#12

409 35 2
                                    

Dua minggu setelah kejadian tersebut, (Y/n) menjadi lebih sering melamun dari biasanya. Sepotong kalimat yang Azre katakan padanya hari itu kerap kali membayangi pikiran (Y/n).

Hari ini, tepatnya pada sore menjelang malam, Azre, Chloriz, dan Malik kembali berkumpul kecuali Degeh yang sedang mengurus urusan kantornya. Mereka bertiga mulai merencanakan rencana mereka selanjutnya.

"Baiklah.. Jadi apa saja yang sudah kita dapatkan?" Tutur Malik, membuka pembicaraan diskusi sekarang.

"Cukup banyak, berkas berkas, kunci, surat kepemilikan dan yang paling penting.. Sidik jarinya." Balas Chloriz sambil menaruh tas hitam miliknya ke atas meja, mengeluarkan semua barang yang ia kumpulkan termasuk sidik jari.

Azre serta Malik bersamaan melihat Chloriz mengeluarkan bukti-bukti yang dia dapatkan.

"Bagus.. Sekarang kita tinggal jalankan rencana akhir dan misi kita sudah selesai.." ujar Azre tersenyum dengan puas sembari memperbaiki dasi miliknya.

"Wait.. Apa sebenarnya yang kalian rencanakan? Bukannya rencana kalian untuk meminta Delvin membayar hutangnya?" Tanya Malik bingung.

"Hahah.. Malik.. Malik.. Kau kira rencanaku hanya untuk itu? Lebih dari itu.." Kekeh Azre.

"Hah? Lebih? Apa maksudmu?"

Azre bangkit dari tempat duduknya, berjalan mendekati jendela lalu memandangi matahari yang terbenam.

"Kau tau isu tentang gubuk emas di ujung kota?" Kini giliran Azre yang bertanya, tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela yang ia tatap.

"Ya, aku sering mendengarnya, itu adalah gubuk yang sering diincar oleh banyak orang, namun tempat itu diawasi sangat ketat. Ada apa dengan gubuk itu?"

"Gubuk itu memiliki peninggalan sakti juga kuno, gubuk itu juga terdapat banyak sekali barang dan senjata kuno yang langka.. Dan juga mahal.." Kata Azre.

"Jadi? Apa hubungannya dengan Delvin?"

"Delvin merupakan salah satu peninggi atas gubuk itu, dialah orang yang menjaga keamanan atas gubuk itu." Jawab Chloriz.

Malik yang awalnya menatap punggung Azre kini berdalih melihat Chloriz.

"Darimana kalian tau? Aku saja tidak mengetahui hal itu.."

"Apa kau lupa kalau Chloriz suka menggali informasi yang bahkan kita sendiri tak terpikirkan? Dialah yang mengetahui hal tersebut." Balas Azre lagi.

"Oke.. Tapi aku masih bingung.. Sebenarnya tujuan kalian membawa anak-anak Delvin, itu untuk apa?" Tanya Malik sekali lagi, sungguh, ia semakin bingung dengan pernyataan Azre dan Chloriz.

Ya, pertanyaan Malik sedari tadi tak kunjung berhenti. Chloriz memutar matanya malas membalas pertanyaan Malik, sedangkan Azre hanya terkekeh mendengar Malik yang tak kunjung berhenti bertanya.

"Ada beberapa hal, yang pertama tentu saja sebagai harga dari perjanjian kami. Yang kedua, mereka juga adalah kunci dari gubuk itu dan yang ketiga, sebagai ganti rugi atas apa yang telah Delvin lakukan selama ini.." Tutur Azre, kini berbalik badan dan menatap kedua temannya tersebut.

"Hah? Jadi itu alasannya, tapi apa yang akan kau lakukan kepada mereka?" Ucap Malik.

"Disaat yang tepat, jika seluruh urusanku selesai.. Maka.. Mereka juga sudah selesai.."

Malik masih terlihat bingung, ia berpikir sejenak dengan fokus. Ia mencoba mencerna dan menyambungkan kalimat tadi, tak lama setelah itu, ia mengerti apa yang Azre maksud sebelumnya.

"Aku yakin kau paham maksud Azre, Malik." Sahut Chloriz sembari memasukkan barang yang ia tunjukkan tadi.

"Ya, aku paham sekarang. Baiklah, apa rencananya sekarang?"

Kehidupan bersama Mafia [TAMAT]Where stories live. Discover now