Hari ini adalah hari pengambilan rapot Christy. Tapi anak itu menolak untuk ikut ke sekolahnya. Padahal Shani ingin mengajaknya ke kantor setelah pengambilan rapot itu selesai agar ia tidak bosan di kantornya.
Hasil nilai ujian Christy sangat memuaskan hingga ia menjadi juara kelas yang mendapatkan peringkat satu di kelasnya itu.
Tentu saja Shani sebagai bundanya sangat merasa senang sekaligus bangga dengan pencapaian anaknya.
Seusai menerima rapot anaknya, ia langsung bergegas menuju kantornya.
"Eh astaga" Shani terkejut saat membuka pintu ruangannya sebab ia langsung dihadapkan dengan Jinan yang berdiri tegak di balik pintu tersebut
Shani geram dengan mengepalkan tangannya ke depan muka Jinan.
"Huuhhh kebiasaan lo!" Kesalnya lalu melangkah ke meja kerjanya
"Ya sorry dehh.. Lagian lu lama bener, udah mepet nih mau meeting. Yang lainnya udah kumpul di ruang meeting tau" Ucap Jinan
"Iya iya, yauda ayo cepet" Balas Shani seraya meninggalkan Jinan
"Lah ditinggal nih gue? Oi Shaneee, tungguin woi"
Skip
Siang ini Shani seperti kehilangan semangat bekerjanya. Ia ingin sekali me-recharge energinya. Satu-satunya yang bisa mewujudkan itu hanyalah bayi gemasnya.
"Huufftt capek banget ih" Gerutu Shani sambil menyandarkan punggungnya ke kursi
"Dedek bobo siang ga ya? Kalo minta mami anterin dia kesini mau ga ya?" Tanyanya pada diri sendiri
Baru saja Shani akan menyalakan handphonenya, tiba-tiba saja ada yang masuk ke dalam ruangannya dengan membuka kasar pintunya.
"Huuuaaa.. bundaaaaa" Tangisan Christy terdengar nyaring di ruangan itu
Shani pun tersentak kaget dan mengangkat kepalanya. Christy langsung menubruk memeluk bundanya dengan tangisannya yang belum reda.
"Huuaa bundaa.. hikss.. hikss"
Shani yang masih belum tau apa-apa hanya mengusap punggung Christy dengan lembut.
Ia pun perlahan berdiri dengan mengangkat tubuh anaknya untuk di gendong.
"Maaf bu, tadi non Christy-"
"Gapapa pak ditinggal aja" Potong Shani saat supir keluarganya datang ke ruangannya
Supir tersebut pun keluar dari ruangan Shani seraya menundukkan kepala.
Shani mengayun-ayunkan Christy di gendongannya sambil sesekali mengecup kepala belakang Christy.
"Huuuaa, hiks.. hiksss.."
"Ehh ko nangis lagi si. Dedek kenapa? Cerita sama bunda, ko dateng-dateng nangis gini, hum?" Ucap Shani lembut dengan mengusap pelan punggung Christy
"Ta-tadi di ru-mah dedek d-di ma-rahin o-oma bun-da hikss.. hikss" Ucap Christy terbata-bata karna isakan tangisnya
Shani menyatukan alisnya dengan ekspresi bingung.
"Dimarahin sama oma? Kenapa dedek dimarahin oma? Bilang sama bunda"
Christy menggeleng
"Gapapa sayang, bilang aja sama bunda"
"Takut" Cicit Christy seraya mengeratkan pelukannya
"Kan ada bunda, coba bilang pelan-pelan sama bunda"
Christy pun mengangkat kepalanya dari bahu Shani dan menatap bundanya itu.
Lalu pandangannya beralih ke liontin kalung Shani yang ia mainkan dengan kedua tangannya.
YOU ARE READING
DIA, BUNDAKU? [END]
FanfictionSeorang ibu yang kehilangan anak semata wayang nya dan sangat rindu dengan panggilan "bunda" untuk dirinya Selengkapnya bisa kalian baca aja ya luuvv <3