6. Ha?

772 167 0
                                    

*

Sean berlari memasuki kelas yang untungnya masih terbuka karena Raiden ternyata belum balik. Sekelasnya itu sedang bermain game di meja guru menikmati kencangnya jaringan wi–fi.

"Lo gak balik sama Jay? "

"Gue bawa motor, " balas Raiden lalu kembali fokus dengan gamenya. Mengabaikan Sean yang entah mencari apa di laci mejanya.

"Lo liat kertas ujian top class yang sengaja gue simpen di sini gak? "

"Gak lah anjir, "

"Lah kok bisa lu ambil? Kan tadi kita ujiannya pake komputer. "

"Filenya gue masukin tadi ke fd gue. Terus gue print di tu. "

Raiden mengangguk paham. "Pinter juga lu, tadi Jay sih yang ke meja lo. Numpang duduk, coba tanyain.  "

Tadi udah gue tanyain di parkiran, tapi dia gak liat.

Raiden mengdikkan bahu, "kalo gitu gue udah gak tau. " ucapnya, lalu teringat ucapan Sean tadi membuat cowok itu kembali menghentikan permainan gamenya. "Lah kan filenya masih ada di fd lu,  "

Sedetik kemudian Sean tersadar dengan kebodohannya. "Lah iya anjir! "

"Tolol! "

Sean mencebik lalu mengacungkan jari tengahnya.

*


Ila lupa kapan terakhir kali merasa sekhawatir ini, walaupun pengumuman lulus masuk top class masih belum ada infonya, tapi ia sudah measa panas dingin.

Ia khawatir, ini harapan terakhirnya agar mama tak lagi membading‐bandingkannya.

"Lo bakalan lolos, yakin deh. " Ucap Sean di balik telepon.

"Gue gak yakin, "

"Yakin aja udah, lo pinter La, lagian juga menurut lo, lo udah jawab dengen bener kan? "

"Pala lo! Yang gue yakin jawabannya bener tuh cuman 10 nomor doang. Yang lainnya ngarang, soalnya susah banget asli. " gerutu cewek itu, "heran deh gue, si Kal makan apaan yak bisa lolos. Mana nilainya paling tertinggi iya gak sih? "

"Udah gak usah ngegosipin orang lain, tidur lo. "

"Lah, siapa yang ngegosipin anjir, gue justru kagum. "

"Iya iya serah lo deh, gue pen tidur, gue matiin ya. "

Ila mendengus, padahal ia butuh Sean untuk melupakan kekhawatirannya tadi.

**

Kal tak berbohong tentang dirinya yang mempunyai firasat buruk tentang ujian top class ini.

Ia seharusnya tak boleh berburuk sangka, apalagi…

Ah sudahlah. Mungkin hanya perasaannya saja.

Ujun
Kal, lo tau Sean salah satu anak direktur sekolah kan? Papanya emang ditangkep sekarang tapi mamanya salah satu direktur sekolah yang lumayan tenar.
G

ue jadi kepo, kok bisa anak berpengaruh begitu bisa masuk ke kelas buangan?

Kal
Jake, dia juga anak berpengaruh di sekolah.
Yang gue bingungin anak‐anak berpengaruh itu kenapa dibuang ke kelas yang dibenci orang?

Ujun
Mau gue selidikin gak?

Oh iya, soal Jay
Dia yang ngebobol cctv asli soal si pencuri beneran itu.

Dia tau siapa pelakunya.

Kal
Biarin aja, gue udah lupa sama kasus itu.

Ujun
Lo gak kepo pelakunya siapa?

Kal
Gak

Ujun
Padahal pelakunya ada di dekat lo sekarang

Kal
Ha?

Kal tak paham, tapi… jika memang benar maka pelakunya siapa?

Tidak mungkin salah satu teman sekelasnya kan?

Tapi ia tak memiliki teman dekat sekarang selain mereka.

Ujun
Gak usah dibawa pusing
Kalo gie udah tau teka‐teki kelas lo, baru gue kasih tau.

Bye, salam ya ke mama lo

Kal
Ajg

*

Raiden meremas kertas di depannya, "anjing! " umpatnya.

"Ngomong kasar terus, hati‐hati mulut lo bau azab. " Dimas menyindir, lalu kembali berbaring.

"Hahahaha ini nilai apa nomor sepatu? Kecil amat. " suara Ila mulai terdengar. Raiden mendengus sebal, "diam lo monyet! Nilai lo juga cuman dapat 30. "

"Gak papa, gue juga capek nilai 100 terus. " ucapnya dan dibalas cibiran oleh  Raiden. "


Anjir si Kal dapet 100, " seru Kai, Ila dan Raiden langsung mendekat.

Ila yang heboh langsung mengambil kertas ujian yang berada di tangan Kai.

"Otak lo terbuat dari apa Kal? " Ila menyentuh kepala Kal. "Ya otak, sel saraf… " jawab Kal agak ragu. Ia belum pernah mendapat perhatian seperti ini hanyaa karena nilai. Ia jadi merasa agak canggung. 

"Jake dapat berapa? " Raiden menoleh ke Jake. Jake hanya mengedikkan bahu. "Yang penting lebih tinggi dari lu. "

"Dih anjir! " Raiden mencibir kesal.

"Jay dapat berapa? "

Jay tertawa, "ya kayak biasanya. "

Sean yang bertanya hanya mengangguk saja.

"Ini gue harus remed gitu? " Dimas menyahut.

"Ya harus lah goblok! "

"Padahal dikit lagi nilai gue sampe standar. " keluh cowok behoodie itu. Dimas sedang flu, jadi Jay tak memarahinya karena telah memakai hoodie di dalam kelas.

"Kal, lo gak mau jadi tutor buat kita? " usul Ila.

"Gue gak sepintar itu… "

"Jangan dipaksa anjir, mending lo ikut les les aja. " ucap Kai mengambil kertas ujian yang masih berada di tangan Ila lalu memberikannya kepada Kal. "Yok makan, laper gue. "

"Btw hari ini juga pengumuman hasil ujian top class. "

"Anjing tangan gue langsung dingin! "

*

XII IPA 6 | 02L [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang