🐟 35 🐟

5.1K 604 245
                                    

Di pagi buta yang sangat gelap dan dingin, Shani terbangun dengan wajahnya yang banjir oleh keringat.

Ia terduduk dengan wajah panik dan nafasnya yang memburu. Lalu ia menatap ke sampingnya dimana Zee masih tertidur pulas.

Shani menyurai rambutnya ke belakang dan menahannya sambil memejamkan matanya.

Dirinya baru saja mengalami mimpi buruk terkait anak kandungnya. Ia bahkan masih belum merasa tenang setelah bangun dari tidurnya.

Shani pun turun dari kasurnya dengan tubuhnya yang bergetar hebat.

Air keran mengalir di wastafel dan ia membasuh wajahnya dengan air itu. Lalu dirinya bersandar di ujung wastafel dan berusaha menenangkan dirinya sendiri.

Setelah merasa cukup tenang, Shani keluar dari dalam kamar mandi dan meraih ponselnya.

Ia menghubungi anaknya lagi melalui saluran telfon. Namun hasilnya tetap sama, handphone anaknya belum aktif dan ia tidak bisa menyambungkan telfon itu.

Shani kalut dengan keadaan saat ini. Mimpi itu, mimpi yang sangat jelas jika Christy pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya.

Jantungnya berpacu dengan cepat bersamaan air matanya yang mulai mengalir.

Karna sudah tidak tahan lagi, Shani nekat akan keluar dari rumah itu.

Saat matahari mulai naik, ia keluar dari kamarnya dengan pakaian rapih. Cio yang curiga melihat gerak gerik sang istri pun menghampiri nya

"Mau kemana kamu?" Tanya Cio di belakang punggung Shani

Sedangkan Shani langsung membalikkan badannya

Ia menggenggam tangan Cio dan memohon padanya
"Mas tolong izinin aku keluar plis.. Sampe sekarang anak buah kamu belum nemuin Angel kan? Biarin aku ikut nyari dia mas"

Cio menggeleng tegas
"Ga, kamu ga akan kemana-mana. Sebentar lagi anak buah aku pasti nemuin Angel. Kembali ke kamar" Titahnya

Cio yang baru melangkah pergi dibuat berhenti dengan ucapan yang dilontarkan oleh Shani

"Aku mimpi dede ninggalin aku mas. Dia ninggalin aku untuk selamanya" Ucap Shani dengan lirih dan matanya yang sudah banjir oleh air mata

Tubuh Cio menegang dan kaku. Seketika ia juga takut dengan keadaan Christy saat ini. Anak buahnya pun belum mendapat kabar soal Christy.

"Dari semalem aku khawatir sama dede mas. Perasaan aku ga karuan mikirin dia" Ucap Shani lagi yang semakin lirih

Cio pun beranjak menjauhi Shani tanpa mau mengizinkan nya untuk keluar dari rumah sesuai permintaan istrinya itu.

Dengan kecewa dan pasrah Shani kembali masuk ke dalam kamarnya.

Ia termenung menatap lurus ke luar jendela kamarnya. Pikirannya dikuasai oleh anaknya yang belum juga ia temukan sampai sekarang.

Seorang gadis yang semalam menemaninya tidur pun bangun dengan mengerjapkan matanya berkali-kali.

Ia melihat bundanya yang tengah melamun di depan jendela. Setelah mengumpulkan nyawanya, ia mendekati bundanya itu dan memeluknya dari belakang.

"Bunda mikirin apa?" Tanyanya dengan menaruh dagu nya di bahu sang bunda

Shani mengusap pelan kepala Zee
"Ngga mikirin apa-apa ko. Zizi mandi dulu gih nanti kita sarapan bareng. Mau bunda masakin apa?" Tawarnya dengan tersenyum manis

"Apa aja yang penting masakan bunda" Jawabnya sambil melirik bundanya dari samping

Lalu Shani mengecup keningnya lembut "Dah mandi sana, bunda mau masak"

DIA, BUNDAKU? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang