Part 14

1.3K 75 1
                                    

Orang itu tidak tertabrak oleh Arvi karena Arvi berhasil mengerem motor nya tepat waktu.

Namun orang itu menjatuhkan dirinya sendiri untuk memungut tas tas miliknya dan sepatu yang ditentengnya yang berjatuhan.

Ya, suara Brakkk itu adalah suara tas dan sepatu yang berjatuhan karena kaget hampir ketabrak, bukan suara orang ketabrak.

"Tuh orang mabok apa mau bundir sih jalan gak tentu arah tiba-tiba mepet ketengah jalan, untung aja gue bisa ngerem".Gerutu Arvi.

Kemudian Arvi turun menghampiri seseorang yang hampir saja ditabrak olehnya.

"Lo gak apa-apa kan?".Tanya Arvi sambil berjongkok menghadap orang tersebut.

Orang yang sedang menunduk karena memungut tas dan sepatunya pun menengadahkan kepalanya lalu menatap Arvi.

"Ganteng dan bau duit, calon sugar baby gue".Batin orang tersebut yang ternyata adalah Hinaya Gatela.

"OMG APA INI MISKAH...KENAPA HARUS SI GATEL".Batin Arvi.

Arvi memang belum pernah bertemu dengan Hinaya, namun Arvi tau mengenai Hinaya dan potret Hinaya dari papa nya yang menyelidiki tentang wanita itu, Hinaya adalah mantan sahabat abangnya yang juga pernah mencoba menggoda dan merusak rumah tangga abangnya.

"Aku..em aku gak apa-apa, cuma...aku sempet shok aja tadi, apalagi kondisi aku yang lagi hamil".Ucap Hinaya dilembut-lembutkan.

"Syukurlah kalau lo gak apa-apa, lain kali hati-hati kalau jalan, jalan lo kek orang mabok tau gak".Ucap Arvi.

"Maaf...".Ucap Hinaya sambil menunduk.

"Hmm yaudah berhubung lo gak apa-apa, gue balik dulu, gue juga minta maaf karena udah hampir nabrak lo walaupun lo yang salah".Ucap Arvi lalu merogoh dompetnya dan mengeluarkan uang berawarna merah 100 lembar lalu memberikannya ke Hinaya.

"Nih sebagai tanggung jawab gue atas lo yang shok karena kejadian tadi".Ucap Arvi.

Mata Hinaya pun berbinar menerima uang segepok dari Arvi. Ia pun semakin yakin buat menggaet Arvi menjadi miliknya dia atau pelanggannya dia.

"Gue pergi dulu, permisi".Ucap Arvi.

Ketika Arvi hendak melangkah pergi tiba-tiba tangannya Arvi di tahan oleh Hinaya.

"Tolong bantu aku bangun, dan anterin aku pulang, anggap aja ini sebagai tanggung jawab kamu".Ucap Hinaya.

"Sial...".Batin Arvi.

"Lo kan bisa bangun sendiri, terus gue juga udah ngasih lo duit jadi lo bisa pulang sendiri".Ucap Arvi.

"Aku lagi hamil, lagi pula banyak orang dijalan yang liat ke arah sini, kalau kamu ninggalin aku gitu aja sama aja kamu kesannya kaya lepas dari tanggung jawab".Ucap Hinaya.

Arvi pun menatap sekitarnya.

Benar saja mereka jadi pusat perhatian saat ini.

"Huhuhu...masa gue boncengan sama si gatel, nanti gue digrepe-grepe gimana?".Batin Arvi sedih.

Dengan sangat terpaksa sekali ia harus menyelesaikan persoalan ini.

Arvi kembali berjongkok meraih tas yang dibawa Hinaya lalu menggenggam tangan Hinaya dengan tujuan membantunya untuk bangun.

"Huft..ayo gue bantu".Ucap Arvi.

"Makasih".Ucap Hinaya sambil tersenyum manis menatap Arvi, namun tatapan nya tiba-tiba terfokus pada nametag diseragam Arvi.

"Arviano Putra Sagara? Kalau dari keluarga sagara berarti dia adiknya Arlian? Kan Arlian dulu pernah bilang kalau dia punya 1 adik cowok. Arghhh ini bagus Hinaya, berarti selain lo harus bisa dapetin Arlian, lo juga harus bisa dapetin Adiknya".Batin Hinaya.

Arvi pun membantu Hinaya untuk bangun, namun saat Arvi tengah membantu Hinaya tiba-tiba terdengar suara dari salah satu pejalan kaki...

Tetewww...teteww...tewww

Reflek karena kaget Arvi kembali menjatuhkan Hinaya.

"Awhssss gimana sih kamu..aku jadi jatuh lagi".Ucap Hinaya.

"Maaf gue kaget".Ucap Arvi.

"Duh mas mbak maaf ya, tadi tuh suara hp saya nyala jadi mengganggu keromantisan kalian, sekali lagi maaf ya mas mbak".Ucap si pejalan kaki si pemilik suara yang menganggetkan tadi.

"Romantis..romantis gundulmu apa, tuh ringtone ngagetin gue aja anjir, mana nadanya kaya gitu".Ucap Arvi kesal.

Si pejalan kaki pun pamit pada Arvi dan Hinaya lalu pergi meninggalkan mereka.

"Arvi bantu aku bangun".Ucap Hinaya yang terduduk di aspal.

"Eh kok lo tau nama gue?".Tanya Arvi.

"Di nametag kamu sayang, kenalin nama aku Hinaya Gatela".Ucap Hinaya.

"Anjir jangan panggil gue sayang dasar tante tante".Kesal Arvi.

"Biar lebih sweet sayang, baby yang dikandungan aku juga seneng panggil kamu sayang".Ucap Hinaya.

"Najissss, gue gak doyan bekasan apalagi istri orang".Ucap Arvi.

Jleb

Kata-kata yang sungguh menusuk relung batin Hinaya.

"Sialan tuh bocah, sabar Hinaya sabar...lo nanti pasti bisa dapetin dia".Batin Hinaya.

Dengan ogah-ogahan Arvi membantu Hinaya bangun lalu menarik Hinaya menuju motornya.

"Buruan balik, gue kudu mandi kembang 7 rupa abis ini".Ucap Arvi.

----------------------

Di perjalanan...

"Rumah lo dimana?".Tanya Arvi sambil teriak.

"Jl.antijalang no 21 di komplek perumahan putih bersih indah".Ucap Hinaya.

"Jalan antijalang tapi ada jalang".Batin Arvi heran mengenai siapa yang menamakan jalan tersebut.

Beberapa detik setelahnya tiba-tiba Arvi merasa ada tangan yang menggrepe-grepe perut berotot sixpack miliknya, Arvi pun mendadak panik dan memelototkan matanya.

"ANJIR JANGAN GREPE GREPE GUE DI JALAN SIALAN!!".Teriak Arvi.

"TERUS KALAU DI RUMAH BOLEH DONG?".Balas teriak Hinaya.

"NAJISSS..JAUHIN TANGAN KOTOR LO ITU".Teriak Arvi sambil berusaha melepas pelukan tangan Hinaya yang sambil menggrepe grepe perutnya.

Setelah berhasil melepasnya, lalu...

Ngenggggggg

Arvi langsung menggas motornya dengan kecepatan tinggi agar bisa cepat sampai ke rumah Hinaya.

"ARVIIIIIII JANGAN BIKIN AKU DAN BAYI KITA KETAKUTAN".Teriak Hinaya saat Arvi melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

"CICINGGGGG SIAAAAAA".Teriak kesal Arvi.

------------------------------

Sampai di rumah Hinaya (tepatnya rumah Handoyo), Arvi langsung menyuruh Hinaya untuk lekas turun.

Setelah Hinaya turun, Arvi langsung memberikan barang-barang milik Hinaya.

"Makasih Arvi sayang".Ucap Hinaya.

Lalu....

Cup

Hinaya tiba-tiba mengecup sisi helm Arvi karena Arvi menggunakan helm fullface dan untuk Hinaya dia tidak menggunakan helm karena Arvi hanya membawa 1 helm.

Arvi melotot kaget atas tindakan Hinaya.

"Sampai ketemu lagi Arvi sayang".Ucap Hinaya lalu pergi ke dalam rumahnya.

Arvi pun langsung menstarter motornya dan pergi dari rumah Hinaya dengan hati yang kesal, bibir yang melengkung ke bawah juga mata yang berkaca-kaca.

"HUAAAAAA MAMA....ARVI UDAH GAK SUCI LAGI HIKSSSS".Tangis Arvi pecah saat di jalan.

"Apa ini karma buat gue karena udah kerjain papa hiks dan nyanyiin lagu buat papa dan abang hiks".Batin Arvi.

"HUAAAAAAA PAPA DAN ABANG KU SAYANG MAAFIN ARVI YANG GANTENG MEMBAHANA INI HIKSSSSS"

TRANSMIGRASI ARLIANWhere stories live. Discover now