#5

374 35 4
                                    

Setelah Azre menceritakan kejadian yang menurutnya lucu kepada Chloriz, mereka bertiga pun tertawa kencang atas perbuatan mereka sendiri.

"HAHAHAHA, aku suka rencana kasar mu Azre." jawab Chloriz menepuk pundak Azre.

"Oh.. tentu saja.." Azre terkekeh pelan mengingat ingat kejadian tadi.

"Oh ya, tugasku hari ini sudah selesai kan? Bisakah aku kembali?" tanya Degeh menatap Azre.

"Tentu saja, terimakasih atas bantuannya, Degeh."

Azre mengeluarkan sejumlah uang dari kantongnya lalu memberikannya kepada Degeh sebagai ucapan terimakasih.

"Ambil ini, anggap saja ini tanda terimakasih ku padamu." ucap Azre sambil memegang uangnya.

"Apa kau bercanda? Ayolah.." tanya Degeh melihat sejumlah uang di genggaman Azre.

"Tidak papa, ambil saja." Azre menaruh uang tersebut di tangan Degeh dan kembali melihatnya.

"Benarkah? Terimakasih.." ucap Degeh tersenyum.

Degeh menggenggam uang yang diberikan oleh Azre lalu pergi sambil membawa senjata senjatanya. Degeh juga tidak lupa memberikan topeng milik Azre karena seperti yang kita tau, Degeh menggunakan topeng milik Azre atau lebih tepatnya buatan Azre.

"Sekarang, apa rencana mu? Apakah kau akan meneleponnya?" kini giliran Chloriz yang bertanya.

"Akan ku beritahu besok. Untuk sekarang, biarkan mereka istirahat terlebih dahulu." jawab Azre sambil melepas topengnya.

Azre kemudian beranjak pergi meninggalkan Chloriz sendiri. Chloriz dibuat bingung dengan perubahan drastis sahabatnya.

"Hah? serius dia Azre? dia bukan Azre yang ku kenal.." batin Chloriz sambil menatap punggung Azre yang kini kian menjauh dan menghilang.

Chloriz pun pergi meninggalkan ruangan dan beranjak ke kamarnya untuk istirahat. Keesokan harinya, tepatnya pukul 5 pagi, mereka berdua sudah berkumpul di ruang tengah dan sedang mendiskusikan sesuatu.

"Oke, apa rencanamu sekarang?" tanya Chloriz yang sekarang duduk di sofa bersamaan dengan Azre.

"Baiklah, akan kujelaskan." jawab Azre singkat.

Azre pun mengeluarkan handphone milik Rafel lalu meletakkannya di atas meja.

"Aku akan menghubunginya menggunakan handphone ini. Kita akan memberikan ancaman yang mengerikan, dan jika dia tidak memberikan apa yang sebenarnya kita inginkan, maka jangan sungkan untuk membunuh anaknya.." ucap Azre panjang lebar sambil menyilangkan kakinya dan tersenyum lebar.

"Membunuhnya? Bukankah itu hal yang tidak seimbang?" tanya Chloriz bingung.

"Kita beri dia 3 peringatan, jika peringatan pertama dia tetap tidak ingin memberikannya.. kita akan culik anaknya lagi.." jawab Azre.

"Jika dia tetap menolak?" tanyanya lagi.

"Jika dia tetap menolak, maka aku akan menyiksa ketiga anaknya termasuk gadis itu.. dan jika peringatan terakhir dia tetap tidak ingin memberikannya, maka kita habisi kedua anaknya.." ujar Azre sambil melepas topengnya.

"Wait.. kenapa hanya dua? bagaimana dengan gadis itu?" Chloriz melirik ke ruangan (Y/n) berada.

"Kita akan tetap menahannya.." Azre ikut melihat ruangan (Y/n).

"Eee.. oke.. aku belum pasti dengan pikiranku sendiri. Okelah, jika dia memberikan yang sesuai?" tanya Chloriz dengan ragu.

"Kita akan kembalikan anaknya kecuali gadis itu.." jawab Azre dengan santai.

Kehidupan bersama Mafia [TAMAT]Where stories live. Discover now