Little Fight

12.4K 646 5
                                    

Erika selalu diam saat para gadis itu mengejeknya, mengerjainya, menghinanya atau bahkan menyiksanya tapi, itu tidak berarti Erika akan diam saja dengan apa yang dilihatnya kali ini. Erika menghela napasnya. Merasa lelah dengan apa yang dia pikirkan sejak satu jam yang lalu

'Don't cry! If you cry, they'll laugh at you! They would think you're weak!' Batin Erika memperingatkan dirinya sendiri

Erika mengikuti jam terakhir di kelasnya dan segera merapikan tasnya. Bersamaan dengan keluarnya sang guru dari kelas Erika, Daverick datang menjemput Erika

"Queen, hari ini kita-" ucapan Daverick terhenti tatkala Etika melewatinya begitu saja tanpa menoleh

Daverick langsung mengejar Erika dan menarik tangan Erika. Memaksa gadis itu berhenti dan menghadap ke arahnya

"Ada apa?"

"Nothing"

"Seriously? I don't think so"

"That's just your opinion"

"You hiding something from me, don't you?"

"No, I don't"

Erika tahu jika dia berkeras maka mereka akan tertawa. Maka Erika memutuskan untuk mengalah dan melembut

"King..." Panggil Erika dengan lembut

"Hm?" Daverick menjawab tapi, tidak menatapnya

Erika menangkup sebelah pipi Daverick dan menarik wajah tampan itu menatapnya

"I'm just tired. I'm sorry, I make you worried"

Daverick tahu kekasihnya berbohong, tapi, dia juga tidak ingin memaksa Erika untuk mengatakan kebenarannya. Maka Daverick mengangguk saja mengiyakan perkataan Erika. Dia menggandeng tangan Erika dan berjalan menuju ke dalam mobilnya

"Queen" panggil Daverick saat mobil mereka sudah jauh dari kompleks sekolah mereka

"Hm?"

"Tell me"

Erika langsung menolehkan kepalanya, sementara Daverick menepikan mobilnya

"I know you were lied. So, tell me the truth" ujar Daverick

Erika menatap keluar jendela, dia tidak ingin membahas hal ini dengan Daverick sebenarnya. Dia sendiri belum yakin dengan apa yang dia lihat, tapi, Daverick sepertinya tidak akan berhenti menanyainya jika dia tidak menjawab

"Queen" ujar Daverick di tengah kesabarannya yang mulai menipis

"It's really nothing. You just think of that too much king. Nothing happened"

"Erika!!!" Bentak Daverick

Kesabarannya benar-benar sudah habis. Dia menarik wajah cantik itu untuk menatapnya

"You're lie! I don't like a liar! Tell me already, what's wrong with you!" Bentak Daverick pada Erika

Erika mematung, baru kali ini dia melihat Daverick murka kepadanya. Mata merah milik Daverick berkilat marah, wajah Daverick yang selalu tersenyum padanya berganti menjadi wajah yang sangat menyeramkan

"I..." Ujar Erika terbata, dia begitu takut melihat Daverick seperti ini, bahkan saat ini napasnya mulai tidak beraturan

"I'm sorry" ujar Daverick

Daverick menyadari perbuatannya dan berusaha membelai pipi gadisnya. Erika yang masih takut langsung mengernyit dan tubuhnya refleks menegang karna takut. Tangan Daverick berhenti di udara

"Sorry" ujar Daverick dengan nada yang penuh dengan penyesalan, sebelum dia keluar dari mobilnya

Erika terdiam, dia berusaha mengatur kembali napasnya dan memikirkan apa yang sebaiknya dia lakukan. Lima menit berlalu, Erika mendapati Daverick tidak kunjung kembali. Erika keluar dari mobil itu mencari dimana kekasihnya

Langkah Erika terhenti saat dia melihat kekasihnya tengah terduduk di bawah sebuah pohon di pinggir jalan tanpa menghiraukan siapa dia sebenarnya. Erika menatap Daverick yang sedang menundukan kepalanya. Mata Erika menatap jemari dan punggung tangan Daverick yang mengeluarkan darah

"King..." Desis Erika

Erika berlari mendekati kekasihnya. Dia langsung bersimpuh di depan kekasihnya setelah dia sampai, Erika juga langsung memeluk Daverick dan terisak

"Maaf" bisik Erika

Daverick terkejut dengan pelukan Erika namun, dia lebih terkejut lagi saat Erika menangis. Entah bagaimana, kemarahan Daverick meluap entah kemana. Dia menjauhkan Erika dari dirinya, melepaskan pelukan Erika

"Don't cry!" Ujar Daverick lembut

Erika mengangguk, dia mengusap airmatanya. Daverick mengajaknya kembali ke mobil mereka. Erika menyandarkan kepalanya di lengan kekar Daverick yang tengah menggandeng tangannya

"King..." Ujar Erika

"Hm?"

"Janji tidak marah?"

"I promise"

"Sebenarnya, tadi di sekolah aku..."

Erika sempat ragu, tapi, menurutnya kalau dia tidak mengatakannya maka masalahnya tidak akan selesai

"Aku melihat kamu dengan Airin"

Hanya satu kalimat tapi, berhasil membuat Daverick membeku kaget

[KAS #1] King And Queen (Of The Underworld)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang