18

12.5K 1.4K 35
                                    

◤─────•~❉✿❉~•─────◥

SELAMAT MEMBACA
◣─────•~❉✿❉~•─────◢

Sinar matahari muncul malu-malu melalui celah jendela. Kinney bangkit dan merasakan tubuhnya yang pegal di bagian tertentu.

Matanya yang gelap menyipit setelah mengingat kepingan kejadian tadi malam. Ia memerah tanpa sebab.

'Bajingan itu menyudutkan dirinya ke ranjang dan tanpa malu memeluknya. Dia meminta untuk tidur selama 2 jam bersama'

Bibir Kinney mengkerut sebal. Mengapa ia tidak bisa melawan pada Arlo? terlebih ia akan jauh lebih patuh terhadanya. Mungkinkah dia memiliki sihir?

Pada saat itu ia mungkin telah di Rasuki sesuatu sehingga di dalam dekapan Arlo ia mulai tertidur.

Hari ini Kinney kembali ke sekolah. Tepat saat dirinya hendak masuk suara William menginterupsi langkahnya.

"Semangat! " ucapnya.

Mendengar hal itu, Kinney tampak berpikir keras sebelum mengangguk. Kemudian membalas, "Ya Ayah " 

"Belajarlah yang rajin, usaha tidak akan mengkhianati hasil! ""

"Enn"

Hari ini adalah hari dimana mata pelajaran yang paling Kinney benci hadir. Selain itu ia juga membenci guru pengajar.

Melihat dari berbagai memori di kepalanya, ia tahu bahwa guru wanita itu selalu menetapkam sasaran ejekan pada dirinya oleh seluruh siswa.

Ia memang selalu hadir di setiap pelajaran nya . Bukan karena dirinya tidak bisa hanya saja ia malas untuk menghitung banyak angka yang sebenarnya tidak terlalu di butuhkan baginya. (Tidak patut di tiru! Apapun mata pelajaran nya kita harus berusaha dan semangat!)

Kinney hanya tidak tahu dan kurang memahami kegunaan hitungan angka pada matematika. Apakah untuk keuntungan? Atau hal lainnya tetapi dia bukan seorang pedagang dan lagi seorang pedangang hanya akan menghitung uang. Tentu saja ia pandai dalam menghitung uang.

Koridor sekolah terlihat ramai. Siswa-siswi di sekolah memang tidak lagi banyak memperlakukan dan memperhatikan Kinney rendah atau pun membully nya baik secara verbal, ataupun non verbal. Mereka terkadang hanya mencibir dan menatap sinis Kinney. Dan Kinney tentu saja tidak peduli.

Kali ini Kinney mengikat rambutnya menjadi dua di kedua sisi kepalanya. Terlihat lebih mempesona juga menggemaskan.

Kinney tidak peduli pada sekitar dan aura miliknya penuh kepercayaan diri.

Ia berbalik ke arah lain kelasnya. Sebuah perpustakaan tidak memiliki banyak pengunjung di pagi hari. Kemudian saat siang, kebanyakan siswa pergi ke kantin.

Kinney menggapai salah satu buku kemudian pergi ke salah satu bangku di sudut ruangan.

Saat membaca, buku di simpan di depan wajah dengan jarak tiga puluh sentimeter.

Lengannya terulur di atas meja dan mengetuk ngetuk. Matanya fokus pada buku. Tidak ada seseorang di perpustakaan. Karena itu Kinney tidak merasa keberatan saat mengetuk meja.

Sebuah kebiasaan yang tidak bisa di hilangkan.

Terkejut, Kinney berhenti mengetuk meja saat merasakan kehadiran seseorang di sampingnya.

'Rayyan, sejak kapan dia... '

"Sejak kau mulai membaca buku," ucap Rayyan. Ia tidak mengalihkan pandangan nya pada Kinney dan tetap fokus pada buku.

SOUL TRANSFER : (KINNEY STORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang