Chapter 19

11.8K 773 104
                                    

Maaf lama gak up cerita ini, aku bener bener stuk dan mampet ide buat lanjutin book ini, tapi sekarang ide sudah ada..... dan akan cepat aku end ini cerita.

Gosip itu semakin menjadi kala didiamkan begitu saja.

Panca diruang kerjanya juga begitu kaget membaca ratusan judul artikel tentang Deo juga Rama.

Panca yang kebetulan berada dikantor langsung keruangan Rama. Meski dicegah sekertaris Rama. Panca tidak peduli, ia tetap menerobos masuk dan melihat Alan yang berada diatas pangkuan Rama dalam kondisi telanjang.

Panca buru buru menutupnya kembali sebelum ketahuan. "Akhh sial. Kenapa tidak memberitahuku kalau.....ah sudahlah"

"Tadikan saya sudah bilang pak" jawab pria didepan Panca.

"Tunggu tunggu, kamu siapa, dimana Celine ( nama sekertaris Rama)"

"Mana saya tahu" jawabnya ketus.

Mendengar nada suara tak sopan itu Panca jelas tak terima. "Kenapa nada bicaramu seperti itu, kau pasti menyogok HRD untuk masuk diperusahaan ini, ngaku kamu"

"Dih, saya masih punya harga diri pak, lagian bapak siapa sih, bos saya juga bukan" ucapnya kemudian kembali ketempat duduknya membiarkan Panca double emosi.

"Harusnya kau belajar silsilah keluarga diperusahaan ini, sebelum bicara seenaknya dengan orang asing"

"Ck, saya tidak peduli, bos saya pak Rama, saya tidak peduli silsilah keluarga orang lain, saya hanya menuruti perintah pak Rama. Udah titik"

Panca memegangi lehernya yang tiba tiba kaku, ia baru mendapati karyawan rendahan bersikap tak sopan dengannya.

"Awas, saya akan meminta Rama ADIK saya untuk memecatmu hari ini juga"

Panca dengan emosi masuk begitu saja ke ruangan Rama...............untung saja kegiatan mereka sudah selesai, Rama terlihat mesam mesem dan wajahnyapun segar, berbanding terbalik dengan wajah suram Panca.

"Diamana Alan" tanya Panca pertama kali karena tidak melihat sosok Alan diruangan Rama.

"Berendam air hangat, ada keperluan apa mas sampai harus keruanganku?"

"Ah iya, siapa yang kau rekrut diluar itu, dimana Celine?"

"Oh itu, namanya Banyu, dia sekertaris baru. Celine cuti hamil"

"Asal kau tahu saja, dia tak sopan, berhentikan dia hari ini juga"

"Kenapa begitu?" Rama kemudian menyuruh Banyu buat masuk keruangannya.

.

"Banyu kau apakan kakakku sampai dia ingin aku memecatmu"

"Oh itu, dia tidak sopan pak, masa tadi dia menerobos masukkeruangan bapak, padahal saya sudah melarangnya, eh.....malah menyalahkan saya"

"Bener begitu mas?"

"Iya, tapi bukan itu masalahnya"

"Terus masalahnya apa pak?, kan bapak yang salah"

"Nahkan kamu denger sendirikan Ram nada bicaranya saja seperti apa?"

"Pak Rama, anda bos saya, saya hanya menjalankan perintah anda, saya tidak mau diperintah orang lain selain anda"

"Astaga kenapa kau bicara seperti itu" kesal Panca.

"Asal bapak tahu, jika pak Rama menyuruh saya untuk menghabisi nyawa anda, saya pasti akan melakukannya sekarang juga. Ngerti"

"Astaga, kenapa orang orang HRD menerima orang model seperti kamu?"

"Ya mana saya tahu, tanya saja kebagian HRD"

"Kau, kau tidak tahu siapa saya" kesal Panca.

"Bapak tidak dengar saya tadi bicara apa, saya tidak peduli bapak siapa, bos saya cuma satu yaitu pak Rama"

"Rama, dia-----?"

"Tapi Banyu bener mas" ucap Rama sambil menggaruk belakang kepalanya.

"Kau membelanya"

"Week" Banyu menjulurkan lidahnya dan itu jelas membuat Panca semakin terpancing emosi.

"Awas kau"

"Apa!" balas Banyu menantang.

"Sepertinya kalian cocok" seru Alan dari arah kamar mandi.

Semua mata tertuju pada Alan. Namun ada yang lebih mengagetkan lagi. Paha mulus Alan masih terekspos karena ia hanya menggunakan kemeja kebesaran milik Rama.

Banyu terlihat meneguk ludahnya sendiri sampai terdengar oleh telinga tajam panca.

Panca reflek menutup mata Banyu, meskipun Alan hanya berstatus adik iparnya. Namun bagi Panca Alan adalah adik kandung yang sangat ia sayangi.

"Kau boleh mesum dengan siapa saja tapi tidak dengan kesayangan keluarga kami atau aku benar benar akan menggirimmu keneraka" bisik Panca yang kali ini membuat Banyu merinding.

Banyu ingat desas desus kantor soal pasangan Rama. Mereka dilarang berkomentar buruk, menghina, mencaci, membahas Gender, menatap matanya dan meninggikan suaranya pada Alan atau harus dikeluarkan tidak hormat dari pekerjaannya.

Alan sosok pemenang hati mertua dan menjadi kesayangan dikeluarga itu. Bahkan kastanya melebihi Aram sebagai cucu dan pewaris utama.

Banyu langsung menundukkan pandangannya, Alan memang tampak manis namun ia tahu aura disekelilingnya tampak begitu menyeramkan.

"Maaf"

"Maaf maaf, dipecat baru tahu rasa" kesal Panca.

"Mas Panca jangan menakutinya, dia pegawai baru, aku yang merekomendasikannya, dia keponakan Kiera, awas kalau sampai dia dipecat"

"HAH"kaget ketiganya bahkan Banyu sendiri tak tahu kalau dirinya diterima karena rekomendasi seorang Alan.

"Banyu, kau sudah punya pacar?" Tanya Alan yang lagi lagi membuat orang orang disana kaget.

"Belum tuan"

"Bagus, kau tampak serasi dengan mas Panca, iya tidak Ram"

Rama sekali lagi manggaruk tengkuknya yang tidak gatal, namun pelttotan dari Alan membuatnya terpaksa memgangguk dan mengiyakan perkataan istrinya.

"I iya kalian benar benar terlihat serasi" setelah berucap seperti itu ia tak berani menatap kakaknya dan memberi gestur untuk keduanya keluar sebelum Alan menjadi jadi.

"Cih, saya dengan om om tua ini? Tidak sudi" ucap Banyu kemudian meninggalkan ruangan lebih dulu.

Mendengar itu jelas Panca tidak terima "kau pikir aku sudi dengan orang pendek macam babi sepertimu"

"Kau seperti beruang"

"Kau babi"

Keduanya masih tampak berdebat dan itu membuat Alan dan rama saling melirik.

"Sepertinya mereka berjodoh baby"

"Apa aku bilang"




TBC

Jangan lupa vote dan komen

FAITHFULNESS ENDWhere stories live. Discover now