26.

1K 34 0
                                    

Klang!

Sebuah pedang menahan pergerakan pedang milik Antonio. Antonio berdecak kesal lalu menoleh kepada pemilik pedang. "Kau lagi rupanya?"

Dengan sekuat tenaga, Lyona menahan genggamannya pada pedang itu. "Iya, ini aku. Kau berurusan denganku sekarang!"

"Aku tidak ingin ada yang terluka selain aku, bagaimana jika kita berpindah tempat?!" Ucap Lyona lalu tiba-tiba sudah berpindah tempat ke taman belakang kediaman.

"Kau bisa melakukan hal itu? Bagaimana bisa?!" Antonio penasaran bagaimana Lyona bisa melakukan teleportasi.

"Aku tidak peduli, hadapi aku!" Sentak Lyona sambil merobek gaun bagian bawahnya agar bebas bergerak.

Antonio menyunggingkan senyuman miring, "Baiklah, ayo mulai."

Klang!

Klang!

Klang!

Suara dentingan pedang terdengar keras, Antonio mulai kelelahan melawan Lyona. Saat Antonio lengah, Lyona memberikan tendangan tepat dibagian kepala Antonio.

"Ugh, mengapa kau tiba-tiba kuat sekali?" Tanya Antonio sambil mengelap darah disudut bibirnya.

"Jangan bahas hal lain!" Teriak Lyona sembari menyerang Antonio bertubi-tubi. Lyona benar-benar kecewa atas semua yang dilakukan Vanessa.

Antonio terkulai lemas, banyak luka di sekujur tubuhnya. Entah mengapa Antonio tidak bisa menyembuhkan semua luka itu, sihirnya tidak mempan. Antonio terbaring dengan banyak darah yang mengalir.

Lyona yang melihatnya pun langsung menghampiri Antonio sambil menyeret pedangnya. "Aku tidak akan ragu membunuhmu sekarang. Semua rasa kecewa itu telah menyelimuti hatiku."

"Hahaha.. Apakah kau tega membunuh raga ayahmu ini?" Tanya Antonio.

"Aku tega, ini hanya raga ayahku! Jiwanya tidak ada didalamnya, yang ada hanya jiwamu sialan!" ucap Lyona sambil menodongkan pedang disamping leher Antonio.

Crash!!

Lyona langsung menebas kepala Antonio tanpa ada ragu sedikitpun. Setelahnya, menusuk seluruh tubuh Antonio untuk memastikan jika Antonio sudah sepenuhnya mati.

Lyona menusuk-nusuk tubuh ayahnya sambil terisak, "maafkan aku ayah, ini adalah jalan yang harus aku ambil hiks.."

'Tolong periksa bagian jantung-ku nak, aku memaafkanmu saat kau mengambil jalan ini.' suara itu membisiki telinga Lyona. Lyona semakin terisak saat mendengar suara itu, karena suara itu adalah suara milik ayahnya.

Lyona menghapus air matanya, ia tidak ingin larut dalam kesedihan. Lyona pun menuruti apa yang tadi ayahnya perintahkan.

Lyona menancapkan pedangnya dibagian jantung Antonio.

Tak!

Pedang Lyona terantuk oleh sebuah benda, seperti benda yang keras?

Buru-buru Lyona membuka jalan untuk mengambil benda itu, setelah diambil Lyona terkejut karena didalam jantung ayahnya tertanam sebuah kristal hitam.

"Pasti ulah orang itu, aku tidak akan membiarkan hal seperti ini terjadi lagi." Gumam Lyona sambil memegang kristal itu sangat erat.

Lyona mengangkat kristal itu tinggi-tinggi lalu membanting kristal itu hingga hancur, keluar asap hitam dari dalam kristal itu.

Tubuh Lyona lemas, ia menatap jasad ayahnya yang sudah tak berbentuk utuh lagi. Lyona memeluknya lalu tertidur dengan sangat lelap disana, tidak ada rasa takut untuk mendekati jasad orang yang paling Lyona sayangi.

Second Life Lyona [End]Where stories live. Discover now