Bagian 02

49 9 4
                                    

Rasa benci yang mendominasi akan lebih menyenangkan jika kebencian itu terwujud.

Princes Alexandra

**

"Kamu kalo jadi anak tuh nurut sesekali jangan bandel huuuuhhh! Kenapa baju kamu basah gini?" ucap Andra bertanya.

"Tadi Angkasa kepeleset ke selokan." jawab Angkasa berbohong.

"Kau! Aishh Tuhan mengapa harus dia yang jadi adik ku." tutur Andra seraya menengadahkan wajahnya ke langit.

"Aku aduin Mama mau?"

"Eh jangan! Kamu pake mantel ini biar Mama ga tahu kalau baju mu basah." ujar Andra yang langsung membawa adiknya pulang.

"Bye Felix, besok kita main lagi ya."

Felix mengangguk antusias.

"Tidak boleh, besok kita akan pindah."

"Pindah? Ke mana?"

"Italia."

"Why brother?"

"Karena Dady yang nyuruh."

"Owh, pindah lagi dan lagi." keluh Angkasa.

Saat perjalanan pulang Angkasa berpapasan dengan Gadis yang membuat Angkasa terjatuh dan yang menolong Angkasa naik.

"Kakak sebentar, aku mau bertemu temanku dulu." ucap Angkasa memberhentikan langkahnya.

"Bukannya kau sudah bertemu dengannya tadi?"

"Teman yang satu lagi."

"Yasudah jangan lama-lama."

Tak mau menyia-nyiakan waktu, Angkasa pun berlari mencari sosok Gadis itu.

"Ketemu." gumam Angkasa.

"Tunggu, maaf, dan terima kasih." ucap Angkasa sedikit berteriak.

Gadis itu menoleh ke arah Angkasa dan tersenyum lalu mengangguk.

Angkasa memberanikan diri menghampiri Gadis itu.

"Nama ku Angkasa Aldebaran." ucap Angkasa memperkenalkan diri.

Namun, Gadis itu tidak kunjung menjabat tangan Angkasa yang sudah terulur. Dia mendekatkan wajahnya di telinga Angkasa seraya berucap, "Tamara." lalu pergi setelah mengucapkan Namanya.

Angkasa berbalik dan pulang setelah tahu Nama Gadis itu.

"Tamara."

"Tamara."

"Dia gadis yang cantik tapi dingin."

"Apa aku bisa bertemu dengannya lagi?"

"Ah ntahlah." ucap Angkasa bergumam sebelum ia tertidur pulas.

***

REALLY ( On Going )Where stories live. Discover now