bagian 38

34.3K 3.6K 1.1K
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
[Alahumma salli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad, kama sallaita 'ala Ibrahima wa barik 'ala Muhammad kama barakta 'ala ali Ibrahim fil-'alamin, innaka hamidun majid.]

Halo semuanya, terima kasih kalian masih mau nungguin Aisyah Aqilah. Sebelum baca jangan lupa vote dan komen yang banyak di setiap partnya. Happy reading ♡ tandai kalau masih ada typo

******

Aisyah membawa kedua anaknya pergi ke ndalem. Disana sudah ada umi Maryam yang senangtiasa menyambut kedua cucu dan menantunya.

"Ayo masuk!" Ajak umi Maryam dengan senang.

"Umi, Aisyah boleh nitip Arsya sama Arsyi? Aisyah mau keluar sebentar." Ucap Aisyah saat sudah masuk ke dalam.

Umi Maryam langsung saja mengangguk tanpa ragu. "Ya boleh dong, nak. Hati-hati ya di jalannya."

Aisyah mengangguk, senang rasanya mempunyai mertua seperti umi Maryam. "Arsya sama Arsyi jangan nakal, kalau di jaga nenek ya," peringat Aisyah pada anak-anaknya. "Arsyi juga jangan main pasir lagi."

"Ciap umi!"

"Arsya jagain Arsyi ya," kata Aisyah pada anak laki-laki. Dan Arsya mengangguk pelan.

"Umi jangan lama-lama perginya," ucap Arsya memeluk pinggang Aisyah. "Jangan kayak dulu, lama banget pulangnya, padahal kata abah cuma sebentar."

Aisyah tersenyum, memeluk tubuh putranya itu. "Umi cuma sebentar kok."

"Kalau gitu Aisyah pergi dulu ya umi, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Jawab ketiganya.

"Hayo siapa yang mau makan bakso beranak lagi?!" Tanya umi Maryam. Arsya dan Arsyi langsung mengangkat satu tangan mereka dengan antusias.

"MAU!"

****

Luna : Aku jemput di depan pesantren atau di belakang?

Aisyah membaca pesan itu dengan seksama. Tampaknya wanita itu bimbang. "Apa kabur lagi?" Pikirnya.

Hari ini Aisyah akan pergi ke acara pernikahan Fatia. Keputusannya sudah bulat, ia akan tetap pergi. Walaupun belum izin pada suaminya. Aisyah benar-benar tidak kapok dengan semua ini. Entahlah masalah apa yang akan terjadi nantinya.

Aisyah kemudian membalas pesan dari Luna.

Aisyah: Di belakang pesantren, seperti tempat biasa.

Aisyah menghela nafas panjang, sebelum pergi dari rumahnya, ia mengunci pintu rumahnya.

Kini Aisyah sudah berada di dalam mobil milik Luna. Mereka sempat berpelukan, sebagai sapaan. "Lama nggak ketemu, udah berapa bulan?" Tanya Luna sambil mengusap perut Aisyah.

"Lima bulan dua minggu." Jawab Aisyah.

"Yaudah kalau gitu, kita langsung ke hotelnya nih?"

Aisyah mengangguk.

Saat Luna mulai menancap gas, dan memutar stir mobil pergi dari pesantren, Aisyah menghentikan tangan Luna. "Kenapa Syah?"

Aisyah Aqilah || TERBITWhere stories live. Discover now