28.

1K 37 0
                                    

Setelah kembali dari rumah Guinevere, Lyona kembali menemui Jeremy.

"Aku pulang," ucap Lyona saat memasuki kediamannya. Lyona tidak jadi untuk pergi ke ruang pengobatan, karena Jeremy sudah ada diruang tamu. "Kenapa kau ada disini?" tanya Lyona.

"Aku sudah sembuh, aku tidak betah terlalu lama berbaring." Balas Jeremy lalu dibalas anggukan oleh Lyona.

"Kak James ada dimana? Aku ingin memberitahu tentang yang kemarin," ucap Lyona.

"Aku tidak tahu, aku baru saja keluar." Sahut Jeremy.

Lyona menghela nafas panjang, ia masih merindukan ayahnya. Dan sekarang ia juga harus memberi tahu pada ibu dan kakaknya, "Aku tidak yakin kalau aku bisa menceritakan kembali kejadian kemarin." Gumam Lyona.

Jeremy yang tidak sengaja mendengarnya pun menaikkan satu alisnya bingung, lalu punya ide untuk meledeki Lyona lagi. "Ekhmm, aku akan membantumu untuk menceritakannya, tapi ada satu syarat."

"Apa syaratnya?" Tanya Lyona.

"Kau harus mau menikah denganku bulan depan, bagaimana?" Ucap Jeremy sambil mengelus pipi Lyona.

Lyona sudah tidak bisa marah lagi saat ditanya seperti itu, dirinya sudah lelah karena selalu saja diledeki oleh Jeremy. "Tidak terimakasih, aku akan menceritakannya sendiri."

"Kenapa kau tidak marah? Biasanya kau marah, ayolahhh marah saja tidak apa-apa." Jeremy merengek meminta Lyona untuk marah padanya, aneh sekali.

Lyona hanya menggelengkan kepalanya, tidak habis pikir dengan tingkah Jeremy yang layaknya anak kecil.

"Kau tidak kembali ke kediamanmu? Pasti ayahmu kesulitan untuk menyelesaikan tugas yang menumpuk." Secara tidak langsung, Lyona mengusir Jeremy untuk jauh-jauh darinya supaya tidak ada yang curiga jika setiap hari Lyona pergi keluar.

Jeremy berpikir sejenak, "Eummm aku tidak ingin pulang, aku tidak mau jauh darimu. Mau kau usir aku sampai ribuan kali pun aku akan tetap kembali lagi kesini."

Lyona hanya mengerucutkan bibirnya setelah mendengar penuturan Jeremy. Tapi hanya sebentar, sebab James akhirnya menampakkan dirinya.

"Kakak! Apa kau baik-baik saja?" Lyona pun berhambur kedalam pelukan James. James hanya mengangguk disertai senyuman.

"Apakah kau menemukan ayah saat di kediaman itu?" Tanya James.

Lyona tidak bisa berkata apa-apa, lidahnya terasa kelu untuk dipakai berbicara. Alhasil Lyona hanya menggelengkan kepalanya saja.

"Aku tidak berhasil menyelamatkan ayah, maafkan aku." ucap Lyona dengan suara yang sangat kecil sambil menunduk.

"Aku tidak mendengar apa yang kau ucapkan, janganlah menunduk saat berbicara dengan orang." James pun akhirnya mengangkat dagu Lyona supaya Lyona tidak menunduk lagi. Tapi James malah heran karena mata Lyona berkaca-kaca.

"Aku bilang aku tidak bisa menyelamatkan ayah, aku minta maaf." Lyona pun tidak tahan akhirnya terisak didalam pelukan James.

James pun terdiam mendengarnya, tidak mungkin ayahnya sudah meninggal. "Tidak Lyona, ayah tidak mungkin meninggalkan kita berdua. Aku tidak ingin ayah pergi."

"Tapi itulah kenyataannya kak, aku memang payah karena tidak bisa menyelamatkannya dari iblis itu." Lyona tidak berani untuk mengucapkan jika dirinya lah yang sudah membunuh ayahnya, tapi itulah satu-satunya jalan yang memang harus dia ambil.

"Iblis? Apa yang kau maksud iblis?" James pun mengurai pelukannya dengan Lyona lalu menatapnya dengan tatapan bertanya.

"Ayah dikendalikan iblis, dan aku membunuhnya."

Second Life Lyona [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang