22. Cerita Syakira

11.3K 1.4K 173
                                    

Siapa yang nunggu notif FW? ☝🏻

Maaf baru up 🙏

Vote dulu sebelum baca ya. komen juga disetiap paragraf juga. aku suka bacain komen kalian, gemes aja gitu apalagi kalau kesel sama altair 😁🤘

Happy reading🌷💗

Chapter 22. Cerita Syakira

Karena kedua orangtuanya harus keluar kota untuk datang ke acara pernikahan salah satu teman, Sagara dan Ziva diminta menemani Syakira untuk beberapa hari kedepan. Pukul 5 sore mereka baru sampai. Syakira terlihat kesenangan dan menarik Ziva untuk cepat-cepat masuk kedalam rumah.

Sagara menatap kedua dengan datar. Ini yang membuat Sagara terkadang kesal dengan Syakira. Gadis selalu merebut perhatian Ziva darinya. Sehingga Ziva jadi melupakannya. Jika Sagara tidak menyayangi Syakira mungkin Sagara menolak permintaan kedua orangtuanya untuk menemani Syakira dirumah ini sementara waktu.

Sagara lantas mengikuti keduanya dengan tas berisi pakaian Ziva. Hanya Ziva yang membawa pakaian ganti karena Sagara masih memiliki sisa baju dirumah ini.

"Kamu udah makan?" tanya Ziva.

"Belum, Kak. Sasa lagi ngerjain tugas menggambar gitu. Tapi dari tadi aku belum tau mau gambar apa," Syakira cemberut.

"Oh, ya? Kakak bantuin mau?" tawar Ziva.

"Beneran, Kak?! Mau banget dibantuin!" ujar Syakira kesenangan. "Tapi nanti malem aja deh, Kak. Sasa laper, makan dulu ya?"

Ziva tergelak. "Oke. Kakak mau masak, nanti bantuin ya!"

"Asyappp!"

Bohong karena faktanya, tepat jam 7 malam, Syakira malah meminta barbeque-an. Karena tidak ada persiapan, Ziva menyuruh Sagara membeli daging, sosis dan bahan-bahan lainnya ke supermarket. Sementara itu, Ziva dan Syakira menyiapkan peralatan yang diperlukan.

Halaman belakang, yang menjadi lokasi mengadakan barbeque. Selain terdapat gazebo dan kolam renang, halaman belakang juga lahannya cukup luas. Sangat pas saja suasananya menurut Ziva.

Merasa selesai, Ziva memutuskan untuk gabung dengan Syakira yang sudah lebih dulu duduk di gazebo. Ia memperhatikan Syakira yang sedang memainkan sebuah rubrik dengan lihai. Warna rubik itu tidak seperti biasanya. Jika kebanyakan warna gradasi pelangi, warna rubik itu gradasi galaksi.

"Warna rubiknya cantik. Punya kamu?" tanya Ziva.

Syakira mengangguk. "Iya, dari Bang Saga."

"Oh, gitu. Kamu pintar banget mainnya," Ziva memperhatikan lengan Syakira yang terlihat tidak kaku memutar-mutar rubik agar warnanya jadi sesuai.

"Sasa nggak pintar main rubik. Sasa main rubik kalau lagi gabut aja. Tapi Kakak pintar main rubik, kan?"

Ziva mengerutkan kening samar. Ia? Pintar main rubik? Cheryl tidak suka dengan hal-hal yang membuat pusing pikiran seperti bermain rubik. Mungkin Ziva Kanaya?

"Coba Kakak tebak. Alasan apa yang buat Bang Saga kasih Sasa rubik?" Syakira memberikan rubiknya pada Ziva.

Ziva langsung menggeleng. Ia mana tahu? Ziva saja baru tahu Syakira memiliki rubik. Ah, jangankan hal itu, Ia saja baru tahu kalau Ziva Kanaya pintar main rubik. Ia memang sempat mendapatkan ingatan Ziva Kanaya, namun Ziva rasa tak sepenuhnya. Buktinya Ziva Kanaya pintar main rubik saja ia tidak tahu.

"Emang apa alasannya?" tanya Ziva sambil memperhatikan rubik itu.

"Karena rubik ini ditolak Kakak."

"Maksudnya?" Ziva semakin bingung. Apa mungkin sebelumnya rubik itu ingin Sagara berikan padanya, tapi Ziva menolak. Oleh karena itu, Sagara memberikan rubiknya pada Syakira? Untuk saat ini, begitulah asumsi Ziva.

Figuran Wife [Republish]Where stories live. Discover now