009

60.7K 3.7K 20
                                    

Vote, spam komen dan follow. Jangan jadi sider mentang-mentang cerita ini udah end atau apapun itu.

Happy reading

________

009 ; With Raziel

Raziel berdecak kesal sembari meletakkan sebuah benda dengan kasar kedalam trolinya.

Jika saja bukan karena hal memalukan itu, Raziel mana mau menuruti perintah darinya.

"Sialan! Kalo bukan karena rahasia memalukan itu gue mana mau nurutin perintah dia!" umpat Raziel kesal.

"Cuman popok sama minyak telon doang kan?" tanya Raziel kepada dirinya sendiri.

Setelah merasa yakin, Raziel pergi ke kasir untuk membayar belanjaannya.

"Totalnya 70.000 rupiah, uang nya 100.000 jadi total kembalian 30.000, ada yang lain?" tanya kasir

Raziel menggeleng, "Itu aja." Kasir itu mengangguk.

"Wah, mas nya jadi suami idaman banget ya!" Seru ibu-ibu yang ikut mengantri di belakang.

Raziel hanya tersenyum sopan meresponnya namun berbeda dengan kedua tangannya yang ia kepal.

"Sialan! Rachel Sialan!" umpat Raziel begitu sudah di luar supermarket.

Ya, siapa lagi jika bukan Rachel, istri dari musuhnya yang membuat Raziel rela bangun dari tidurnya untuk membeli kedua barang bayi ini.

Jika saja rahasia yang Raziel simpan rapat-rapat tidak terbongkar oleh Rachel, Raziel mana sudi melakukan ini semua.

"Wah makasih ya udah dibeliin, pulang gih!" usir Rachel begitu kedua barang yang ia inginkan sudah dapat.

Raziel menahan tangan Rachel yang ingin meninggalkannya.

"Bayar dulu lah, main nyelonong aja." ujar Raziel masih menahan Rachel.

Rachel menutup mulutnya terkejut, "Jadi kamu jatuh miskin sekarang?"

Raziel membelalakkan matanya, miskin? Hei hartanya tidak akan pernah habis! Berani-beraninya wanita ini menghinanya.

"Ini, uangnya aku kasih lebih, nanti kalo kurang bilang aja gak apa-apa kok." cerocos Rachel seraya memberikan uang di telapak tangan Raziel.

"Kalo mau minjam uang juga boleh, bilang aja nanti. Anggap aja aku kayak teman kamu." lanjut Rachel, Raziel menghela nafas mendengarnya.

"Oh? Atau mungkin kamu mau black card? Kebetulan ada satu yang gak ke pake, nanti kam---mmpphh." Raziel membekap mulut Rachel dengan tangannya karena ia sudah muak.

"Sudah! Gak usah di ganti, gue ikhlas lahir batin." ketus Raziel.

"Dan lagi," Raziel mendorong pelan kening Rachel menggunakan jari telunjuknya, "Gue gak miskin. Di dalam hidup gue gak pernah dan gak bakalan tercatat kalo gue jadi orang miskin, paham?" tekan Raziel dan Rachel mengangguk paham.

Raziel menatap puas kearah Rachel, "Bagus, gue pulang dulu kalo gitu."

Tanpa mengucapkan apapun lagi, Raziel memasuki mobilnya dan meninggalkan kediaman yang besar itu.

Rachel menatap kepergian Raziel lalu kemudian dia mengibaskan rambutnya bangga.

"Memalak dengan cara yang berbeda."

Tengah malam Rachel terbangun ketika ia mendapati Esher yang menangis setelah di cek ternyata anak itu demam, tubuhnya sangat panas!

Ia sudah menelepon Eros berkali-kali namun tetap tidak ada panggilan.

Lilac (Syringa)Where stories live. Discover now