Bagian 16

3 0 0
                                    

Happy Reading><

**

Kepulangan Angkasa setelah menemui Rajendra seorang diri membuat Rean marah. "Lo bego atau tolol hah?" ucap Rean saat melihat Angkasa membuka pintu.

"Ck gue capek Re!" Angkasa duduk di dekat Rean.

"Lo tau resiko datang sendiri ke tempat mertua lo? Mana lo ga persiapan dulu lagi, lo mikir ga sih? Oh atau lo mau nyusul Andra dan ninggalin Lion disini sendirian gitu?" ucap Rean berapi-api.

"Plis Re, gue bisa sendiri! Ini buktinya gue gak papa dan mertua gue juga ga masalah gue datang kesana. Malah tadi gue disambut terus dia mohon sama gue buat selamatin Alexandra, dia udah ga jahat kayak dulu Re," ucap Angkasa menjelaskan agar Rean tak khawatir.

"Lo bisa sendiri? Mustahil." Rean selalu tidak percaya dengan apa yang Angkasa ucapkan.

"Ini buktinya gue bisa!"

"Besok-besok harus sama gue. Ini demi keselamatan lo dan Lion!"

Malas berdebat, akhirnya Angkasa pun mengalah. "Iya iya tuan muda Rean."

*

"Awhhh pusing banget." Alexandra memegang kepalanya dan tersadar bahwa yang ia tempati saat ini bukan kamar miliknya dan Angkasa.

"Aku ada dimana? Shhh awh," ucapnya seraya menahan perih di pelipisnya.

Saat Alexandra ingin turun dari ranjang tidur, tiba-tiba pintu kamar itu terbuka yang menampakkan sosok yang selalu ingin ia hindari.

"Good morning sayang," ucap Alexi seraya memeluk Alexandra.

"Pergi! Lepasin brengsek," ucap Alexandra terus memberontak.

Ia menggeliat saat lehernya diserang oleh bibir kotor Alexi. "Asa tolong aku. Lepasin Alexi!" ucap Alexandra yang terus berusaha lepas dari pelukan Alexi yang sangat erat.

"Tidak! Sudah cukup aku melepaskanmu bersama kelinci percobaan dady, untuk sekarang aku tidak akan melepasmu sayang mungkin selamanya?" ujar Alexi seraya menghempaskan Alexandra ke kasur.

Alexi dengan cekatan membuka jasnya dan melonggarkan sabuk yang ia kenakan dipinggangnya. "Mau ngapain lo?" ucap Alexandra sedikit merasa takut.

"Oh ayolah sayang aku ingin bermain denganmu," jawab Alexi menyeringai.

"Kumohon sadar Alexi! KITA INI SAUDARA DAN AKU SUDAH MENIKAH BRENGSEK!" ucap Alexandra berteriak. Namun Alexi menolak sadar dan semakin mempercepat membuka kancing kemejanya.

Alexandra dengan cepat berlari namun sayangnya pintu kamar itu terkunci. "Sialan! Kumohon buka!" Alexandra terus memukul pintu itu.

"Dirumah ini tidak ada siapa-siapa, menyerahlah dan imbangi permainanku." Alexi menghampiri Alexandra yang terus mundur.

"Mau kabur kemana lagi sayang," ucap Alexi seraya mencekal tangan Alexandra kuat.

"Lepas kumohon lepas, aku ini adikmu Alexi!" ucap Alexandra berharap Alexi sadar dan tak melewati batas.

Alexi tidak mau mendengarkan celotehan Alexandra yang terus memohon. Ia seolah-olah tuli dan buta karena obsesinya terhadap Alexandra yang notabene adalah saudara kandungnya.

Alexi terus mengecup semua inti di wajahnya namun tidak dibibir karena Alexa terus memberontak.

"Diamlah!" ucap Alexi seraya menampar pipi Alexandra.

Alexandra menangis, bukan karena tamparan yang Alexi layangkan kepadanya. Namun karena ia selalu lemah dan tak bisa mengalahkan kakaknya itu. Ia terus berdo'a pada Tuhan semoga ada yang menyelamatkannya saat ini dari obsesi Alexi yang sudah lewat batas.

REALLY ( On Going )Where stories live. Discover now