༊ das Versprechen eines Vaters

1.5K 227 46
                                    

     ∧_∧ 
(。・ω・。)つ☆・*。
⊂  ノ  ・゜+.
しーJ  °。+ *'¨)
        .· '¸.·*'¨) ¸.·*¨)
         (¸.·' (¸.·' ENJOY✨



Rasanya begitu berat hanya untuk sekedar membuka mataku. Perlu beberapa kali aku harus membuka dan menutup kelopak mataku sebelum mereka bisa menyesuaikan. Hal pertama yang aku lihat adalah langit-langit kamar yang penuh dengan ukiran mewah dan juga sangat tinggi. Bukan lagi langit-langit kamar dari kayu atap tanpa sekat dan dengan jarak yang pendek. Langit-langit kamar yang selama tujuh hari belakangan menjadi pemandangan sebelum aku menutup mata mengarungi mimpi.

Aku tiba-tiba menjadi panik.

Aku sangat mengenal langit-langit yang sedang kutatap ini. Itu adalah milik kamarku di istana Luxious. Jadi apakah aku sekarang sudah berada di istana? Bukan di kamar sempit ibuku?

Kepanikan dan rasa paranoid merayapi tubuhku. Tidak mungkin! Aku tidak mau! Ini pasti mimpikan?!

Sayangnya pikiranku jika saat ini adalah mimpi terbuyarkan ketika beberapa suara memanggil namaku.

“Pangeran! Anda sudah sadar? Syukurlah.”

“Pangeran syukurlah anda sudah sadar.”

Ucapan penuh syukur dan haru terus terdengar di telingaku. Sepertinya mereka ada empat orang dan mungkin keempatnya adalah tabib dan dayang yang memang ditugaskan khusus untukku selama ini.

“Saya akan meminta penjaga untuk memberitahu Yang Mulia Raja bahwa Pangeran Mahkota telah sadar. Saya yakin pasti Raja akan sangat senang mendengar kabar ini setelah tujuh hari menantikan kesadaran pangerana.”

Apa katanya? Tujuh hari?!

Jadi aku sudah berada di istana selama tujuh hari?! Dan itu berarti aku juga tidak Bersama Papa selama itu?!

Aku tidak mau!

Aku tidak mau berpisah lagi dengan Ibuku. Aku harus Kembali ke tempat Papa!

Dengan sekuat tenaga aku mencoba menggerakkan tubuhku yang lemas untuk duduk. Gerakanku mendapat protesan dari mereka, terutama dua tabib yang sedang memeriksaku. “Pangeran berbaringlah. Anda masih lemas dan harus banyak beristirahat.” Dan pelayan yang tadi sudah berjalan ke arah pintu ikut berbalik ke arahku, dia tidak jadi melanjutkan tujuannya karena pergerakanku yang tiba-tiba.

Aku menulikan telingaku. Aku abaikan apa yang mereka ucapkan.

Dengan perlahan aku menggerakkan kakiku untuk turun dari ranjang. Yang mana membuat keempatnya semakin panik dan resah. Mereka memegang bahu dan tanganku, bermaksud untuk menghentikan gerakanku. Tapi aku tetap pada pendirian dan kekeras kepalaanku. Aku mengibaskan lengan dan tubuhku agar terbebas dari tangan-tangan mereka.

“Aku harus kembali.”

Aku mengucapkan kalimat itu begitu pelan, mungkin lebih tepatnya jika aku tengah berbisik. Namun dengan suasana kamar yang hening, empat orang lainnya dapat mendengar kalimatku itu. Aku berdiri, dan mulai melangkah dengan pelan. Gerakanku itu membuat empat orang lain menjadi panik.

“Pangeran, apa maksud anda? Anda telah kembali Pangeran.”

Kedua tabib dan dayang itu berdiri mengerubungiku. Tangan mereka berada di tubuhku bertujuan untuk menghentikanku. “Pangeran, ayo kembali ke ranjang terlebih dahulu. Anda masih harus kami periksa untuk memastikan kondisi anda.”

Melihat mereka yang mencoba menghalangiku, entah kenapa membuat amarahku memuncak. Entah kekuatan yang datang dari mana, aku berhasil menghempaskan tangan-tangan yang berada di tubuhku.

♛ BUTTERFLY's CURSED [JOHNTEN] (SLOW UPDATE) Where stories live. Discover now