17.

1.5K 52 1
                                    

Setelah selesai membantu Veronica membereskan tumpukan barang, Lyona tidak memaksa Veronica untuk bermain dengannya. "Kakak istirahat saja ya? Jangan terlalu kelelahan."

"Baik Lyona, aku akan menuruti ucapanmu." Veronica menuruti apa saja yang Lyona katakan.

"Aku kembali dahulu ya." Lyona pamit lalu kembali ke peraduannya. Lyona berniat untuk mengambil Winter baru ke peraduan.

"Mengapa saat Putra Mahkota pulang aku merasa kesepian sekali ya? Huh sangat tidak menyenangkan." Lyona menggerutu sebab dia merasa kesepian setelah Jeremy kembali ke Kerajaannya.

"Apakah aku harus selalu mengirim surat? Atau pernikahan ku dengannya dipercepat saja? Ini membuatku sangat pusing." Lyona masih bingung dengan keputusan yang ia buat. Niat Lyona untuk mengambil Winter pun tidak jadi. Pikirannya berkecamuk sekarang ini.

"Baiklah, aku akan mengirim surat untuknya." Lyona memilih untuk menulis surat saja. 

Lyona sangat sibuk dengan kertas yang sedang ia tulis berisikan pesan untuk Jeremy. "Nah, selesai." Lyona pun memberi cap Kerajaan nya.

Setelah selesai, Lyona berjalan menuju ruangan orang yang diamanati untuk mengirim dan menerima surat untuk Kerajaan.

"Permisi, Tuan Steve aku ingin mengirimkan surat ini kepada Putra Mahkota dari Kerajaan Caphille." Ucap Lyona.

"Baik Nona, saya akan mengirimnya sore nanti." Balas orang yang bernama Steve tersebut.

"Tolong dipercepat ya." Lyona tidak sabar untuk menunggu. Jika sore ini diantar, maka sampai ke Kerajaan Caphille adalah 3 hari setelahnya. Itu sangat lama sekali!

3 hari kemudian...

Semua orang dari kalangan bangsawan hingga rakyat biasa diundang untuk datang ke pernikahan James dan Veronica.

"Selamat atas pernikahannya Kakak." Lyona memeluk James lalu bergantian untuk memeluk Veronica juga. "Beri aku adik kecil ya Kak." Lyona berbisik kepada Veronica.
Veronica hanya bisa tersenyum malu malu.

Setelah mengatakan itu, Lyona pergi meninggalkan Veronica dan James yang masih duduk di pelaminan. Matanya tertuju pada kue yang berwarna warni. "Aku lapar, sepertinya kue kue yang disana terlihat enak."

Lyona mengambil sepotong kue berwarna merah muda yang berhiaskan buah cerry diatasnya. "ENAK SEKALII!" Lyona berteriak sebab rasa kuenya yang sangat manis dan enak. Tapi semua itu hanya terasa sebentar sebelum sebuah rasa sakit pada bagian tenggorokannya mulai terasa.

"Ahhkk, s-sakit s-sekali." Napas Lyona tercekat saat berbicara, seperti ada yang mencekiknya. "T-tolong" Lyona meminta tolong tapi tidak ada yang mendengarnya. Karena tempat hidangan manis itu jauh dari tempat duduk para tamu.

Wajah Lyona membiru, sekarang dia tidak bisa menghirup udara dengan benar. Hal itu membuat Lyona sulit bernapas.

BRUK!

Tubuh Lyona terjatuh, Lyona pingsan di tempat dengan tangan yang masih memegang sepotong kue manis itu. Semua orang berbondong bondong menghampiri Lyona.

James melihat semua orang pergi ke tempat hidangan manis. Perasaan James tidak enak, dia memilih untuk ikut menghampiri. "Sayang, aku akan melihat disana ada hal apa."  Ucap James cemas. Lalu Veronica mengangguk.

James melangkah lebar untuk cepat sampai, James khawatir ada sesuatu yang terjadi. Dan benar saja! Saat James sampai disana, dia melihat tubuh Lyona yang tergeletak. James tidak melihat Lyona bernapas dan wajah yang membiru.

"Lyona, Lyona bangun!" James menepuk nepuk pipi Lyona cemas. "Lyona bangun, Lyona!"

"Apa yang kalian lihat? Cepat panggil tabib kemari!" James kesal lantaran orang yang ada disana hanya melihat saja, tidak ada inisiatif untuk menolong.

Second Life Lyona [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang