Bahkan jika air mata ku habis pun tidak akan membuat orang tua ku kembali.
Angkasa Aldebaran.
*
10 tahun kemudian...
"Kak, besok hari kelulusan Bara. Kakak hadir ya sebagai wali Bara," ucap Angkasa.
Angkasa berusaha membujuk Andra, supaya bisa menjadi wali bagi Angkasa.
"Kak, jawab dong!"
"Kamu sudah besar Angkasa, jadi gak perlu wali." jawab Andra ketus.
"Tapi-"
"Kakak sibuk!"
Lalu Andra pun pergi begitu saja tanpa menghiraukan Angkasa yang terus memintanya untuk jadi wali.
"Arghhh! Lo kenapa sih kak, dulu lo sering jaga gue dan janji bakal selalu ada saat gue butuh. Tapi kenapa sekarang lo beda kak," saking hilangnya kendali, Angkasa terus memukul tembok hingga jari-jari tangannya mengeluarkan darah.
Tanpa ia sadari, Andra mendengar teriakan adiknya itu. "Maaf, maafin kakak Sa. Kakak janji akan selalu melindungimu." ucapnya seraya melanjutkan langkahnya yang terhenti.
"Oke. Gue bisa tanpa lo kak!" ucap Angkasa masih dalam keadaan emosi.
*
Acara kelulusan telah tiba. Semua murid datang bersama para orang tua atau wali nya, sedangkan Angkasa, dia hanya datang bersama bayangan tubuhnya sendiri.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Angkasa ingin seperti teman-temannya, Angkasa iri.
"Gak! Gue gak boleh iri. Gue Angkasa, bisa berdiri sendiri." ucapnya menyemangati dirinya.
"Setelah tiga tahun melewati masa-masa yang bahagia, sulit, bahkan mengejutkan, akhirnya kita berada dititik akhir dari masa-masa itu. Saya Rean, mengucapkan beribu maaf dan terima kasih kepada kalian semua." kata sambutan dari Ketua Osis.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
