Green Heart, De Hoef

645 88 69
                                    

Maret, 2023

"Sayang, tolong bikinin telor yang ada kecap - kecapnya kayak kemaren." Adam melongokkan kepalanya ke dalam kamar, istrinya sedang menata ulang isi lemari. Memasukkan jaket - jaket tebal winter di partisi paling bawah. Suhu sudah mulai menghangat di bulan Maret, masuk musim semi. Tujuh sampai sepuluh derajat bisa dilewati dengan jaket biasa yang lebih tipis, tanpa gelembung - gelembung.

"Mau makan pakai nasi ? aku harus masak dulu nasinya. Setengah jam gitu mau nunggu nggak ?"

"Udah laper banget. Sama mie instan aja deh, indomie goreng jumbo pakai cabe lima."

Hawa menutup lemari dan menggeleng tegas, "NO NO. Minggu ini itu kamu udah makan indomie tiga bungkus Dam."

"Terus aku makan apa ?" tanya lelaki itu memelas.

"Bihun aja ya, aku masakin pedes pakai jamur sama bakso juga. Lebih enak tuh."

"Aku nggak suka teksturnya."

"CEREWET YA, suruh nunggu setengah jam nggak mau. Yaudah kalau nggak mau makan, nggak usah dimakan." Hawa melangkah turun ke dapur, meninggalkan suaminya yang masih merajuk.

"Kwetiau ada nggak Mom ? atau pasta deh. Pasta boleh kan ? pasta aglio olio aja Mom. Oke ?"

Hawa tak menanggapi, ia sibuk mengisi air dalam panci lalu mengeluarkan bakso, jamur dan sayur dari dalam kulkas. "Awas, minggir ih," serunya pada Adam yang masih terus berkata ingin pasta.

"Pasta aja ya Mom, terserah deh mau pastanya di pakein bakso, jamur, bayem, kol, selada, wortel. Campur aja semua, asal jangan bihun."

"MINGGIR NGGAK," ancam Hawa.

"Iya, iyaaa. Yaudah aku kerja lagi di atas, nanti kalau udah mateng teriak aja yaa. Aku langsung lari ke bawah, makasih cintaku," ucap Adam sebelum memberi ciuman singkat di pundak Hawa.

***

"Pasta is ready Your Majesty," teriak Hawa dari Dapur. Bunyi derap kaki menuruni tangga terdengar berisik tak lama setelah itu.

Adam langsung duduk menyantap sepiring pasta dengan aneka isi kondimen. "Enak banget sayang. MasyaAllah, kayak mie tektek gerobakan. SUEDEP. Makasih ya istriku. Ini kalau aku bawa ke kantor yakin sih anak - anak pasti nggak mau makan lagi pasta aglio olio, alfredo, carbonara, yang kayak begitu - begitu."

"Bayar 25euro," goda Hawa.

"Mahalnya nduk, 25euro harusnya ada udangnya."

Kedua orang itu lalu tertawa - tawa bersama, saling menyuapi satu sama lain. "Yang besok sore aku mau online interview, doain yaaa,"

Laki - laki itu meletakkan sendoknya, menyelesaikan kunyahan, lantas menunduk menutup mata sambil menengadahkan tangan. Hawa yang melihat gesture serius berdoa itu buru - buru mengikuti. "Allahumma yaa ghoniyyu yaa mughnii aghninii ginan abadan wa yaa 'aziizu yaa mu'izzu a'izzani bi-i'zaazin 'izzatia qudrotika, wa yaa muyassirol umuuri yassir lii umuurod dun-yaa waddiini yaa khoiro man yurjaa yaa Allah."

Setelah mengucapkan AMIN, Hawa langsung memberondong suaminya dengan pertanyaan. "Artinya apa yang ? aku baru denger kamu doa ini. Baru tahu juga kan pasti ?"

""Ya Allah, Yang Maha Kaya dan memberikan kekayaan, berilah kekayaan yang abadi kepadaku. Wahai Yang Maha Mulia dan yang memberikan kemuliaan, berilah kemuliaan kepadaku dengan kemuliaan kekuasaan-Mu. Wahai Yang Maha Mempermudah semua urusan, berilah kemudahan kepadaku di dalam semua urusan dunia dan agama, wahai Yang paling diharapkan, wahai Allah," jelas Adam. "Hapalin, biar punya variasi doa lain, nggak cuma Allahumma innii as-aluka an tarzuqonii rizqon halaalan waasi'an thoyyiban." tambahnya.

SETARAWhere stories live. Discover now