#9

329 34 4
                                    

"Lupakan saja, kau pasti tidak akan mengerti." Chloriz memutar matanya malas, ia beranjak mendekati (Y/n) sekali lagi sambil berlutut.

"Hey! Tunggu! Apa maksudmu memilikinya? Apa kau-" Ucapan Azre langsung saja dipotong oleh Chloriz.

"Jangan berpikir seperti itu Azre, maksudku memilikinya bukan gadis itu, tapi hal yang lain." jawabnya jelas sembari mengamati wajah manis (Y/n).

"Yang lain..? Apa maksudnya?" Batin Azre dalam hatinya dengan bertanya tanya.

"Astaga, kau masih belum paham juga? Makanya cari pasangan, kau sudah tua tapi masih tidak memiliki pasangan, miris sekali." Chloriz menaikkan pandangannya dan berdalih memandang Azre.

"Hey, apa maksudmu berkata seperti itu?" Tanya Azre sedikit tidak senang dan masih bingung.

"Itu kan sebuah fakta, kau sudah tua namun belum memiliki pasangan, kenapa kau tidak bersama gadis itu saja? Katamu dia sempurna bagimu." Chloriz kemudian berdiri lalu menepuk pundak Azre dan beralih mendekati Rafel dan Faiz.

Azre kemudian terdiam saat mendengar perkataan Chloriz yang belum ia cerna sepenuhnya. Chloriz menghiraukan Azre yang masih melamun dan membawa Rafel dan Faiz ke ruangan mereka.

Beberapa menit kemudian, Chloriz kembali lagi ke ruangan tempat mereka menyiksa tadi dan mendapati Azre yang masih melamun, tidak bergerak sama sekali. Chloriz menghela nafasnya dan berjalan mendekati Azre kemudian menepuk pundaknya.

"Astaga.. apakah kau masih memikirkannya?" ujarnya dengan melihat tatapan Azre yang terbilang kosong.

Azre tidak merespon pertanyaan Chloriz sama sekali. Karena sedikit kesal, Chloriz mengeluarkan pistolnya lalu menembak ke arah dinding dengan tujuan untuk menyadarkan Azre.

"Astaga, apa yang-"

"Kau jangan melamun, kau mau membawa gadis itu atau aku yang membawanya?" tanyanya dengan nada yang masih terdengar kesal.

"Biar aku saja." jawab Azre singkat sembari melihat (Y/n) kembali.

"Ya baiklah." ujar Chloriz sambil memegang pistolnya tadi dan bergegas beranjak keluar.

Chloriz beranjak keluar dari ruangan itu lalu pergi ke ruang tengah untuk membersihkan senjata senjatanya yang sudah berlumuran darah.

Saat Chloriz sudah pergi, Azre kemudian mendekati (Y/n) lalu menggendong dan membawanya ke ruangan miliknya. Azre meletakkan tubuh (Y/n) di atas kasur lalu memandang wajah cantik nan manis diri (Y/n) sembari berlutut.

"Gadis kecil.. mengapa kau membuatku sangat tergila gila padamu? Aku tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya."

Azre kemudian melepas topeng miliknya dan meletakkan topeng tersebut di atas meja, mata birunya kembali bersinar menatap paras cantiknya (Y/n). Azre perlahan mendekatkan wajahnya pada (Y/n), mengangkat sedikit kepalanya lalu mencium kening (Y/n) dengan penuh kasih sayang.

"Apakah aku benar benar harus memilikimu..? Kau benar benar sangat manis dan sempurna." Azre melirik keadaan sekitar, setelah dirasa aman, ia mengecup bibir (Y/n) sekilas kemudian dengan cepat menjauhkan wajahnya dari (Y/n). Jantungnya berdebar dengan cepat serta wajahnya sedikit merona saat ia kembali menatap wanita manis di depannya.

Tepat disaat Azre melakukan hal itu pada (Y/n), Chloriz baru saja sampai dan hendak memasuki ruangan tersebut, namun ia langsung menghentikan langkahnya dan memandang Azre dari depan pintu kemudian menyandarkan dirinya pada tembok.

"Azre Azre.. Aku masih kurang percaya denganmu walaupun aku memang mendengarnya dengan telingaku sendiri."

Chloriz melihat Azre sekali lagi kemudian bergegas pergi membersihkan ruangan yang mereka pakai tadi saat penyiksaan.

Kehidupan bersama Mafia [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang