Chp 33

459 16 2
                                    

Kamis, 14.23

Sama seperti sebelumnya Farlan, Denar, Shera, Riyu, Bara, Ravi dan Rael akan menghabiskan waktu bersama. Tapi kali ini beda "Hari ini gue ajak kalian makan, tapi ga gue traktir tapi kita ke optik dulu okay? Gue mau cek mata sebentar" ingat Farlan pada sahabatnya sambil berjalan menuju mobil Alphard berwarna hitam dan disana sudah ada sang bunda dan sopirnya.

"Heeyyy apa kabar kalian, udah lama ga ketemu ih. Kabarnya gimana??" Sapa Bunda saat Farlan membuka pintu tengah "Baik tante, tante sendiri gimana? Baik?" Jawab mereka secara bersamaan "Ahh baik, hey ada anak cantik.. Mamih kabarnya gimana sayang?" Basa basi sang bunda kepada Shera yang baru saja memasuki mobil.

"Eh baik tante makasih" jawabnya singkat dengan senyum manis membuat Rael kekasihnya terpana sedangkan yang lain malah terlihat heran "Bunda, bunda kenal sama bundanya Shera?" Tanya Farlan penasaran "Kenal lah orang Bunda sama Mamihnya Shera satu SMP" jelas sang Bunda membuat Farlan terkejut.

Setelah acara tiba-tiba kaget itu akhirnya mereka menuju optik yang Farlan maksud "Eh gimana kalo gini, nanti kalo Farlan hasilnya pemeriksaan matanya minus dia harus traktir kita dan kalo hasilnya baik-baik aja kita bayar makanan sendiri? Gimana? Setuju?" Canda Bara yang malah disetujui satu mobil dan membuat Sang Bunda Terkekeh karena kelakuan sahabat anaknya itu.

"Ah tau gitu gue ga usah ajak kalian ke optik dulu anjir, langsung gue ajak makan aja" canda balik Farlan. Tidak butuh waktu lama akhirnya mobil mereka terparki diparkiran optik tersebut, keluar mobil lalu berjalan menuju pintu masuk. Karena Sang Bunda sudah merencanakan pemeriksaannya Farlan tidak butuh menunggu, tinggal masuk ruangan, periksa, dan selesai.

"Kalian tunggu disini aja, gue sama bunda yang masuk" titah Farlan sebelum memasuki ruangan pemeriksaan. Saat masuk sang dokter langsung menyuruh Farlan untuk duduk didepan alat untuk memeriksa matanya, beberapa pertanyaan dan hanya butuh waktu yang lumayan singkat akhirnya pemeriksaan itu selesai.

"Jadi gimana dok mata anak saya? Dia tuh sering banget diem didepan layar, kalau ga ngerjain tugas ya dia main game" kekeh sang bunda hanya dibalas cengiran oleh Farlan "Ahh begitu, karena memang kasusnya identik pada anak zaman sekarang ya yang selalu diam didepan layar gadget. Nah hasil pemeriksaannya juga menunjukan kalo adik ini matanya minus, yang kanan minus 2 dan yang kiri minus 2,5 ditambah silindrisnya 0,5" jelas sang dokter membuat Farlan terkejut.

"Waduh, pasti kamu selama ini liatnya burem ya Lan? Harusnya bunda bawa kamu dari lama" ucap sang bunda dengan nada khawatir dan marah dan lagi lagi hanya dibalas cengiran kikuk dari anaknya. Setelah berbincang dan memilih frame yang cocok ini itu dan Farlan suka akhirnya pemeriksaan pun selesai.

"Gimana? Minus? Apa baik-baik aja?" Tanya Ravi "aduhh gimana yaa? Ga bercanda gue minus anjir ternyata" kekeh Farlan menggaruk tenguk lehernya yang tidak gatal "HOORREEEEE MAKANNYA DI TRAKTIR FARLAN HORE HORE" sorak mereka semua bersamaan, untung saja yang berada disana hanya Farlan, sahabat dan bundanya saja.

"Shuut anjir jangan teriak" ingat Farlan menyimpan jari telunjuk didepan mulutnya meminta untuk diam.

~~~

Jumat, 07.14

Setelah hampir semingguan ini tiga sahabat itu sudah menghabiskan waktunya untuk refreshing menjelang ujian kenaikan tiba, hari ini tepatnya hari Jumat dimana hari diadakan tes keperibadian, golongan atau tingkatan para siswa.

Semua siswa berada dikelasnya masing-masing, terdapat dokter yang akan mengetes mereka dimeja guru nanti. Menunggu sesuai absen akhirnya giliran Farlan, gugup memang karena diberikan beberapa pertanyaan tapi sang dokter tetap memintanya untuk tenang.

Hingga akhirnya rasa gugup itu berubah menjadi rasa panik saat dokter yang mengetes dirinya memangil rekannya yang membawa suntikan dan beberapa alat kesehatan lainnya "Tenang yaa.. gapapa kok, ini darahnya kita ambil karena kamu punya dua kemungkinan dalam tes ini dari tiga golongan, daripada nanti hasil tesnya salah kami lebih baik mengambil sample darah kamu. Boleh? Gapapa?" Jelas sang dokter sambil bertanya dan berusaha membuat Farlan tetap tenang.

ꜰᴀʀʟᴀɴ × ʀᴀᴠɪ🔞Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon