002

77.6K 4K 72
                                    

Vote, spam komen dan follow. Jangan jadi sider mentang-mentang cerita ini udah end atau apapun itu.

Happy reading

________

002 ; Bukan Matre tapi Realistis

Rachel berkeliling sendirian di Mall itu dengan kedua tangan yang penuh dengan makanan juga minuman yang sempat ia beli tadi.

Dia ke mall bukan untuk membeli baju, perhiasan, atau make up seperti yang biasanya gadis-gadis lainnya beli. Melainkan memburu makanan yang ada disini.

Rachel melihat sebuah restoran ramen, dengan langkah riang dia memasuki restoran itu lalu memesan makanannya.

Tak tanggung-tanggung Rachel memesan banyak makanan membuat pelayanan yang melayani nya merasa heran.

"Maaf nona, kalau gak keberatan saya ijin nanya. Apa semua makanan ini buat temen juga?" tanya pelayan itu hati-hati takut menyinggung Rachel.

"Oh gak ada, aku sendiri kok. Aku gak ada temen hehe." jawab Rachel sambil cengengesan.

"Tenang aja, aku bakal abisin kok." jelas Rachel ketika mendapatkan tatapan ragu dari pelayan itu.

Dengan sedikit terpaksa, pelayan itu mengangguk. Toh Rachel juga membayar semua makanannya, untuk apa ia melarang?

"Oke deh, kalo gitu tunggu sebentar ya, pesanan nya bakal kami siapin sebentar lagi." Rachel mengangguk, pelayan itu pamit pergi untuk memberikan list pesanan Rachel.

10 menit kemudian makanan yang Rachel pesan datang, tak tanggung-tanggung hampir semua meja dipenuhi oleh makanan.

Jangan kira bahwa Rachel tidak akan sanggup menghabiskan semua makanan ini, bagi Rachel ini semua tidak ada apa-apa nya.

"Surga dunia, aku datang." Dengan segera, Rachel melahap semua makanan di depannya ini

Memang patut di kagumi, porsi makanan kuli namun tubuh tetap kurus, padahal Rachel tidak pernah olahraga. Hebat sekali.

"Ros, kok gue gak liat bini lo? Dia kemana? Tumbenan aja gitu gak nempel ke lo terus ngasih perhatian sambil manja-manja" tanya Rei beruntun.

Eros menatap malas kearah Rei, "Gak ada, dia pergi keluar."

"Tapi anak lo gak dibawa tuh, gue liat tadi dia sama pengasuhnya." bingung Rei

"Dia pergi sendiri."

"Kok gitu? Aku sama Sese kalo jadi Rachel kemana-mana pasti selalu sama anak." sahut Airin yang membuat Sese mengangguk membenarkan

"Kamu beda sama Rachel, Rachel itu tegaan sama anak kecil, sedangkan kamu mana tega biarin anak kecil sendirian." ujar Derick mengelus lembut rambut Airin

Eros hanya diam, itu memang benar. Mana pernah Rachel memikirkan anak mereka, yang ada Rachel hanya memikirkan uang dan cara menghabiskan nya.

Bisa saja Eros turun tangan untuk mengurus, tapi dia orang yang sibuk, mana sempat mengurus anak kecil, mengurus dirinya saja dia tidak bisa.

Keesokan harinya, Rachel menggosok telinga nya gusar kala mendengar suara tangisan bayi lagi dan lagi.

"Pengen tidur ampe siang aja susah banget!" batin Rachel sambil menjambak rambutnya frustasi.

Rachel berdiri lalu keluar dari kamarnya, "Sekarang apa lagi???" tanya Rachel kepada Keira yang mengasuh anak itu.

"Maaf mengganggu waktu tidurnya Nyonya, tapi sedari tadi Tuan Muda menangis ingin bersama Nyonya." jelas Keira itu dengan takut.

Lilac (Syringa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang