Jilid 5

7.5K 88 0
                                    

Terhadap sikapnya yang amat dingin ini gadis berbaju putih itu sama sekali tidak ambil peduli, sambil menarik narik ujung bajunya dia mencibirkan bibirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terhadap sikapnya yang amat dingin ini gadis berbaju putih itu sama sekali tidak ambil peduli, sambil menarik narik ujung bajunya dia mencibirkan bibirnya."

"Hmm, buat apa kau terus menerus bentrok dengan orang macam itu, mari kita pergi saja."

Sejak tadi Tan Kia-beng memangnya sudah punya maksud untuk meloloskan diri dari kepungan tersebut dengan cepat dia mengangguk.

Demikianlah segera tampaklah dua sosok bayangan biru dan putih dengan amat cepatnya melayang ke tengah udara kemudian berkelebat menuju ke arah kanan.

Sewaktu Tan Kia-beng tidak bergerak semua tidak berani berlaku gegabah untuk menempuh bahaya, kini begitu dia bergerak semua jago menjadi amat cemas, terdengar suara bentakan keras sepuluh sosok bayangan manusia dengan amat cepatnya berkelebat menghajar dari belakangnya.

Melihat hal itu, Tan Kia-beng menjadi sangat mendongkol, tubuhnya yang ada di tengah udara mendadak berputar kemudian membentak keras dan kirim sebuah pukulan jahat ke belakang.

Hampir pada waktu bersamaan pula gadis berbaju putih itupun membentak nyaring: ujung bajunya dikebutkan ke depan segera terasalah segulung angin pukulan dingin yang menusuk tulang menggulung ke arah depan.

Ilmu pukulan yang digunakan Tan ia Beng adalah ilmu pukulan Siauw Siang Chiet ciang, dari Hek Tiap Sin Kang.

Sedang ilmu pukulan dari gadis berbaju putih itu adalah ilmu pukulan Sian Im Kong Sah Mo Kang dari ilmu telapak Tok Yen Mo Ciang atau ilmu pukulan api beracun.

Yang satu keras yang lain lunak dua gulung angin pukulan dengan cepat bersatu padu membentuk sebuah jala yang amat besar sekali mengurungi kepala Djie cho serta Sam cho dari Auw hay Sam cho yang paling rakus dan berjalan di paling depan.

Melihat datangnya serangan dahsyat tersebut, mereka berdua dengan gusarnya membentak keras kemudian secara tergesa gesa balas melancarkan satu serangan menyambut datangnya serangan tersebut.

"Aduuh...." suara jeritan ngeri yang mendirikan bulu roma segera memenuhi seluruh angkasa tubuh mereka berdua bagaikan buah yang sudah masak menggelinding sejauh dua tiga kaki jauhnya dan binasa seketika itu juga, dari mulut mereka tak henti hentinya mengeluarkan darah segar yang sudah matang.

Si Raja Akhirat Berwajah Riang serta tujuh tindak pencabut nyawa yang berada di belakang tubuh kedua orang manusia jelek itu menjadi amat terperanjat. dengan cepat mereka menjatuhkan diri ke samping kemudian berguling beberapa jauh dengan amat tepat sekali mereka berhasil menghindarkan diri dari bahaya elmaut itu.

Begitu Tan Kia-beng selesai melancarkan serangan dengan tanpa menoleh lagi dia berlari ke depan dengan amat cepatnya.

Kurang lebih dua puluh li kemudian akhirnya mereka berdua baru menghentikan langkahnya.

Terdengar gadis berbaju putih tertawa dan menoleh ke arahnya, "Hiii.... hiii.... untung sekali kau berhasil meloloskan diri dari kematian."

"Ouw, kau mengharapkan aku cepat mati?"

Pendekar Bayangan Setan (Khu Lung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang