Bagian 20

2 1 0
                                    

Happy Reading guys.

Jangan lupa spam komen yaa.

**

"Rean. Tolong jaga Lions, gue ada urusan malam ini, penting!" ucap Angkasa tampak tenang setengah panik.

"Lo mau kemana?" tanya Rean, namun Angkasa hanya diam.

"Urusan bisnis, dan gue gak bisa tinggalin itu. Sorry," jawab Angkasa yang langsung membawa mantel dan kunci mobilnya tanpa berpamitan dahulu pada Lions.

Rean hanya mematung tak bisa menghentikan Angkasa yang sudah pergi dari pekarangan rumahnya.

Plashback on

Drtttt drtttt.

Angkasa mengangkat telephone yang sedari tadi berbunyi.

"Halo, siapa?"

"Tak perlu tahu siapa, datang ke lapangan Dandelion, jam 20.00. Jika tidak datang juga maka orang yang paling kamu cintai hanya tinggal nama di dunia ini."

Telepon itu dimatikan sepihak oleh nomer yang tidak dikenal itu. Mau tak mau Angkasa pun harus menemui mereka disaat pikirannya tertuju pada Tamara Alexandra, orang yang sangat ia cintai.

"Argghhhh sial! Seharusnya gue bisa bawa Mara tanpa harus berlama-lama!" ucap Angkasa yang langsung membawa mantel dan kunci mobilnya.

Plashback off.

"Pasti ada yang gak beres! Gue harus ikutin Angkasa," gumam Rean seraya menghampiri Tania yang sedang menemani Lion tidur.

"Tania. Bangun dan bawa Angkasa, disini tidak aman!" ucap Rean yang merasa akan terjadi sesuatu yang buruk.

"Nghhh." Tania melenguh khas orang bangun tidur, "apa ini mendesak, Tuan Rean?" ucap Tania perlahan membuka matanya.

"Iya, saya tidak mau hal buruk terjadi pada Lion disaat Ayahnya sedang pergi," ucap Rean seraya menggendong Lion yang tak terbangun.

Lantas mereka pun segera meninggalkan rumah itu tanpa sepengetahuan Angkasa.

Firasat Rean terbukti. Setelah mereka pergi beberapa menit yang lalu, Rumah Angkasa terbakar begitu saja. Belum pasti siapa pelakunya tapi Rean yakin bahwa itu adalah komplotan Sagara dan Alexi.

Mereka pun pergi ke tempat yang hanya Rean dan Angkasa yang tau.

***

  
Angkasa memarkirkan mobilnya disebuah lapangan yang dimaksud oleh sang penelpon.

Saat Angkasa sudah turun, ia tidak menemukan siapa-siapa disana.

"Siapa? Tunjukkan muka anda kalau berani!" ucap Angkasa seraya berteriak.

Langkah seseorang terdengar mendekat dengan diiringi tepukan tangan. "Ternyata kau datang juga, Tuan Angkasa." Orang itu adalah, Sagara.

Angkasa terpaku saat melihat wanita yang selalu ia rindukan kini berjalan beriringan bersama musuhnya.

"Mara?" lirih Angkasa. Tatapan sayunya terlihat lelah oleh penglihatan Alexandra. Netra mereka saling bertemu seolah ada magnet yang saling menarik, perasaan mereka campur aduk ketika sudah lama mereka tak saling bertemu.

"Maksud saya menyuruh Anda kesini untuk menyelesaikan misi saya, benarkan sayang?" ucap Sagara pada Alexandra.

Angkasa memejamkan matanya kala mulut jahannam itu menyebut istrinya dengan panggilan sayang, ya Alexandra masih berstatus istrinya karena tidak ada kata perceraian.

REALLY ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang