9. Bertiga

682 148 3
                                    

*

Kal
Share a location
Alamat rumah gue

Dimas
Maksud lo?

Kal
Gue mau bicara soal masalah di kelas
Kai juga gue undang

Dimas menyimpan handphonenya dalam tas, rumah Kal tidak terlalu jauh dari sekolah. Ia mungkin bisa saja meminta Jay yang kini sedang menshoot bola ke dalam ring untuk mengantarnya. Tapi sepertinya pertemuan mereka harus dirahasiakan dulu. Cukup masalah Kai saja membuat kelasnya terasa panas hari ini.

"Mau kemana? "

"Balik, nenek gue udah nelpon. " balas Dimas.

"Mau gue anter? " Jay tahu jika Dimas tak membawa kendaraan hari ini.

"Gak, masih ada Kal di depan. "

Jay mengangguk, kemudian mengambil sebotol air mineral.

"Kalau chat lo di balas Kai, suruh besok ke sekolah. Dia bisa aja dikeluarin dari top class kalau besok masih gak ke sekolah. "

Dimas mengangguk. "Gue duluan. "


*

Dimas mungkin merasa tak terlalu dekat dengan Kal, tapi tetap memberikan pesan kepada teman sekelasnya itu agar menjemputnya. Toh Kal mau-mau saja, bahkan laki-laki itu datang 5 menit setelah Dimas mengirim pesan tadi.

"Lo yakin Jay gak curiga? "

"Gak, Jay anaknya gak kepoan. "

Kal mengangguk, mengendarai motornya kembali ke rumah. Mama dan Al tidak ada, adimnya itu memiliki jadwal periksa hari ini makanya Kal berani mengundang teman-temannya ke rumah.

"Kai belum datang, katanya sih udah di jalan. " ucap Kal membuka pintu utama mempersilahkan Dimas masuk.

"Di rumah gak ada siapa-siapa, jadi gak usah canggung amat. "

"Sebenernya kita gak sedekat ini kan sampai lo harus ngundang gue datang kerumah lo buat bahas masalah… "

"Kita gak perlu dekat cuman buat bahas masalah sekolah, yang kita butuhin itu informasi yang bisa bikin kita tahu siapa di balik jebakan ini. " Dimas agak tercengang ketika Kal memotong ucapannya. Ia menatap Kal dengan tatapan yang tak Kal ketahui, tapi yang jelas Dimas sepertinya tak seberbahaya teman sekelas lainnya sehingga ia berani seperti ini.

"Lo mau minum apa? " tanya Kal.

"Lo ngebawa gue kesini karena lo tau kan gue gak ada pengaruh apa-apa di sekolah? " Kal menatap Dimas yang sepertinya tak menjawab pertanyaannya tadi.

"Salah satunya itu, tapi masih ada ribuan alasan lain gue percaya sama lo. Salah satunya, mata lo. Mata lo gak pernah bisa bohong. "

Dimas tersenyum miring, "Gue bukan anak baik Kal. "

"Gue juga, " balas Kal.

"Jadi lo mau minum apa? " tanya Kal kembali.

"Lo gak berubah fikiran? " Dimas kembali bertanya membuat Kal menghela napas.

"Lo kayaknya haus jadi mending minum dulu baru kita bahas permasalahan ini. Kai juga belum datang. "

"Terserah lo, gue peminum segalanya. " jawab Dimas tersenyum kecil ketika Kal mengangguk kemudian berjalan menuju dapur.

Sepertinya Kal sudah kehabisan kesabaran menghadapinya.

*

"Jadi gue dijebak? " Kai menatap Kal.

Kal mengangguk, "Gue bukannya mau bikin kalian makin panas, tapi menurut temen gue lo dijebak Kai. "

"Temen lo? "

"Dia punya kendali di sekolah kita, bahkan soal pencurian itu gue udah tau sebelum Jay ngasih tau gue. "

Kai menghela napas, "tapi siapa? "

"Di kelas kita banyak anak dari orang yang berpengaruh di sekolah, emang gak menutup kemungkinan semua ini cuman permainan dia. " sahut Dimas. Menyandarkan punggungnya di sofa, memejamkan mata.

"Selain mau tau orangnya gue pengen tau apa tujuannya dia ngelakuin ini, gak mungkin cuman buat senang-senang kan? " ucap Kal.

"Ya bagi orang kayak dia bisa memanipulasi nilai gue segala buat apalagi kalau bukan buat senang-senang? Pasti tuh orang udah ngetawain gue yang gak ke sekolah, terus ngetawain gue gara-gara dimusuhin satu kelas. " Kai mendengus, benar-benar menyesal terlalu terbuai dengan kebaikan teman sekelasnya.

"Kalian gak sadar? Dia pengen kelas kita hancur. "

Kai menoleh ke arah Dimas, berpikir sejenak soal ucapan Dimas, "Gak itu gak mungkin, kalau dari dulu dia pengen kelas kita hancur dia udah dari dulu ngelakuin ini. " ucapnya tak setuju

"Gue setuju sama Kai. "

"Kalo gitu kita tunggu sampai ujian tengah semester, gue pengen lihat siapa lagi yang bakal dia jadiin mainan. " ucap Dimas mengedikkan bahu.

"Nah, ujian tengah semester. Pasti banyak sekelas kita yang mau nilai tertinggi kan biar bisa masuk ipa 1?"

"Tapi lo yakin? "

"Kal, lo tau kan dari dulu Kai gak minat masuk kelas itu. Tapi kenapa dia ngejebak Kai dengan memanipulasi nilainya? Ya karena kelas kita hancur gara-gara Kai yang gak minat masuk malah masuk top class dan yang ambis buat masuk malah gak lolos. "

"Jadi lo bakalan pura-pura gak ada minat masuk ipa 1? "

"Gak pura-pura lagi, gue emang gak minat masuk. " balas Dimas, "Gue boleh tiduran dulu? Cape. "

"Mau ke kamar gue? "

"Boleh deh, "

XII IPA 6 | 02L [✓]Where stories live. Discover now