07.

3.5K 139 0
                                    

Pintu gerbang kediaman Hilter pun dibuka oleh prajurit yang berjaga. Kereta kuda yang Lyona naiki telah tiba di kediaman Hilter.

"Selamat datang Nona." Sambut pelayan depan pintu masuk.

Lyona mengangguk sambil tersenyum ramah. Lorong istana yang dominan biru dan emas membuat Lyona sedikit terpesona akan keindahannya.

"Selamat datang Nona. Saya sangat senang anda berkunjung kemari." Ucap seorang wanita paruh baya yang sedang tersenyum ramah menyambut kedatangan Lyona.

"Ah, Nyonya Lucy. Senang juga bertemu dengan anda." Lyona sedikit terkejut dengan keberadaan Ibu Vanessa yang tiba tiba muncul entah darimana.

"Kedatanganku kemari karena aku ingin bertemu dengan Vanessa. Sudah lama sekali kami tidak bertemu." Vanessa menjelaskan tujuan dirinya kemari sebelum ditanyai oleh Lucy.

"Ah begitu rupanya. Kalau begitu mari ke ruang tamu. Duduklah dahulu kau pasti lelah kan?" Lyona mengangguk setuju lalu mengekori langkah Lucy.

"Tunggu sebentar ya Lyona. Aku panggilkan Vanessa dahulu." Lucy beranjak meninggalkan Lyona. "Kau buatkan minuman untuknya ya." Lucy menyuruh seorang pelayan untuk membuatkan minuman Lyona. "Baik Nyonya." Pelayan itupun langsung bergegas kedapur.

Lucy bergegas menuju peraduan Vanessa. Saat telah sampai depan peraduan Vanessa, Lucy mengetuk pintu.

Tok tok tok

"Vanessa, Lyona ingin menemuimu. Dia sudah menunggu dibawah." Setelah mengatakan itu, pintunya pun terbuka. Nampak Vanessa yang penampilannya sangat kusut karena baru bangun tidur.

"Kenapa Ibu? Aku masih mengantuk. Hoaaaa." Vanessa menguap sangat sangat lebar.

"Lyona ingin menemuimu Vanessa. Cepat pergi mandi dan bersiap." Lucy menggelengkan kepala melihat anaknya yang selalu bangun siang tengah hari bolong.

Mendengar nama Lyona disebut, membuat mata Vanessa membelalak kaget. Dia tidak menyangka kalau Lyona akan berkunjung ke kediamannya.

"APA? LYONA? UNTUK APA DIA KEMARI?" Batin Vanessa terkejut.

"Vanessa cepat mandi kenapa malah terdiam saja hah?"

"Ah, tidak apa bu. Baiklah aku mandi." Vanessa langsung menutup pintu peraduannya lalu bertanya tanya untuk apa Lyona kemari? Apakah dia ingin melihat dirinya? Oh tidak, ini adalah bencana bagi Vanessa.

Karena pada malam sebelumnya....

"Kalian telah dibohongi oleh dia!"

"Kau harus dibunuh Lyona!Karena kau telah bersekutu dengan iblis!"

"Kumohon jangan bunuh aku semuanya hiks.."

"Bunuh dia! Atau kita semua yang ada disini akan mati dibuat olehnya."

Vanessa memimpikan kejadian mengerikan hari itu.

Hari ini Lyona berkunjung ke kediamannya. Untuk apa Lyona kemari? Apa tujuan dia?

Vanessa harus terlihat polos dan terlihat tidak tau menau. Dan Vanessa harus terlihat anggun seperti anak baik baik.

******

Vanessa menuruni anak tangga untuk kebawah. Dia melihat sudah ada Lyona dan Ibunya yang sedang berbincang bincang. Jujur saja untuk sekarang ini Vanessa terlihat gugup untuk menemui Lyona. Seharusnya dia senang karena bertemu teman lamanya.

Saat sudah sampai di anak tangga terakhir, Vanessa menyapa Lyona dengan ramah.

"H-halo Lyona, apa kabar? Sudah lama sekali kita tidak bertemu." Ucap Vanessa berbasa basi.

"Oh Hai Vanessa. Bagaimana kabarmu." Lyona kembali bertanya.

"A-aku baik." Balas Vanessa.

Lyona melihat wajah gugup Vanessa pun terkekeh dalam hati. Lyona sudah yakin pasti Vanessa akan mengingat kejadian hari itu. Karena Lyona sudah bersumpah, jika dirinya hidup lagi maka semua orang yang terlibat dengannya akan mengingat kejadian itu. Termasuk Putra Mahkota juga.

"Vanessa, aku ingin ke kamar kecil. Bisakah kau mengantarku?" ucap Lyona disertai seringai tipis.Lyona meminta Vanessa mengantarnya ke ruangan tertutup yang hanya ada dirinya saja dan Vanessa.

"B-baiklah, mari." Vanessa bingung kenapa sedari tadi dia berucap selalu saja terbata bata? Menyebalkan sekali.

Setibanya di kamar kecil, Lyona mengajak Vanessa juga untuk masuk. Lalu mengunci pintunya.

"Kenapa dikunci pintunya Lyona?" Vanessa panik karena dirinya sekarang berada terlalu dekat dengan Lyona.

Lyona melihat wajah panik Vanessa lalu berucap "jangan panik seperti itu Vanessa. Kau pasti mengingat kejadian itu bukan?"

"Hah?" beo Vanessa.

"Jangan pura pura tidak tahu. Aku yakin kau pasti mengingatnya." Lyona terus mendesak Vanessa.

"Apa maksudmu Lyona?" Keringat dingin Vanessa bercucuran.

"Baiklah, bagaimana dengan ini?" Lyona menarik kerah bajunya kebawah untuk memperlihatkan garis merah yang ada di lehernya.

Vanessa terdiam melihat garis itu. Bukankah seperti bekas tebasan pedang? Tapi bagaimana bisa?

"Kenapa kau terdiam Vanessa? Kau yang memfitnahku dan membuatku mati terbunuh." Jelas Lyona.

"Aku tidak mengerti dengan maksudmu Lyona." Vanessa masih terus mengelak.

"Baiklah, suatu saat nanti kau akan mengingat semua nya." Lagi lagi seringai menyeramkan terkukir di wajah Lyona.

******
Lah ngapa jadi Lyona yang keliatan kejam? Ydh lah ya ikutin alurnya aja.

Btw up nya malem soalnya baru mood😁

*menghilang

Second Life Lyona [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang