26. Selalu Sagara

6.7K 1.1K 77
                                    

Happy Reading

Chapter 26. Selalu Sagara

Turun dari panggung, Sagara merasa benar-benar kalut karena tidak menemukan Ziva di manapun. Cowok itu mengacak rambutnya kasar sambil mencoba menelepon Ziva untuk yang kesekian kali dengan raut cemas. Namun, sekali lagi, teleponnya tidak diangkat.

Ketika hendak melanjutkan pencarian, Sagara tidak sengaja menabrak seorang perempuan saat dia mengambil langkah. Ia membantu memungut ponsel perempuan itu yang sempat terjatuh dan memberikannya.

"Sorry," Sagara lantas terdiam. Perempuan itu, yang ditabrak nya. Aurora Selina.

"Sagara?" Tatapan terkejut Aurora layangkan pada Sagara. Sejenak ia terperangah melihat Sagara dari jarak yang cukup dekat. Sejak kapan, teman dekat Altair yang selalu ia abaikan keberadaannya jadi setampan... Ini?

"Hp lo,"

Aurora tersadar dari lamunannya saat mendengar suara Sagara. Ia berdeham pelan lalu mengambil ponselnya yang di sodorkan Sagara. Aurora lantas mencengkram lengan cowok itu saat melihat Sagara akan beranjak.

Sagara berdesis pelan. Kedua alisnya menyatu menatap Aurora tidak suka karena Aurora menyentuhnya seenaknya. Hal itu membuat Aurora segera melepaskan cekalan nya sambil menelan ludah. Sedikit terintimidasi oleh tatapan Sagara.

"Lo keliatan kebingungan. Lagi cari Ziva?" tebak Aurora tepat sasaran.

"Ya. Lo lihat dia?"

Aurora mengangguk. "Tadi gue lihat dia ke toilet,"

Tanpa banyak bicara atau bahkan tanpa mengucapkan terimakasih pada Aurora, Sagara segera melangkah menuju toilet. Meninggalkan Aurora yang menatap punggungnya dengan senyum culas.

Aurora benar-benar berharap Sagara menemukan Ziva tengah bersama Altair. Dan semoga saja selanjutnya terjadi kesalahpahaman antara Sagara dan Ziva. Atau bahkan pertengkaran hebat sampai keduanya berpisah.

Ya, Aurora tidak akan menyia-nyiakan kesempatan apapun untuk membuat Ziva menderita. Karena penderitaan Ziva, adalah sebuah kebahagiaan untuk Aurora.

Disisi lain, Sagara menghentikan langkah saat melihat Ziva keluar dari toilet. Rahang cowok itu seketika mengeras tatkala melihat laki-laki yang berjalan dibelakang Ziva.

Altair Gardapati.

"Sagara?" Ziva berhenti menatap Sagara terkejut. Jantungnya lantas berdebar kencang ketika melihat sorot emosi dimata Sagara yang ditujukan untuk Altair. Sudah bisa dipastikan, kesalahpahaman akan segera terjadi.

Sagara menatap Ziva. Masih dengan rahang yang mengeras serta sorot mata yang dingin, ia bertanya. "Dari mana?"

"A-aku.. Aku, dari toilet." Sial, kenapa ia jadi gugup sih?! Jika begini ia akan terlihat seperti seorang istri yang baru terciduk tengah berselingkuh. Tapi jujur saja Ziva benar-benar takut Sagara akan salah paham.

"Sama dia?" Sagara dengan gamblang menunjuk Altair.

"Nggak, kamu––"

"Iya. Dia ke toilet sama gue." sela Altair dengan senyum miring. Berhasil membuat Ziva menatapnya tidak menyangka. Sementara Sagara mati-matian ingin menghajar Altair sekarang juga.

Ziva dengan panik menahan Sagara yang ingin maju untuk menghajar Altair. "Sagara, jangan!"

"Kenapa? Kenapa jangan?" tanya Sagara dengan nada dingin.

"K-kamu tenang ya. Ini masih di acara orang, nggak enak sama Dirga. Aku bakal jelasin, tapi nggak disini. Kita pulang, aku––"

"Udahlah, Ziva. Ngaku aja. Udah ketahuan juga," Altair bersedekap dada sambil menyandarkan tubuhnya di pintu masuk toilet. "Lo kesini bareng gue,"

Figuran Wife [Republish]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon