#11

413 40 7
                                    

"Jadi bagaimana, Tuan Delvin? Aku tidak ingin mengulur waktu lagi karena kau juga berada disini."

"Bisakah aku menemui ketiga anakku..?"

"Tentu, ikut aku. Tapi jangan berpikir apapun kalau kau bisa membebaskan mereka."

"Baiklah.. Aku mengerti.."

Azre menyimpan pistolnya lalu membawa Marvel ke ruangan Rafel. Disini, Rafel dan Faiz dalam kondisi terikat dan terduduk lemah.

Pintu pun terbuka, Rafel yang awalnya tidak memperhatikan pintu, tiba tiba langsung melihat ke arah pintu tersebut.

Mata Rafel membulat sempurna saat melihat ada ayahnya berada di depan nya. Marvel terdiam seketika, melihat kondisi kedua anaknya yang jauh sangat berbeda dibandingkan mereka bertemu terakhir kali.

"R-RAFEL? FAIZ?" Ujar Marvel tak percaya, ia berjalan mendekati Rafel dan Faiz. Ia masih tak percaya, kondisi anak-anaknya terlihat sangat begitu memprihatinkan.

"MMMPPHHH!! MMMPPHHH!!" Rafel berusaha tuk memperingatkan ayahnya bahwa Azre berdiri tepat di belakangnya. Namun bagaimana? Mulutnya sendiri saja ditutupi oleh lakban dan pasti ayahnya tidak tau maksud dirinya.

"Selamat tidur, Tuan Delvin.." Azre menutup hidung dan mulut Marvel dengan sapu tangan yang sudah ditetesi obat bius. Marvel berusaha untuk memberontak, namun apa daya.

Badan Marvel mulai melemah, tak lama kemudian ia jatuh pingsan. Azre menahan tubuh Marvel lalu meletakkannya ke lantai. Rafel menatap Azre dengan horor, kemudian mengedarkan pandangannya ke Faiz yang tidak sadarkan diri.

Kemudian Malik masuk dan berdiri tepat di samping Azre, ia menyilangkan tangannya dan melihat tepat ke arah Marvel.

"Misi selesai, selesaikan semua." Azre menoleh ke arah Malik kemudian kembali melihat Rafel yang menatap dirinya dengan horor.

"Sudah? Dia terlalu cepat masuk perangkap." Kekeh Malik pelan.

"Ya sudahlah, yang penting aku dapat sidik jarinya dan juga beberapa barang lainnya.." Balas Azre.

"Baiklah, aku akan kembali kemari 5 menit lagi." Kata Malik, ia beranjak pergi keluar.

Suasana benar-benar terasa sangat aneh, tidak mencekam nan tak juga baik. Azre berjalan menghampiri Rafel yang masih sadar, ia kemudian berlutut dan menatap Rafel.

"Kau tidak akan bisa menang dariku, Rafel. Memangnya.. Kau ingin aku terus menerus menyiksamu seperti ini? Tidak bukan?"

"Aku juga sebenarnya tidak ingin ada kekasaran dan juga sakit dalam setiap perjanjian, tapi kalian sendiri kan yang meminta?"

"Jadi begitu.. Apa gua harus nyerahin diri gua aja ya.." Pikir Rafel.

Beberapa saat kemudian, Malik kembali bersama juga yang lain telah selesai dengan tugas mereka. Ratusan polisi yang tiba telah habis tertembak oleh mereka.

"Kapten, kita harus bergerak cepat, karena mereka akan meluncurkan pasukan kedua." Kata Malik.

"Baiklah kalau begitu. Chloriz, bawa anak-anak itu. Aku dan Malik akan mengurus mereka." Perintah Azre pada Chloriz

"Siap, kapten!"

Chloriz memulainya sementara Malik serta Azre sedang mengganti pakaian mereka untuk penyamaran mereka selanjutnya. Chloriz sekarang sedang membawa Faiz yang tak sadarkan diri, kemudian Rafel dan disusul oleh (Y/n).

Chloriz menghidupkan mesin mobil dan mulai mengurus ketiga anak itu. Hanya Rafel yang masih sadar namun itu tidak bertahan lama karena setelahnya ia pun tak sadarkan diri.

Kehidupan bersama Mafia [TAMAT]Where stories live. Discover now