27. "bukan?"

188 29 3
                                    

CUNGG YANG KANGENN HEHEHEHHE

MAAF YAA SEMESTER 5 KUU AGAK BERATT JDII GAK SEMPET NULISS :)

*

"Kejam banget gak sihh kalau sampai ada kejadian begitu? "

Ila menatap Sean dengan tatapan datar, seolah tidak terpengaruh dengan video yang ditunjukkan Sean.

Video tersebut merupakan video pembunuhan anak sekolah oleh temannya sendiri.

"Udah biasa anjir, hal kayak gitu kayaknya ada banyak cuman ketutup aja sama berita artis. "
balas Ila membuat Sean mendengus.

"Simpati, Ila Simpati. " ucap cowok itu tidak terima.

"Lo pintar juga La, sejak bareng Kal, otak lo jadi encer. " nimbrung Dimas, tersenyum kecil menyadari perubahan drastis Ila.

"Gue emang pintar dari dulu, ketutupan aja sama muka cantik gue. " ucapnya centil membuat Sean mual.

"Btw, Kal gak ke sekolah? "

"Dia ketemu temennya, di IPS. " balas Dimas.

Pagi ini, hanya ada mereka bertiga. Raiden sebenarnya sudah datang, tapi cowok itu keluar sebentar untuk membeli sarapan.

"Gue curiga anjir temennya yang anak IPS itu yang jadi mata-matanya Kal. "

"Gue gak yakin kalau masih anak SMA sih. Anak SMA tuh kek masih awam banget soal beginian. "

"Dim, kayaknya lo lupa sama keahlian gue. " ucap Sean, sedikit sombong.

"Tapi anak IPS gak pernah kesorot, makanya gue gak terlalu yakin. Kalau ada orang sejenius itu, kenapa sekolah gak ngambil dia dan masukin ke top class?. " lanjut Ila, ikut membela Dimas.

"Lo gak tau aja, La. Masih banyak anak jenius di sekolah. Cuman ketutupan aja sama sifat mager mereka buat nunjukin. "

"Jeniusnya top class udah di atas Sean, kalau jenius nya yang masih jawab sambil pake bismillah mah bukan jenius namanya. Tapi keberuntungan aja. "

"Dimas? Jay? Jake? Lo gak lihat mereka? "

"Bertengkar lagi lu berdua? Ila, lo balik ke meja lo sekarang. "

"Meja gue disini Jay! "

Ila tidak akan tertindas lagi oleh Jay.
Pokoknya dia tidak boleh mengikuti perintah Jay, apap-

"Ke tempat Dimas sekarang! Atau- "

"Oke"

Untuk sekali ini, Ila menyerah. Besok- besok mungkin ia akan melawan.

*

"Jadi beneran dia, Jun? "

"Menurut lo? "

"Bukan? "

"Alasan lo? "

"Terlalu bodoh? Dia gak mungkin mikir sampai sejauh itu. "

"Tapi semua bukti ke arah dia semua, Kal. "

"Dan lo percaya? Bukti pencurian soal itu mengarah ke gue semua. Tapi bukan gue kan? Lo gak ingat? "

"Lo mau gue periksa ulang? "

"Gak usah, yang ini bisa gue analisis dulu. Btw ucapan gue juga gak belum bener. Soalnya masalah Ila yang mencuri itu gue aja masih sempat salah. "

XII IPA 6 | 02L [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang