Jilid 13

6.1K 79 1
                                    

Walaupun dia bicara dengan seenaknya tetapi diam-diam tenaga murninya sudah disalurkan keseluruh tubuh siap-siap menanti datangnya serangan dari pihak musuh.

"Coba bayangkan, dengan sifat yang berangasan dari Ui Liong Tootiang mana mungkin dia kuat menahan diri setelah mendengar kata yang sangat menghina itu?"

Sambil tertawa dingin ujung jubahnya segera dikebutkan ke depan, segulung angin pukulan berhawa khie kang yang amat keras dengan cepatnya menggulung keluar.

Bagaimanapun juga dia adalah seorang dari kalangan lurus, walaupun hatinya teramat gusar, tetapi pukulannya ini cuma menggunakan lima bagian saja.

Walaupun begitu angin pukulannya sudah menderu deru dengan sangat hebat kedahsyatannya benar-benar mengejutkan sekali.

Dalam keadaan yang amat terperanjat, dengan terburu-buru Tan Kia -beng menyingkir ke samping, telapak tangannya sambil putar satu lingkaran ke depan segera menyambut datangnya serangan tersebut.

"Braak! dari tengah kalangan segera meledak satu pusaran angin yang amat keras sekali, masing-masing pihak laksana mantapnya gunung Thay-san sama sekali tidak bergetar sedikitpun dari tempatnya semula, untuk sementara waktu mereka dalam keadaan seimbang.

Orang yang berada di dalam kalangan pada saat ini semuanya merupakan jago-jago Bulim nomor satu, apalagi Thay Gak Cungcu yang tidak pernah menampakkan ilmu silatnya itu, diam-diam dia dapat menduga kalau kebutan dari Ui Liong Tootiang itu disertai dengan tenaga pukulan empat lima puluh tahun latihannya semula dia menganggap Tan Kia-beng tidak bakal kuat menerimanya siapa tahu mereka berdua ternyata seimbang. Dengan kejadian ini hatinya jadi benar-benar merasa sangat terperanjat sedangkan maksud hati untuk melenyapkan Tan Kia-beng pun semakin mantap lagi.

Kepandaian silat dari Ui Liong Tootiang ini sebenarnya boleh dikata termasuk ilmu silat dari kalangan kaum agama, setelah berlatih rajin selama tiga tahun lamanya menurut apa yang termuat di dalam kitab pusaka "Sian Tok Poo Liok" tenaga dalamnya saat ini benar-benar sudah mencapai taraf yang paling sempurna.

Serangannya tadi sebenarnya hanya bermaksud memberi peringatan saja agar Tan Kia- beng suka menyerahkan pedang Kiem Ceng Giok Hun Kiam itu kepadanya siapa tahu ternyata sang pemuda itu malah menerima datangnya serangan dengan keras lawan keras.

Dengan benturan itu dia tahu merasa kalau tenaga dalam yang dimiliki pemuda ini luar biasa sekali dalam hati dia merasa amat terkejut bercampur heran

Tidak kuasa lagi sambil mengangguk dia memuji, "Tidak heran kalau kau bocah cilik begitu sombong tidak disangka ilmu yang kau miliki lumayan juga. mari. mari....! Pinto akan mencoba lagi jurusmu yang kedua!

Kakinya dengan amat ringannya berkelebat ke depan hanya di dalam sekejap saja dia sudah melancarkan tiga serangan yang amat dahsyat.

Tan Kia-beng segera merasakan ketiga buah jurus serangannya itu amat cepat dan amat lihay, masing-masing jalan darahnya tidak terasa sudah berada dibawah ancaman jari jari tangannya hal ini membuat dia jadi amat terkejut.

Dengan gugup tubuhnya menyingkir ke samping sepasang telapak tangannya bersama-sama didorong ke depan melancarkan tujuh serangan sekaligus.

Akhirnya dengan susah payah dia berhasil pula memecahkan ketiga buah jurus dari Toosu tua itu, tetapi tubuhnyapun sudah kedesak mundur sejauh lima depa.

Setelah Ui Liong Tootiang melancarkan tiga jurus serangan itu dia tidak mengejar lebih lanjut.

"Haa haaa sekarang seharusnya kau tahu bukan kalau dengan kepandaianmu yang sangat cetek itu masih belum bisa mempertahankan pedang pualam itu dari rebutan orang lain?" ujarnya sambil tertawa terbahak-bahak.

Pendekar Bayangan Setan (Khu Lung)Where stories live. Discover now