Chapther 12 😜

20.6K 889 12
                                    

Aram benar benar langsung kebandara, untung penerbangan ke Bali masih ada satu kali untuk hari ini.

Sampai di Bali Aram langsung menuju kelokasi yang Deo bilang sebelumnya.

Aram begitu khawatir dan takut Deo kenapa napa.

Aram mengetuk pintu kamar hotel Deo dan pemandangan yang dilihatnya adalah Deo yang sedang tertawa melihat sebuah film dan Dia tampak baik baik saja.

Manager Deo yang barusan membukakan pintu untuk Aram kini pamit untuk istirahat dikamar sebelah.

Aram lalu duduk dengan lutut sebagai tumpuannya didepan Deo.

"Kakak sudah baikkan" tanya Aram.

Deo menaikkan satu alisnya "mandi sana kau bau" ucapnya.

Aram mengangguk kecil lalu bangun dan mencium kening Deo "syukurlah kalau kakak tidak apa apa" ucapnya sambil mengusap pipi Deo.

Deo menatap punggung Aram dan melihat Aram masih memakai seragam sekolahnya pasti ia terlalu buru buru hanya karena mendengar kebohongannya.

Deo menghembuskan nafasnya lalu bersandar pada dinding sofa. Ia tak yakin bisa melukai remaja itu.

Aram kini sudah berganti dengan pakaian Deo dan makan malam bersama.

Aram terlihat begitu lahap memakan makannya namun ia juga tak lupa menyingkirkan kacang merah dinasi Deo karena Aram tahu Deo tak menyukainya.

Perhatian sekecil itu selalu Aram lakukan jika bersamanya, Aram tidak marah dengan kebohongannya barusan bahkan tak membahasnya sekalipun.

"Kau tidak marah denganku" tanya Deo.

Aram menatap Deo sejenak lalu tersenyum "tidak"

"Aku membohogimu soal sakit"

"Mama juga sering melakukan itu dan papa tidak pernah marah"

Deo tercengang mendengar hal itu, dia yang keluarganya tak lengkap mana tahu hal hal seperti itu.

-----"kakak mau tahu kenapa?" Imbuh Aram dan Deopun siap mendengarkan.

-----"papa hanya terlalu mencintai mama, kebohongan kecil seperti ini tidak pernah membuat papa marah, justru papa semakin bahagia karena papa merasa dibutuhkan oleh mama, begitu juga denganku, aku bahagia karena kakak membutuhkanku"

Deo terdiam, mengingat sikap Rama yang terlalu lembut pada Alan memang membuatnya iri. Bukan rasa cemburu atau hal yang lain tapi ia belum pernah merasakan hal hal seperti Alan. Rama selalu berhasil mengistimewakan pasangannya dalam keadaan apapun.

"Kau tahu Aram, kita tak akan bisa selamanya bersama, 10 tahun lagi wajahku akan timbul keriput, maski aku melakukan berbagai macam perawatan mahal sekalipun, hukum alam tetap berlaku, sedangkan kamu. Kamu baru akan seusiaku saat ini. Meskipun kamu memaksa, kau akan bosan denganku dan mencari yang lain, jangan samakan kita dengan orang tuamu"

Aram tersenyum mendengar pernyataan itu dari mulut kekasihnya, Deo tidak tahu cinta seperti apa yang dimilikinya untuk Deo. Namun kalimat Deo barusan juga menyiratkan sesuatu hal itu sangat mudah ditebak oleh Aram.

"Apa kakak sedang cemburu denganku"

Deo menaikkan satu alisnya "cemburu! Hahahahaha" Deo tertawa mendengar kata itu. Ia saja tidak menyukai bocah didepannya ini, bagaimana dia bisa cemburu.

"Apa yang harus aku cemburui darimu Aram"

Aram menangkup kedua pipi sedikit berisi itu lalu memandangnya dari jarak dekat.

"Kakak bisa menyembunyikan itu dari orang lain tapi tidak denganku"

Aram kemudian mencium bibir tebal itu dengan lembut "bibir ini harus diberi pelajaran agar lebih pandai lagi bohongnya" ucap Aram lalu mencium lagi bibir Deo yang menjadi candu untuknya.

FAITHFULNESS ENDWhere stories live. Discover now