Bab 97. Jangan Tidur Lama-lama

1.5K 575 104
                                    

"Bukan saya yang melakukannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bukan saya yang melakukannya."

"Jangan percaya, Mbak."

Kiko menoleh ke arah adiknya yang berjaga dengan berdiri bersandar pada kusen pintu.

"Dia saja bisa membohongi semua orang dengan penyamarannya kok. Mana bisa orang seperti ini dipercaya." Gempar meneruskan ucapannya dan mengangkat kantong plastik berisi es teh manis yang hanya tersisa batu esnya saja. Pemuda itu lalu dengan acuh menggoyang-goyangkan plastik di tangannya berharap batu es bisa mencair lebih cepat.

"Lalu siapa? Mbak Mia?"

Tebakan itu seakan sangat telak namun Mbak Sandra yang ternyata adalah sosok seorang pria tidak mengangguk. Dia terlihat bingung dan ketakutan.

"Saya sudah tahu kalau anda pria. Sejak pertama anda datang ke kantor bersama Mbak Mia. Saya tahu dan saya diam karena saya menghormati privasi anda. Apapun alasan anda melakukan hal itu."

Kiko mengamati pria yang kini duduk dengan menautkan tangannya. Kalau dilihat dari ciri fisiknya, pria itu adalah pria blasteran dengan tinggi kira-kira 171 sentimeter, rambut coklat terang dan mata biru yang terlihat mengantuk sepanjang waktu.

"Saya bukan orang jahat. Bahkan ketika anda mulai menguntit saya. Sekali lagi, saya orang yang memiliki banyak kata maklum dan berpikir anda pasti punya alasan khusus." Kiko menghela napas samar dan mengingat berapa banyak mereka bertemu secara tidak sengaja di beberapa kesempatan.

"Saya tidak..."

"...menguntit saya? Sayang sekali, saya bukan orang yang mudah percaya dengan hal-hal berbau kebetulan."

Kiko menatap jam di pergelangan tangannya lalu kembali menatap pria di depannya lekat sebelum meneruskan kata-katanya.

"Apapun bentuk hubungan anda dengan dokter Mia, ini sudah terlambat untuk memperbaiki semua untuk pihak kami. Siapapun yang terlibat dengan kecelakaan itu, rasanya sudah tidak penting lagi. Ayah dari dokter Ankaa sudah menanda tangani klausul penyerahan saham mereka kepada Wibisono Dermawan. Tujuan kalian sudah tercapai."

"Saya bertengkar dengan Mia di jembatan layang. Itu benar. Tapi bukan saya yang terlibat dengan kecelakaan itu."

"Saya menemukan sesuatu yang bisa memberatkan anda seandainya keluarga Pananggalih memutuskan untuk mengajukan tuntutan."

"Apa maksud anda?"

"Entah siapa memanfaatkan siapa, saya tidak perduli. Mereka memaksa keluarga Pananggalih melakukan barter saham dengan anaknya, jadi ayo kita melakukan hal yang sama."

Kiko masih menatap lekat pria di depannya.

"Saya mengendarai mobil itu namun sebelum mencapai ujung jalan layang, Mia meminta saya berputar arah dan seseorang membawa mobil saya pergi. Mobil...yang ada di garasi. Anda bisa melihat timeline kejadian. Saya punya alibi yang kuat. Silahkan cek ke perusahaan taksi. Saya pulang dengan taksi."

PINK IN MY BLUEWhere stories live. Discover now