Chp 17🔞

3.2K 53 0
                                    

Setelah selesai acara jurit malam para siswa kembali pada kelas yang sudah ditentukan untuk tidur, tentu saja siswa putri dan putra ruang kelasnya dipisah. Pada pukul 20.56 pada ruangan 9A yang para putra tempati saat ini sudah sunyi senyap karena semua sudah tertidur lelap.

Tetapi berbeda dengan Farlan, rasa resah yang dirinya rasakan saat pagi hari tadi kembali muncul. Lebih parah mungkin... karena rasa nafsu yang Farlan rasakan sulit di kontrol olehnya seorang. 'Hmmhh bisa gawat gini mulu' batinnya semakin dibuat panik.

Entah apa yang Farlan pikirkan ia mulai membuka celana Ravi, perlahan tapi pasti Farlan mulai memasukan dua jarinya pada hole yang sudah lama tidak ia rasakan. Untung saja keduanya berada diujung jadi mereka akan lebih leluasa melakukannya.

"Nghh mhh hmmhh" erangan kecil mulai keluar dari mulut Ravi, mulai terlihat penis kecil milik lelaki dibawahnya mulai menegal menandakan sebentar lagi dirinya akan keluar. Dan benar saja cairan yang disebut sperm itu akhirnya keluar juga, Farlan pikir pemanasannya cukup sampai disini.

Farlan mulai memasuka penisnya yang sudah sedikit berair tidak bisa menahan nafsu besar ini.
JLEB
Satu tusukan;satu penis masuk. Farlan mulai menggoyangkan pinggulnya dengan kecepatan sedang 'shhhh ahh masih-- sempith' batinnya saat penis besar itu tergencet hole Ravi yang sebenarnya sudah ia lebarkan dengan dua jari tetapi masih saja ketat. Mungkin akibat mereka akhir-akhir ini jarang melakukan itu.

"Mnghh Farhh-lanhh? Ahh sakhithh" tanpa sadar Ravi akhirnya terbangun juga akibat apa yang dilakukan kekasihnya itu, menaikan kecepatannya Farlan bermain mulai sedikit kasar "ahh ahhngh hmhhm ahh hahhh" desah sepenuhnya sekarang sudah keluar dari mulut Ravi.

"Shhhttt. Jangan kenceng-khenceng sayangh" pinta Farlan sambil menutup mulut Ravi "nhhh mhngh mhffthh mhh mhh mhh" meskipun desahnha tidak keluar sebenuhnya tetapi hal itu terasa sangat menggoda bagi Farlan. Semakin kasar tempo Farlan bermain, hole itu dilahap ganas olehnya.

"Ahkhh bareng sayanghh" akhirnya mereka berdua sama-sama mencapai penutupan ronde pertama yang ditutup dengan semprotan cairan putih pada perut six pack Farlan dan yang satunya keluar didalam. Nafas mereka memburu karena kelelahan, mencoba mengatur nafas agar dapat kembali normal.

"Nghh? Siapa?" Tiba-tiba seseorang terbangun dari tidurnya merasa terganggu akibat suara pantat dan pinggul yang saling beradu kasar, dengan segera Farlan masuk kedalam selimut bersama dengan Ravi dengan posisi saling menghadap.

"Udah ini lanjut di toilet ya sayang."

"Udah-udah ahh mau tidur... sakit"

"Belum ilang sayang, lanjut yaaa? Sekali lagi aja" pinta Farlan dengan wajah memelas.

"I-iyaudah deh se-sekali aja tapi ya?" Tidak dijawab dengan kata melainkan anggukan antusiasnya. Merasa keadaan kembali aman, Farlan menarik lengan Ravi menuju keluar kelas dan berjalan kearah toilet putra. "Kamu kenapa sih? Pasti gara-gara mimpi kan?" Tidak ada jawaban melainkan ciuman kasar dari Farlan yang malah Ravi terima.

Ciuman itu terlihat sangat panas, tanpa jeda Farlan menaikan Ravi pada wastafel agar lebih mudah karena seperti yang kalian tau bahwa tinggi Ravi tidak setinggi Farlan "mffhh hffmhh hahh mnghh mhmhh" ciuman itu diakhiri dengan benang saliva entah milik siapa menggantung diantara bibir basa itu.

Farlan beranjak dari bibir menuju leher bawah bertujuan untuk membuat kiss mark disana "AWW! Sakit, ihh nanti keliatan gimana?"

"Gakpapa lah, biar tau kamu itu cuman buat aku."

"E-eung... ya-yaudah terserah kamu aja deh" Ravi menyerah atas tingkah laku dari kekasihnya ini. Tanda kepemilikan terpapar cantik disana, bekas gigitan itu menjadi tanda bagi siapapun yang melihatnya bahwa Ravi adalah milik Farlan seorang.

ꜰᴀʀʟᴀɴ × ʀᴀᴠɪ🔞Where stories live. Discover now