05.

4.4K 160 0
                                    

Tok tok tok..

Suara ketukan didepan pintu kamar membuat kegiatan Putri Veronica terhenti. Veronica beranjak dari ranjang untuk membuka pintu.

"Permisi Nona, saya diutus kemari untuk menjemput anda kalau anda harus bertemu dengan Yang Mulia Raja." Ucap seorang pelayan yang diutus untuk menjemput Veronica.

"Baiklah, ayo kesana." Veronica mengajak pelayannya untuk segera mengantarkannya.

Setibanya diruang kerja Raja Abryal...

"Salam hormat yang mulia, selamat pagi." Veronica menunduk hormat lalu dibalas senyuman oleh sang Ayah.

"Kenapa Ayah menyuruhku kemari? Apakah ada hal yang penting?" Veronica masih bingung kenapa dia diajak kemari. Raja Abryal pun hanya tersenyum menanggapi kebingungan Putri kecilnya.

"Aku menyuruhmu kemari karena hal yang sangat penting Veronica. Putra Mahkota dari Kerajaan Tuvinid yaitu Pangeran James melamarmu sayang." Raja Abryal menjelaskan kenapa dia menyuruh Veronica menemuinya.

Veronica tersenyum senang, karena pria yang dia idam idamkan sebelumnya sekarang ingin melamar dirinya.

"Kapan dia akan kemari Ayah?" Jujur saja saat ini Veronica sangat excited karena dia ingin segera bertemu dengan James.

"3 hari lagi sayang. Kau terlihat semangat sekali ya heheh." Raja Abryal terkekeh melihat anaknya yang sangat tidak sabar.

"Mungkin itu saja yang ingin aku sampaikan padamu Vero. Kau bisa kembali ke peraduanmu." Karena merasa tidak ada lagi yang ingin dibahas, Raja Abryal menyuruh Putri kecilnya untuk kembali.

"Baik Ayah, permisi." Veronica tersenyum sesaat lalu pergi meninggalkan ruang kerja Ayahnya.

Senyum Veronica masih mengembang disana. Dia tidak bisa sabar menunggu 3 hari lagi.

"Nona, sepertinya anda sangat senang sekali ya." Celetuk pelayan pribadi Veronica. "Iya, aku sedang bahagia. Karena Pangeran James akan melamar ku 3 hari lagi." Pipi Veronica semakin merah bak kepiting rebus setelah menyebut nama James.

******

"Nah, sudah selesai semua. Hanya tinggal berangkat saja." James tersenyum karena dia akan melamar Wanita yang dia cintai.

"Kapan kau akan berangkat Kak?" Lyona membubarkan lamunan James.

"Lyona kau mengagetkan saja. Aku akan berangkat besok. Lagipula jarak dari sini ke Kerajaan Noca hanya 24 jam perjalanan." Ucap James menjelaskan.

Lyona mengangguk paham lalu melihat barang bawaan James yang amat banyak sekali. "Kau akan membawa semua ini? Apa isinya?" Tanya Lyona penasaran dengan isinya.

"Ah,ini semua adalah hadiah lamaranku untuk Putri Veronica. Ada emas, gaun dan sepatu baru. Oh iya dan 30 ekor sapi." James menanggapi pertanyaan adiknya yang sangat kepo itu.

"Waww banyak sekali, aku jadi ingin juga dilamar seseorang." Gumam Lyona yang hanya didengar oleh dirinya sendiri.

"Baiklah Kak, aku ingin kembali ke peraduanku. Winter pasti mencariku." Lyona pergi dari sana karena sudah tidak ada hal penting lagi.

Setibanya di peraduan Lyona...

"Seingatku, Vanessa telah menuduhku bersekutu dengan iblis. Tapi aku tidak menemukan keberadaan Vanessa. Apakah dia hanya muncul saat menjelang kematianku saja? Hahhh sangat memusingkannnn." Lyona pusing memikirkan semua ini.

"Aku harus merubah semua ini, aku akan berkunjung ke kediaman Vanessa. Ya, itu harus." Lyona berambisi untuk menemui 'sahabat' nya itu.

"Mungkin besok aku akan kesana, sekarang aku ingin bersantai dengan Winter. Ya kan Winter?"

"Meoww." Winter membalas ocehan babunya.

******

"Sepertinya sekarang kau sudah jarang bermain dengan Lyona?" Tanya seorang Wanita paruh baya.

"Aku sedang malas keluar bu, aku lebih nyaman di peraduanku saja." Itu adalah Vanessa Hilter 'sahabat' Lyona.

"Hahhh, kau ini suka sekali di peraduanmu. Memang ada apa di dalam peraduanmu Vanessa?" Ibu Vanessa bertanya.

Deg!

Mata Vanessa membelalak hingga hampir keluar saat mendengar pertanyaan ibunya barusan.

"T-tidak ada apa apa k-kok bu. A-aku hanya malas saja keluar karena cuaca panas heheh." Vanessa terlihat gugup saat menjawab pertanyaan Ibu nya.

"Kau yakin Vanessa? Kau sedang tidak menyembunyikan sesuatu dari Ibumu kan?" Ibu Vanessa terlihat curiga dengan jawaban anaknya.

"Iya Ibu aku yakin. Mana mungkin aku membohongimu bu." Vanessa meyakinkan ibunya sembari tersenyum.

"Baiklah, kalau begitu Ibu ada pekerjaan lain. Sampai jumpa Vanessa." Ibu Vanessa beranjak pergi meninggalkan anaknya.

"Fyuhh,untung tidak ketahuan." Vanessa menghela napas lega saat Ibunya telah pergi.

******

Nih agak panjangan ganti yg kmrn😋

*menghilang dari bumi

*menghilang dari bumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vanessa Hilter

Second Life Lyona [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang