20.

1.3K 45 0
                                    

Nara dan Tia menemui Jeremy di peraduan Lyona. Karena Jeremy sedang menyuapi Lyona makan.

Tok tok tok...

Jeremy dan Lyona menoleh kearah pintu yang diketuk, "Biar aku yang membuka." Jeremy bangkit dari duduknya lalu menuju pintu untuk membukanya.

Saat Jeremy membuka pintu, nampak dua orang pelayan yang sedang menundukkan kepalanya. "Salam Hormat kami Yang Mulia." Tia dan Nara memberi hormat.

"Ada keperluan apa kalian kemari?" Jeremy bertanya dengan nada datar.

"M-maaf Pangeran, temanku yang ingin berbicara dengan anda." Nara yang menjawab pertanyaan Jeremy karena Tia hanya menundukkan kepala tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

"Jangan bicara disini, kita bicara empat mata diruang pertemuan saja." Jeremy tidak ingin Lyona mendengar perbincangan Tia dengannya.

"B-baik Yang Mulia." Itupun masih Nara yang menjawabnya, Tia masih saja ketakutan dan sekarang Nara melihat kaki Tia bergemetar hebat.

"Kau pelayan Pribadinya Lyona bukan?" Jeremy bertanya kepada Nara lalu dibalas anggukan oleh Nara. "Kalau begitu, tolong jaga dia disini dan bujuk dia untuk makan. Aku akan  berbicara dengan temanmu dahulu." Jeremy menyuruh Nara untuk kembali melayani Lyona sebagai pelayan pribadi Lyona sebelum menjadi pelayan pribadi Winter.

"Baik Yang Mulia, saya masuk dahulu." Lalu Jeremy membiarkan Nara untuk masuk kedalam peraduan Lyona. Nara merasa senang disuruh menjadi pelayan Lyona. Nara lebih senang disuruh menjadi pelayan pribadi Lyona daripada pelayan pribadi Winter.

"Nara? Mengapa kau kemari?" Lyona heran mengapa Nara menemuinya, bukankah seharusnya dia berada di peraduan Winter?

"Saya disuruh Yang Mulia Pangeran untuk menjaga anda, karena beliau ada urusan penting." Nara menjelaskan alasannya menemui Lyona.

"Oh begitu rupanya." Balas Lyona singkat. " Nona, makanan anda baru dimakan setengah. Mari saya suapi." Nara ingin menyuapi Lyona tapi dibalas gelengan kepala oleh Nona-nya. "Nona, anda harus makan. Ini perintah Yang Mulia." Jeremy memang menyuruh Nara untuk membujuk Lyona menghabiskan makannya.

Lyona menghela napas pasrah, dia tidak mau Jeremy marah padanya karena tidak menghabiskan makannya. "Baiklah, aku makan. Tapi aku akan makan sendiri." Lyona pun mengambil mangkuk buburnya.

******

Sementara itu diruang pertemuan terdapat tiga orang disana. Ada James, Jeremy, dan Tia. Raut wajah James terlihat sangat marah sekarang.

"Jadi, apa yang mau kau bicarakan?" Jeremy bertanya kepada Tia. Tia semakin takut untuk bicara, karena tidak ada Nara untuk menemaninya. "Hei apakah kau bisu? Kalau ditanya itu dijawab!" James kesal karena Tia diam saja saat ditanyai oleh Jeremy.

"A-aku yang menaruh racun itu di kue manis yang Nona makan." Tia memberanikan diri untuk mengeluarkan suara. "Lalu? Apakah hanya itu? Kau yakin tidak ada yang menyuruhmu untuk melakukannya?" Jeremy kembali bertanya yang membuat Tia kembali ketakutan.
"Saya disuruh oleh seorang pria yang memakai pakaian serba hitam. Dia menyuruh saya untuk memberi racun itu di kue manis itu." Tia tidak punya pilihan sekarang, dia memilih untuk mengungkapkan semua hal yang terjadi.

"Tadinya saya tidak mau menerimany--" Ucapan Tia terpotong saat James menyambar ucapannya dengan kesal, "Lalu kenapa kau menerimanya?!"

"Sabar James, tunggu dia selesai bicara dahulu." Ucapan Jeremy membuat James menutup mulutnya. "Lanjutkan." Jeremy kembali menyuruh Tia untuk menjelaskan. "Saya tidak mau menerimanya karena saya tidak ingin terkena masalah, tapi dia memberi saya sekantung koin emas yang membuat saya menerimanya karena uang itu untuk pengobatan anak saya yang sedang sakit Yang Mulia." Tia menjelaskan sambil menghapus air mata yang keluar.

Second Life Lyona [End]Where stories live. Discover now