🐟 34 🐟

3.1K 448 47
                                    

Pria paruh baya itu langsung menghubungi anak buahnya untuk menghalangi Shani yang sedang dalam perjalanan.

Ia tak akan membiarkan wanita yang masih berstatus istrinya itu pergi begitu saja.

Setelahnya ia keluar dari kamarnya dengan setelan rapih dan langsung mengendarai mobilnya untuk menyiapkan tempat dimana ia akan menyembunyikan Shani.

Disisi lain

Seorang gadis yang baru saja bangun dari tidurnya sedang termenung dengan menatap langit kamarnya. Ia memutuskan untuk menyewa hotel beberapa hari ke depan.

Lokasinya sangat jauh dari orang-orang sekitarnya. Bahkan beda kota.

Ia menghela nafasnya kasar
"Huuh.. kenapa jadi gini sih?"

Lalu ia bangun untuk duduk dan sekejap memejamkan matanya karna pusing yang menyerang tiba-tiba. Mungkin itu efek dari dirinya yang kehujanan dan juga terlalu lama menangis hingga ia tertidur.

Ia menyurai rambutnya ke belakang lalu menoleh ke arah handphone yang ia letakkan disamping bantal.

"Kangen bunda" Batinnya

Dengan meyakinkan dirinya ia mengaktifkan handphone nya yang dari semalam ia nonaktifkan.

Ketika hp itu menyala banyak sekali telfon dari sang bunda yang menghubunginya. Bahkan kiriman pesan dari bundanya pun tidak terlewatkan.

Perlahan air matanya luruh kembali, lalu ia meletakkan lagi handphone nya dan pergi ke kamar mandi.

-------------------------------------------------------------

Para anak buah Cio sudah berhasil membawa Shani ke lokasi yang sudah di berikan oleh bos nya itu.

Cio menyuruh anak buah nya untuk melepaskan Shani dan menyuruhnya untuk pergi meninggalkan mereka berdua.

Shani menatap lelah sang suami di hadapannya

"Mau apa lagi mas?"

Yang ditanya bukannya menjawab justru mendekati wanitanya dan memeluknya erat.

Ia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang istri untuk mencari kenyamanan.

Shani bergeming dengan tubuh tegaknya yang tak membalas pelukan itu sama sekali.

"Aku harus cari anakku mas" Ucap Shani lagi

Cio menggeleng pelan

Lalu Shani melepaskan tangan Cio yang melingkar di pinggangnya dan menjauhkan wajahnya dari ceruk lehernya.

Shani bisa melihat bagaimana sorotan mata tegas yang dimiliki oleh suaminya kini berubah menjadi sorotan yang sedih dan penuh penyesalan.

"Mass, tolong jangan membuat ini semakin rumit. Aku mau cari Angel, aku khawatir sama dia mas. Aku takut dia kenapa-napa" Ucap Shani dengan emosional

"Aku tau sayang. Biarin anak buah aku aja yang cari Angel ya. Aku mau kamu tetep disini" Balas Cio dengan menggenggam kedua tangan Shani

Tapi Shani melepaskannya dengan kasar dan menuju pintu rumah untuk keluar. Namun, saat ia akan membukanya ternyata pintu itu terkunci.

"Ck" Decaknya lalu berbalik menatap Cio

Sebelum ia berucap, suaminya sudah lebih dulu berbicara

"Aku ga akan biarin kamu keluar dari rumah ini. Kamu akan menetap disini sampai aku bisa menemukan Angel.  Disini kamu akan dijaga oleh beberapa anak buah aku dan aku juga akan kesini di waktu tertentu"

Shani mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat. Lalu ia mendekati suaminya lagi dan menatapnya dengan tatapan menahan amarahnya.

"Kamu beneran gila ya? Aku cuma mau cari anak aku aja sampe kamu larang? Oke fine, tapi kalo sampe anak buah kamu itu ga nemuin Angel juga, aku tetep turun tangan buat cari anak aku sendiri" Pungkasnya dan langsung membanting pintu kamar

DIA, BUNDAKU? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang