24. Kebohongan dan Rasa bersalah

11.5K 1.4K 118
                                    

Jangan lupa vote n komennya yaaa bastieeee 😍 Jangan pelit pelit, biar author tambah semangat up 💓

Happy reading 🍰🍓

Chapter 24. Kebohongan dan Rasa bersalah

Bertopang dagu, Syakira menatap TV besar diruang tamu yang menayangkan kartun dua kembar botak dengan tak minat. Disebelahnya ada Ziva yang sedang fokus menonton sambil melahap donat.

"Kak, Sasa gabut. Berenang yuk?"

"Berenang? Tapi ini 'kan udah siang, Sya. Nanti demam lagi,"

"Nggak akan, Kak. Sasa kalau Bunda keluar siang-siang suka berenang diam-diam. Tapi nggak demam tuh. Ayolah, Kak."

"Nggak mau, ah. Nanti Kakak kena omel Sagara. Dirumah juga Kakak suka pengen berenang, tapi dilarang sama dia. Katanya takut kena flu."

"Alah, Bang Saga aja yang lebay itu. Lagian nggak akan kena omel kalau Bang Saga nggak tau. Ayolah, Kak. Sebentar aja, 2 jam abis itu selesai."

"Yaudah deh, 2 jam terus selesai. Oke?"

"OKEE KAK!!"

Ya, rencana awalnya memang 2 jam. Tapi mereka baru selesai sore hari. Untungnya saja Sagara belum pulang dijam itu, jadi Ziva maupun Syakira selamat. Tapi setelah makan malam, Ziva malah merasa tidak enak badan. Tubuhnya mulai terasa panas dan bersin-bersin. Sudah bisa dipastikan, kalau dia terserang flu.

Berbeda dengan Syakira. Gadis itu terlihat baik-baik saja dan setelah makan malam, dia izin pada Sagara ingin belajar bersama dirumah temannya.

Ziva memeluk Sagara dari belakang ketika cowok itu sedang membuat kopi sehingga Sagara membalikkan badannya.

"Sagara," panggil Ziva dengan suara serak. Dia menyandarkan kepalanya didada Sagara dan memejamkan matanya yang terasa perih. Ia mengeratkan pelukannya saat hawa dingin semakin memeluknya hingga Ziva seolah merasa beku. Namun, berbanding terbalik dengan tubuhnya yang malah terasa panas.

Sagara mengerutkan keningnya saat merasakan hawa panas dari tubuh Ziva. Tangannya terangkat untuk menyentuh pipi Ziva. Panas. "Va, badan kamu panas."

Ziva mengangguk. Sesaat kemudian dia bersin sebanyak dua kali. Ziva mendongak menatap Sagara dengan hidung memerah. "Nggak enak badan." adunya dengan wajah melas.

"Kok bisa? Tadi pagi kamu masih baik-baik aja. Kamu ngapain aja tadi siang? Makan apa?" tanya Sagara. Satu tangannya mencengkram lengan Ziva yang memeluk pinggangnya, mengintimidasi perempuan itu agar berkata jujur padanya.

"T-tadi siang a-aku renang sampai sore," jawab Ziva dengan suara pelan. Ia meringis saat merasa cengkraman Sagara di lengannya menguat.

"Kamu lupa kalau aku ngelarang?"

Ziva menggeleng pelan. Matanya mulai berkaca-kaca. Dia ketakutan karena perasaannya yang melemah sebab tubuhnya terasa tidak enak, dan dinosaurus itu mulai marah padanya sekarang. Tatapan Sagara kini menyorot tajam padanya.

"Kenapa masih kamu lakuin? Diem-diem lagi. Mulai berani bohongin aku?"

Ingin rasanya Ziva menjelaskan. Tapi Sagara begitu mengintimidasinya sehingga lidah Ziva kelu untuk berucap. Ziva sadar kalau dia salah. Jadi dia tidak bisa mengelak lagi. Semua yang Sagara katakan benar. Dia membohongi Sagara.

Ziva menggeleng kuat saat Sagara ingin melepas paksa pelukannya. Ziva mulai menangis sambil tangannya mengambil kedua lengan Sagara dan melingkarkan nya dipinggang Ziva. Ia mengeratkan pelukannya kembali pada pinggang Sagara. "Nggak, nggak mau. Aku minta maaf. Lain kali aku nggak gitu lagi,"

Figuran Wife [Republish]Where stories live. Discover now