kellyn"

Jeanna mengangguk

"Sakit banget ya Louisa?"

Jeanna kembali mengangguk. Memang, seluruh keluarganya memanggilnya dengan Louisa atau Jeanna

"Siapa dia?"

"Bukan siapa-siapa. Hanya orang nyebelin dan gak tahu diri yang juga gak peka"

"Lean?"

Jeanna menatap Ren kaget. Ren terkekeh pelan

"Tenang aja. Gue gak bakal nampolin dia kok. Tapi, kalau lo nangis terus kayak gini, ya gue juga gak terima..."

"Gue nggak apa-apa kok kak. Sumpah..."

Ren mengangguk

"Jangan ke club lagi! Lo cuma nyakitin diri lo sendiri"

Jeanna tersenyum

"Akan gue coba"

Ren mengangguk. Dia mencium kening Jeanna dengan lembut

"Gue balik dulu ya, adik gue yang nyebelin..."

"Iya, kakak gue yang rusuh..."

[KAS #1] King And Queen (Of The Underworld)Where stories live. Discover now