"Bangun Dave. Daddy mohon" ujar Rayzen untuk sekian kali
Jammy sudah menyerah. Menurut Jammy, percuma menunggu Daverick bangun. Daverick tidak akan kembali. Alasan Daverick tetap bernapas adalah karna alat penunjang kehidupan dia. Jammy meminta izin Rayzen untuk mencabut semua alat itu besok
"Gak boleh! Yang! Jangan kasih Jammy melakukan itu" pinta Kayla
Kayla menjadi orang yang paling histeris. Dia menampar Jammy, karna kesal. Rayzen menutup matanya, kepalanya hampir pecah karna masalah ini
"Dave, please. Bangun" ujar Rayzen
Mata Daverick masih menutup, hanya bunyi mesin pendeteksi kehidupan dan isakkan Kayla saja yang terdengar. Rayzen tidak sanggup. Dia sudah tidak sanggup jika harus kehilangan putranya lagi
"Dave..." Lirih Rayzen
Tanpa dia sadari airmartanya menetes dan mengenai wajah Daverick. Tangannya masih mengusap helaian rambut Daverick
"Dave..."
......
Semalaman suntuk Rayzen terjaga dan menatap putranya. Kulit pucat Daverick, membuat Rayzen semakin bingung. Melepaskan Daverick tapi, dirinya belum sanggup. Membiarkan terus seperti ini, bukannya dia tidak punya uang. Dia hanya kasihan pada Daverick
Lagi. Rayzen mengusap rambut anaknya, dan lagi setetes airmatanya jatuh mengenai wajah Daverick
"Dave.. Jangan buat daddy bingung"
"Bangunlah Dave, daddy mohon"
Rayzen menghapus airmatanya. Suara ketukan pintu membuatnya tersadar. Sudah waktunya melepas anaknya. Jammy datang bersama beberapa perawat
"Boss, maaf." Ujar Jammy
Rayzen diam saja tak menjawab. Jammy mencabut alat pendeteksi detak jantung Daverick. Rayzen menutup matanya
'Dave bangun dan kembalilah' batin Rayzen
Saat Jammy mencabut selang yang membantu pernapasan Daverick, semua doa Rayzen dan Kayla terjawab
"Ngghh..." Daverick melenguh kecil
Jammy tersentak kaget. Rayzen menatap ke arah putranya. Jammy langsung mengeluarkan stetoskopnya dan memeriksa detak jantung Daverick. Jammy tersenyum, dia memasukan stetoskopnya kembali ke kantung jasnya. Dia merapikan semua alat dan mencabut alat-alat yang kini tidak berguna lagi bagi Daverick
Rayzen menatap bingung. Jammy tak berucap apapun. Dia hanya merapikan semua alat itu dan bergeser
"Dad..." Suara serak Daverick memasuki pendengaran Rayzen, membuat Kedua crimson itu membola
"Dave" bisik Rayzen
"Saya tinggal dulu boss" ujar Jammy sambil tersenyum
Rayzen mendekati Daverick, mata Crimson milik Daverick belum sepenuhnya terbuka. Rayzen mengusap kembali rambut putranya
"Dave bukan anak kecil dad" ujar Daverick dengan suara serak dan lemah
Rayzen tersenyum tipis. Mata Daverick menatap ayahnya dan menoleh ke samping. Dia melihat foto sepasang bayi terpajang di meja. Lalu di sebelahnya ada foto seorang bayi bermata biru
"Kak Joshe" ujar Daverick
Rayzen kaget mendengar Daverick menyebut Joshevan dengan kakak, seolah mereka pernah bertemu
"Dave" panggil Rayzen
"Hm?"
"Ada yang sakit?"
Daverick menggeleng pelan
"Tidak ada. Malah badan Dave pegal-pegal Dad"
"Itu tandanya kamu harus olahraga. Olahraga yang benar bukan tawuran"
Daverick terkekeh
"Bisa telpon mom kesini? Dave rindu mom"
Rayzen mengangguk. Dia menelpon Kayla untuk datang
"Dad" panggil Daverick setelah ayahnya menutup teleponnya
"Hm? Ada apa? Ada yang sakit?"
Daverick menggeleng lagi
"Tidur sana Dad. Sebentar lagi mom datang lebih baik dad tidur saja"
"Apa maksudmu?"
"Dave tahu Dad tidak tidur berhari-hari. Makanya, lebih baik Dad tidur saja. Mommy akan kesini sebentar lagi, mommy akan menjaga Dave"
"Bawel sekali kamu! Entah apa yang terjadi padamu selama kamu gak sadar sampai kamu jadi bawel seperti ini!" Sindir Rayzen
"Dad juga sama"
Daverick menutup matanya sejenak. Sebenarnya masih ada sedikit rasa sakit di dadanya tapi, Daverick memilih diam saja. Usapan lembut di punggung tangan kirinya membuatnya membuka matanya
"Masih ada yang sakit kan? Jangan berbohong" ujar Rayzen
Daverick mengangguk
"Bagaimana bisa daddy tahu?"
"Mungkin karna aku memiliki keturunan peramal?"
Rayzen terkekeh dan Daverick terkejut kaget namun ikut terkekeh juga
"Daddy sudah baca suratnya ya?"
Rayzen mengangguk
"Hah...!" Daverick menghembuskan napasnya kasar
"Mau daddy panggilkan Jammy?"
"Om Jammy tidak bilang apa-apa artinya tidak ada apa-apa"
"Keras kepala"
"Sama seperti daddy"
YOU ARE READING
[KAS #1] King And Queen (Of The Underworld)
UngdomsfiksjonHidup dalam kemewahan tak serta merta membuat sang pewaris tunggal perusahaan Minyak L'louch Co. merasa bahagia. kurang perhatian dan keinginan yang selalu dipenuhi membuat dirinya menjadi angkuh dan mendapat julukan badboy. tapi, semua berubah saat...