Jilid 6

7.4K 89 3
                                    

"Maksud dari Pinnie" sambung Ni kouw tua itu lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Maksud dari Pinnie" sambung Ni kouw tua itu lagi. "Jarak waktu dari sekarang sampai pertemuan puncak para jago di atas gunung Huang san sudah tidak jauh lagi bilamana pemilik kereta maut itu hendak menggunakan kesempatan tersebut untuk mengangkat namanya dia bisa menunggu sampai waktu diadakannya pertemuan para jago digunung Huang san dan merebut nama julukan sebagai jagoan nomor wahid di dalam seluruh dunia kangouw. buat apa orang mengadakan pertemuan semacam ini? Disamping itu Pinnie mau mengingatkan kepada Taatiang akan satu urusan tentunya kalian masih ingat dengan Chu Swee Tiang Ching, Tan Cu Liang yang berhasil merebut julukan jagoan nomor wahid di dalam Bulim pada pertemuan puncak di atas gunung Huang san tempo hari bukan?"

"Tan Thay hiap yang sudah berjanji dengan Thiat Bak Thaysu dari Cing Jan pay untuk pergi ke gunung pasir ternyata sejak itu tak ada kabar beritanya lagi."

"Orang lain mungkin sudah melupakan akan hal ini sebaliknya Pinnie serta Liok lim Sin Ci merasakan urusan ini mungkin ada hubungannya dengan...."

Pada saat itulah si kakek berwajah merah sudah memutar tubuhnya menghadap ketujuh orang ciangbunjin dari partai besar, ujarnya dengan keras, "Urusan malam ini tak perduli disebabkan apapun harap dengan memandang wajah dari sin nie serta loolap kalian semua mau menganggapnya selesai, semua dendam sakit hati kalian sebaiknya kita bicarakan kembali pada pertemuan puncak di atas gunung Huang san dikemudian hari, kita akan mengambil keputusan kembali pada saat itu."

Tan Kia-beng yang selama ini berdiam terus setelah mendengar perkataan itu diam -diam sudah memahami sebagian besar mendadak dari dalam sakunya dia mengambil keluar surat undangan yang diberikan Heng-san It-hok kepadanya tempo hari lalu disusupkan ke tangan si kakek tua berjubah hitam, ujarnya ,"Undangan ini apakah kau yang menyebarkan?"

Kakek tua berjubah hitam itu menyambut surat undangan tersebut dan dilihatnya sebentar, mendadak dengan wajah amat gusar teriaknya, "Kurang ajar, siapa yang begitu bernyali berani mempermainkan diri loohu? Loo hu Hu Hong mana mungkin adalah pemilik kereta maut itu?"

"Ehmm.... kalau begitu di dalam urusan ini tentu ada hal yang tidak beres" seru Tan Kia-beng kemudian sambil mengangguk.

Mendadak kakek tua berjubah hitam itu angkat kepalanya tertawa terbahak-bahak dengan seramnya.

"Lo hu yang bertempat tinggal diperkampungan Cui-cu-sian selama puluhan tahun lamanya tidak pernah ikut campur dengan urusan dunia lain, tidak kusangka ternyata ada orang yang tidak mau melepaskan diriku. Hmmm, loohu mau lihat siapakah sebetulnya bajingan yang sudah mengacau urusan ini dari tengah."

Di tengah suara tertawanya yang amat menyeramkan tubuhnya meloncat ke atas kemudian bagaikan segulung asap hitam dengan amat cepatnya melayang dari atas ke para jago, di dalam sekejapnya dia sudah lenyap tak berbekas.

Mendadak dalam hati Tan Kia-beng berkelebat suatu ingatan dengan cepat dia berteriak, "Hey orang tua tunggu dulu, aku ada perkataan yang hendak kutanyakan kepadamu."

Pendekar Bayangan Setan (Khu Lung)Where stories live. Discover now