35

5.5K 755 119
                                    

◤─────•~❉✿❉~•─────◥
SELAMAT MEMBACA
◣─────•~❉✿❉~•─────◢

Di hari berikutnya Kinney kembali sekolah. Ia perlu mengabari kedua orang tuanya lagi.

Selain itu ia juga akan kembali ke rumah. Sepertinya kedua orang tuanya akan khawatir jika Kinney tidak segera pulang.

Di gerbang masuk sekolah, pandangan Kinney terkunci pada punggung seseorang yang di kelilingi banyak siswa.

Melihat punggung seseorang yang tidak asing, alis Kinney mengkerut, "mungkinkah wajahnya telah pulih? "

Kata-kata Kinney tentu saja di tujukan pada Diana.

Saat ini, kerumunan yang di dominasi oleh kaum pria memenuhi jalan gadis itu. Tetapi, ada banyak gadis juga di sana.

Kinney berjalan, ia sedikit penasaran.

"Apakah kau yang membantu Diana? " Sebuah suara menghentikan langkah Kinney. Gadis itu berbalik untuk melihat seseorang di balik punggungnya.

"Kau bertanya padaku? " Tanya Kinney menarik pandangannya ke arah samping.

Seseorang di hadapan Kinney mengangguk. Seketika senyum dangkal yang mengejek hadir.

"Aku tidak punya waktu menjawab pertanyaan mu. Mengapa tidak kau tanyakan pada nya dari pada diriku? " jawab Kinney acuh. Ia segera berjalan kembali ke arah sebelumnya.

Lira ingin mengejarnya. Tetapi, kakinya sulit untuk di gerakan karena satu hal. Aura milik Kinney dapat mengintimidasi nya lebih jauh.

"Aku sudah banyak kehilangan uang untuk membuatnya begitu buruk. Kau mengambil jalan yang salah saat memiliki niat untuk membantunya. "

Lira mengepalkan tangannya ia tidak bisa diam ketika rencananya gagal.

Keluarga Diaz adalah penghalang terbesar yang menjadi musuh untuk keluarga nya. Kemudian Diana dia adalah gadis lemah yang dengan berani membatalkan pertunangan yang bukan untuknya.

"Sampai kapanpun kakak mu akan menjadi miliku setelah itu kau hanya akan menjadi sampah! "

Lira membulatkan tekadnya.

Sedangkan Kinney ia berhasil menerobos kerumunan dan menarik Diana.

Ia masuk ke salah satu kelas dan mengunci pintu.

Awalnya Diana ingin memarahi seseorang yang dengan berani menarik tanganya. Namun, ketika tahu siapa orang itu ia menjadi lega, dan wajahnya berbinar.

"Kinney! " Seru Diana.

"En, apa kau menikmatinya? " ejek Kinney melipat tangan di dadanya.

Diana menghela nafas, " Efek dari obat yang kau resepkan benar-benar baik dalam tiga hari luka di wajah kering. Memang jika aku tidak mengoleskan bedak, wajahku akan kembali buruk hanya saja aku ingin tampil berbeda hari ini.
Sesal Diana.

"Sekarang kau tahu bahwa wajah cantik tidak pernah menghasilkan keuntungan selamanya ! " Sindir Kinney bersandar di pintu.

Diana mengangguk.

"Lalu, apakah aku harus menghapusnya lagi? " 

"Itu tidak perlu, tunggu sampai wajahmu kembali dan jangat memakai bedak berlebihan meskipun wajahmu cantik saat memakai nya, matanya tidak dapat menerimanya. Terlalu silau! "

Mendengar hal itu, Diana menjadi bisu ia tidak dapat berkata-kata.

'Tidak mungkin Kinney cemburu pada kecantikanku bukan? Ia bahkan lebih cantik dariku. '

SOUL TRANSFER : (KINNEY STORY)Where stories live. Discover now