Chapter 15. masa lalu

15.4K 757 22
                                    

Flasback

Diumurnya yang masih belasan Deo mencoba mengadu nasib keibu kota setelah keluarganya semua telah pergi untuk selamanya.

Deo melamar kerja kesana sini untuk menyambung hidupnya.

Hanya berbekal ijazah SMP Deo kesulitan mencari kerja ditambah usianya yang dibawah umur membuat beberapa pemilik usaha tak menerimanya.

Namun saat putus asa. Deo melangkah gontai kecafe yang cukup ramai. Dia tak berharap banyak. Namun saat dia bilang mau melamar kerja. Seseorang langsung menerimanya dan menyuruh Deo untuk ganti baju dan cuci piring dibelakang.

Deo begitu senang hari itu. Meski perutnya lapar dan letih. Deo melupakan semuanya. Dia akan bekerja dengan baik dan mendapat gaji.

Deo yang mandiri dari kecil tak sulit kalau hanya sekedar intuk mencuci piring saja.

Wajah manis yang menunjangnyapun merubah dia menjadi seorang pelayan.

Deo bersyukur akan hal itu. Dia melayani semua pengunjung dengan senyum yang terbilang cukup manis.

Dan sore itu cafe tempat Deo kerja kedatangan Panca dan beberapa rekan kerjanya.

Deo seperti biasa mencatat pesanan pelanggan. Saat itu cahaya matahari bersinar dengan warna jingga dan menerpa wajah Deo yang manis.

Panca terpesona dengan dengan wajah itu.

Panca semakin rajin datang kesana meski hanya untuk melihat wajah Deo. Sampai Panca memberanikan diri untuk mengajak Deo keluar dan menyuruh seseorang untuk mempermudah jalan Deo berkarir sebagai model dan Panca sebagai sponsor utamanya agar Deo terikat dengannya.

Deo yang polos hanya mengikuti alur saja dan tak menyadari kalau dirinya sedang diincar oleh seorang.

Panca dengan setia selalu disamping Deo dan memberikan sebuah hunian yang akan menjadi saksi kisah mereka.

Meski awalnya Deo menolak karena sesama pria. Panca lalu menunjukkan beberapa rekan model Deo yang berpacaran sesama jenis.

Dengan bodohnya Deo mengiyakan karena baginya Panca orang baik.

Usia Deo yang masih belia membuat Panca selalu bergairah. Kepolosan dan tubuhnya yang belum terjamah siapapun. Itu adalah daya tarik tersendiri untuk Panca.

Namun Panca tak cukup sabar menunggu sampai usia Deo legal. Panca dengan bujuk rayu setannya menikmati tubuh Deo diusianya yang masih belia.

"Bapak kenapa menciumku" kaget Deo.

Saat itu mereka sedang menonton TV di hunian Deo yang diberikan oleh Panca.

Panca yang tak kuat lagi menahan hasratnya tiba tiba meraup bibir manis itu.

Dengan membelai wajah manis itu Panca begitu mengagumi wajah Deo.

"Kau sangat manis Deo, sepertinya ini sudah waktunya. Aku sudah menunggu begitu lama"

"Menunggu apa pak" polos Deo.

"Kau akan tahu nanti" ucapnya lalu menggendong Deo dan menidurkannya dengan pelan dikasur Deo.

Panca berdiri disela kaki terbuka Deo lalu menindih dan mencium bibir tebal itu dan tak lupa tangannya menelusup masuk kedalam kaos yang dikenalan seorang Deo.

"Enghhh" Deo yang pasif dan tak berpengalaman itu hampir kehabisan nafas karena Panca bermain cukup kasar dan terburu buru.

Deo memukul dada Panca lalu Panca melepas pergulatannya itu.

Wajah Deo memerah tolal. Dimata Panca Deo semakin menggairahkan dan manis.

Panca lalu membuka kemeja putih memamerkan perutnya yang terbentuk sempurna itu.

FAITHFULNESS ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang