15

13.6K 1.6K 16
                                    

◤─────•~❉✿❉~•─────◥
SELAMAT MEMBACA
◣─────•~❉✿❉~•─────◢

Tiba di sekolah, Ruisha mulai mengeratkan rahangnya karena marahemgingat percakapan nya dengan sang nenek tadi malam. Tetapi, dengan hati hati ia tidak menampilkan nya bagaimana pun ia harus membersihkan citranya kembali.

"Kinkin..., " sapa Ruisha menepuk bahu sepupunya pelan. Senyum memuak-kan datang dari bibirnya yang cerah. Namun, Kinney justru mencibir dalam hati.

'Wajah gadis ini terlalu menjijikan. Aku ingin muntah. ' ucapnya dalam hati.

"Kinney, kenapa kau diam? " Tanya Ruisha berjalan di samping Kinney yang mulai melangkah.

"Apa kita sedekat itu? Maaf tapi kau bukan keluarga ku untuk bisa memanggil ku seakrab itu. " Balas Kinney melenggang pergi.

Karena perkataan Kinney kerumunan mulai bergosip. Senyum tipis muncul di wajah Ruisha. 'Ini saatnya! '

"Ah, Kinkin bagaimana bisa kau mengatakan hal seperti itu. Meskipun kau sekarang tidak bersama ku, kamu tetap saudara ku. Ibumu menikah dengan pamanku,"  Secara tidak sengaja Ruisha menekan ibunya.

Kinney sedikit mengerutkan keningnya. 'Apakah gadis ini ingin bermain peran kembali?

"Oh benarkah? Jaga batasan mu Ruisha atau kau akan menyesal!" Nada dingin milik Kinney, membuat beberapa siswa yang asik menonton sedikit terintimidasi. Mereka tidak berharap jika Kinney dapat membalas Ruisha dengan kata-katanya.

"I-itu aku tahu batasan ku. Kau saudaraku kan lalu, apakah tidak bisa kau menganggap diriku? " ucapnya dengan wajah yang di bingkai.

Ruisha hanya bisa menggunakan Kinney sebagai alat pencitraan.

"Video dirinya tersebar. Aku merasa bahwa sebenarnya Ruisha sedang berakting. "

"Aku melihatnya. Dia mengatakan f*ck pada para penggemarnya di balik punggung sungguh mengejutkan "

"Tetapi dia terlihat alami mungkinkah sebenarnya video tersebut settingan? "

"Menurutku bisa saja wajahnya tidak terlalu jelas. "

Mendengar pembicaraan kerumunan, Kinney mulai paham. Gadis di hadapannya hanya ingin menggunakan dirinya sebagai alat untuk mengembalikan citra baik di hadapan publik. Perlahan di mendengus.

"Tentu saja aku tahu. Tetapi aku tak akan lupa kejadian beberapa tahun lalu meskipun diriku baru berusia 4 bulan. Ruisha bagaimana menurutmu lanjut atau tidak? "

Ruisha menekan amarah dalam dirinya. "Waktu itu... " Sebelum kata kata Ruisha terucap Kinney memotong nya.

"Coba kau pikirkan baik baik sebelum mengatakan kalimat mu selanjutnya. " Perlahan Kinney mulai mendekat. Tepat di sisi kepala Ruisha, ia berbisik.

"Reputasi mu akan jauh lebih buruk dari sebelumnya. Jangan samakan diriku yang dulu dengan sekarang.  Kinney dulu sudah mati hanya ada Kinney baru di hadapanmu "

Setelah itu Kinney berbalik dan melangkahkan kaki jenjangnya dengan santai menuju kelas ia terlihat acuh tak acuh.

Sebenarnya Kinney tidak mengatakan kebohongan. Ia berbicara kebenarannya. Kinney dahulu sudah tiada dan hanya ada Kinney yang baru disini.

Tubuh Ruisha menegang untuk sesaat. 'Sial! Gadis ini sekarang tidak mudah. '

Di sudut Koridor, Rayyan, Karl dan Zerxio melihat semua kejadian tidak terkecuali Gavriel.

"Rayyan, apa kau menyembunyikan sesuatu? Emosimu sedikit berbeda saat sesuatu menyangkut Kinney, " tanya Karl menatap dalam sahabat nya.

Ia telah bersama selama 5 tahun mereka bersahabat tidak mungkin baginya untuk tidak mengetahui kejanggalan Rayyan.

SOUL TRANSFER : (KINNEY STORY)Where stories live. Discover now