Jilid 15

5.7K 79 1
                                    

Padahal orang yang mengerubuti kedua orang Iblis tadi bukanlah manusia -manusia dungu, setelah mendapatkan peringatan dari Ci Si Sangjien ini segera pada merasa kalau di dalam urusan ini ada sedikit mencurigakan.

Bok Thian-hong mengundang jago-jago seluruh partai untuk sama-sama menghadapi Si Penjagal Selaksa Li, tetapi kenapa dia sendiri tidak turun tangan? persekutuan kali ini untuk menghadapi Si Penjagal Selaksa Li adalah bersifat sementara tetapi kenapa dengan mengambil kesempatan tersebut dia hendak memaksa para ciangbunjin dari setiap partai untuk menanda tangani panji persekutuan tersebut?

Kini pertempuran sudah berakhir, kenapa mereka suami istri berdua secara tiba-tiba sudah lenyap? Seharusnya sebagai seorang Bengcu yang memimpin di dalam urusan ini dapat mengatur segala galanya atau sedikit dikitnya mewakilkan kepada orang lain.

Beberapa persoalan yang mencurigakan ini segera membuat hati setiap jago jadi ragu ragu.

Si Pendekar Satu Jari Ko Cian Jin sehabis mendengar perkataan dari Leng Hong Tootiang segera mengalihkan pandangannya ke arah Loo Hu Cu dari Go-bie pay, lalu ujarnya dengan gemas bercampur sedih.

"Selama beberapa tahun ini tujuh partai besar di dalam Bulim selalu bersatu padu, tetapi sejak malam ini kami dari partai Thian cong pay akan berdiri sendiri, selamanya tidak akan ikut campur lagi di dalam perbuatan kalap dan gila yang tak memakai pikiran ini."

"Hee hee, kenapa secara tiba- tiba Ko heng berkata demikian?" sambung Loo Hu cu dengan dingin.

Si Pendekar Satu Jari segera tersenyum.

"Bilamana setiap kali tujuh partai besar dari Bulim harus melakukan perbuatan yang kasar dan berangasan menerjang kesana kemari dengan main seruduk akan kemanakan kecemerlangan serta kewibawaan dari tujuh partai besar? Apakah soal ini tidak akan ditertawakan oleh para jago dari kalangan Hek-to?"

"Haa, jadi maksudmu kau menaruh rasa simpatik terhadap si Iblis Tua serta anakan iblis tersebut?" ejek Loo Hu cu sambil tertawa.

"Benar atau bukan kau tak usah ikut campur, pokoknya partai Thian Cong mempunyai maksud dan tujuan dari partai Thian Cong pay sendiri."

Sehabis berkata dia lalu meloncat pergi dari sana.

Ci Si Sangjin serta Leng Ho Tootiang yang merasa menyesal pula dengan terjadinya peristiwa saat itu ketika dilihatnya Ko Cian Jien dibuat gusar sehingga berlalu, merekapun tanpa mengucapkan sepatah kata pun bersama-sama berkelebat meninggalkan puncak gunung Gak Lok san.

Sejak saat itulah tujuh partai besar dari Bulim pada berjalan sendiri sendiri sesuai dengan cara dan maksudnya sendiri sejak itu pula mereka tidak lagi bersatu padu dan bekerja sama seperti yang lalu lalu.

0ooo0ooo0

Kita balik pada Tan Kia- beng yang molor pergi bersama-sama dengan si Penjagal Selaksa Li Hu Hong, setelah berlari puluhan li jauhnya mereka baru menghentikan langkahnya dan beristirahat di atas sebuah tanah kuburan.

Dengan napas agak tersengkal sengkal dan menyeka keringat yang membasahi keningnya Tan Kia-beng putar kepalanya bertanya, "Loocianpwee, apa kau terluka?"

"Haa haa haaa luka ringan seperti ini tak akan menggangug diriku." sahut si Penjagal Selaksa Li sambil tertawa panjang. "Cuma saja manusia picik yang tak berguna itu sungguh menggelikan sekali!"

Padahal yang sebenarnya saat ini dia merasa hawa murninya menemui kerugian, sedang pundaknya yang terkena sapuan jari serangan dari si Pendekar Satu Jari Ko Cian Jienpun mulai terasa agak sakit.

Tan Kia-beng sendiripun secara diam-diam menyalurkan hawa murninya mengelilingi satu kali seluruh tubuh, setelah terasa menjadi segar kembali dia baru bertanya.

Pendekar Bayangan Setan (Khu Lung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang