13.

2.6K 84 0
                                    

Setelah perbincangan mereka berdua selesai, Antonio pun kembali ke ruang tamu. "Yang Mulia, lebih baik anda menginap disini saja dahulu. Anda pasti lelah dengan perjalanan anda menuju kemari."

Jeremy masih berpikir untuk menginap atau tidak. "Baik, aku akan menginap semalam disini."

"Baik Yang Mulia, saya akan meminta pelayan untuk menyiapkan peraduan untukmu dahulu Yang Mulia." Antonio membungkuk hormat lalu pergi lagi meninggalkan Jeremy dan Lyona berdua.

"Aku akan menginap semalam disini jadi aku ingin menghabiskan waktu untuk memandangi dirimu Lyona." Jeremy mengucapkan kalimat itu yang membuat Lyona melotot kaget.

Mengapa dia menginap disini? Aku jadi tidak bisa bergerak bebas. Huh menyebalkan sekali orang ini. Batin Lyona sebal dengan sikap Jeremy yang sekarang. Tapi bukankah harusnya dia merasa senang karena Jeremy sudah mencintainya?

Tanpa Lyona sadari, pipinya menjadi merah mungkin salah tingkah dengan ucapan Jeremy.

"Pftt pipimu memerah Lyona." Jeremy terkekeh geli melihat pipi Lyona yang semakin merah. "Lyona, aku ingin mandi. Tubuhku terasa sangat lengket karena tidak mandi sedari kemarin." Jeremy merasa sepertinya dia harus mandi jika ingin berdekatan terus dengan Lyona.

"Mari aku antar." Lyona bangun dari duduknya lalu memimpin jalan kekamar mandi seperti pemandu wisata. Jeremy hanya tersenyum melihat tubuh Lyona yang berada lebih pendek dibawahnya. Lucu sekali  hanya itu saja kalimat yang terlintas dibenaknya.

"Sudah sampai Pangeran, silahkan anda masuk."

"Bagaimana jika kau menggosok punggungku. Oh atau kau menemaniku mandi." Jeremy bergurau untuk membuat pipi Lyona semakin Merah. "Yang benar saja Pangeran, kita saja belum menikah." Lyona menanggapinya serius.

"Haha aku hanya bergurau Lyona. Mengapa kau menanggapi serius? Apa kau benar ingin menemaniku?" Jeremy semakin menggoda Lyona.

"Pangeran jangan seperti itu, kau sangat tidak sopan Pangeran." Lyona dengan ringan mengatakan jika Jeremy tidak sopan. Jeremy tidak marah, bahkan dia senang jika Lyona mengatainya. Aneh sekali!

"Hehehe baiklah aku mandi, kau tunggu aku. Aku tidak tahu jalan kembali." Lalu hanya dibalas anggukan oleh Lyona.

Setelah Jeremy masuk kamar mandi, Lyona terlihat sangat kesal dengan Jeremy. "Dasar, Pangeran cabul." umpat Lyona.

10 menit...

20 menit...

30 menit...

"Sedang apa dia didalam, mandi saja lama sekali. Kakiku sangat pegal menunggunya selesai mandi. Jika saja dia bukan Pangeran, sudah aku tinggalkan dia disini." Kesal Lyona. Setelah menggerutu, pintu kamar mandi terbuka. Menampakkan Jeremy yang hanya memakai handuk saja untuk menutupi tubuh bagian bawah. Dan yang pasti Jeremy bertelanjang dada.

"Astaga Pangeran!" Sontak Lyona menutup matanya karena Jeremy hanya memakai handuk.

"Aku lupa untuk bawa baju. Baju ku yang ini sudah kotor, bisakah kau meminta baju baru untukku?" Jeremy berkata demikian seperti menyuruh seorang pelayan.

"Baik, aku ambilkan sebentar." Lyona kesal lalu meninggalkan Jeremy sendirian dikamar mandi. Memangnya dianggap apa dirinya oleh Jeremy? Apakah dimata Jeremy, Lyona ini seorang pelayan? Pangeran aneh.

Lyona meminta seorang pelayan untuk mengambilkan baju baru milik ayahnya untuk Jeremy. Dia tidak perlu meminta izin ayahnya, ayahnya juga pasti akan mengerti dan dengan senang hati memberikan bajunya kepada Jeremy.

"Ini bajunya Nona." Pelayan itu pun menyodorkan baju itu ke Lyona. "Terimakasih, aku pergi dulu."

Lyona kembali menemui Jeremy di kamar mandi. "Pangeran, aku sudah membawakan baju untukmu."
Jeremy pun keluar dengan rambut yang masih basah."Ah terimakasih, aku pakai dahulu."

Second Life Lyona [End]Where stories live. Discover now