Chp 30🔞

1.7K 35 0
                                    

Seorang pria memakai pakaian kerjanya yang masih lengkap itu memasuki rumah mewahnya yang bertingkat dua, merebahkan diri disofa ruang keluarga sambil melihat anaknya. Sang anak yang menyadari ke hadiran papanya lalu berlari menghampiri pria tersebut "PAPAAAA, PAPA PAPA! Atha mau bikin dede!" Suara seorang anak kecil bernama Atha itu berkata sesuatu yang membuat sang papa terkejut "A-adek? Kan kamu udah punya Rian sayang."

Mendengar itu Atha cemberut lalu kembali berpikir "Bukaaan papa, Atha maunna bikin ade sedili" kesalnya berdecak pinggang "Atha, anakku sayang. Artha masih kecil sayang, nanti kalo Artha udah segede papa baru Artha boleh bikin Adek"

Atha lagi-lagi dibuat kesal oleh jawaban papanya "Enggaaa, enggaaa mauuu papaaa! Atha maunya sekalang, Atha mau dede" kesanya lagi dengan mata yang berkaca-kaca sekarang. Astagaa, jika saja Farlan boleh jujur ia cukup stres mendengarnya, sang istri baru saja 3 bulan lalu melahirkan bayi laki-laki yang dirinya bilang bernama Rian itu. Tetapi sang kakak ingin menambahnya lagi.

"Ya-yaudah, nnanti papa bikin sama mama ya" ucapnya mengedipkan sebelah matanya, Atha yang mendengar jawaban dari papanya seketika langsung terjingkrak-jingkrak. Farlan membiarkan hal itu, ia segera berlari kecil menuju kamarnya, melihat sang istri sedang berkutik didepan laptopnya sedang bekerja.

"Halo sayangku" sapanya mengecup kening pasangannya. Sang istri terkejut dengan kehadiran Farlan yang tiba-tiba sudah memberinya kecupan "Kapan pulang sayang?"

"Hm? Barusan, baru aja"

"Owwhh, besok sampe lusa aku cuti. Cape banget"

"Atha sama Rian?"

"Bibi aja yang ngurus" jawabnya lalu dibalas dehaman dari Farlan, setelah berganti baju Farlan berniat untuk membujuk istrinya itu untuk menambah 'Adik' untuk Atha.

"Sayang, tadi dibawah pas aku dateng Atha minta aku buat bikin adek baru"

"HAH? ADUHH AKU NGURUS RIAN AJA SUSAHH"

"Ravi.. please, hari ini pake pengaman. Janji, ga ada boong boong"

"Sama aja, ga mau ah. Capeee!"

"Please sayaangg, hari ini aja. Udah lama kita ga lakuin ini.. ya? Pake pengaman, semoga ga bocor"

"EH WAKTU ITU KAMU YANG BOCORIN TERUS JADI"

"Eh aku aja ga pernah megang selain pas mau itu, kamu kali yang bolongin. Pake jarum kan? Aku mana punya, kamu yang nyimpen"

"Ah.. i-iya dehh, l-lagian mana enak kalo pake pengaman mah"

"Tuhh ngaku kan kamu, yaudah ayo" ajaknya lalu menutup laptop yang Ravi paka dan menggendongnya ala bridal style lalu melemparkannya kekasur "Tau gitu aku ga usah pake baju lagi, telanjang aja dari tadi."
CUP!!

Lumatan kasar mendarat di bibir Ravi, Farlan bermain dengan lihai didalam sana. Lidahnya menari dengan sangat bergairah, Ravi kewalahan menyeimbangin ciuman mereka, tetapi perlahan-lahan lumatan itu turun ke leher Ravi. Memberi tanda kepemilikian disekujur tubuhnya "ashh, ud– ahh" desahan akhirnya keluar dari mulut Ravi.

Membuka seluruh pakaian yang melekat pada tubuh pasangannya lalu melemparkan kesembarang arah, Ravi sudah full naked. Farlan mulai menghisap dan mencubit nippel Ravi "ahnn, Lanhh udahh" desahnya sambil memegang kepala Farlam meminta berhenti.

Sebelum lidahnya memasuki hole pasangannya, Farlan memberi tanda kepemilikan didalam selangkangan Ravi. Terpampang manis bekas merah yang tercetak rapih dari giginya "Lebarin kakinya sayangh" pintanya sambil melebarkan paha sang empu.

"Enghh, engga. Ga mauu" keluhnya sambil menutupi holenya dengan kedua tangan. Sebenarnya Ravi tidak suka Blow Job atau tongue service, memang rasanya yang aneh itu membuat Ravi tidak nyaman. Tetapi sekarang ia harus berusaha untuk mengalihkan rasa aneh itu menjadi nikmat.

ꜰᴀʀʟᴀɴ × ʀᴀᴠɪ🔞Where stories live. Discover now