chapter 19- kembali

2.4K 133 16
                                    

maaf pendek dan typo ertebaran
Maaf juga kalau part ini tidak memuaskan.

Semoga kalian gak bosan

Mohon vote dan comentnya.

Cekidot

Lima tahun kemudiann......

Keynan pov

Gadis itu berdiri desebrang jalan sana. Dengan bibir terus tersenyum kearah ku. Senyum itu yang selalu aku rindukan selama bertahun-tahun huingga sekarang. Gadis tinggi dan ramping bak seorang model itu terus tersenyum kearah ku. Sambil melambaikan tangannya padaku.
Aku membalas senyumnya. Untuk pertama kali aku tersenyum setelah dia pergi bertahun-tahun yang lalu.
Gadis itu mulai berjalan kearah ku. Sambil tersenyum dia menyebrangi jalan.
Aku menunggunya. Sampai aku dapat mendengar suara klason mobil yang memekakan telingaku. Aku melihat sebuah mobil yang melaju cukup kencang kearah gadis ku itu.
"VEEE, AWAAAAASSSSS" teriak ku. Tapi terlambat. Tubuh gadisku melayang jauh setelah terkena mobil itu. Aku berlari kearahnya. Aku melihat darah yang mengalir bersimbah di aspal.
"Ve bangun, ve jangan tinggalin aku lagi, syang bangun sayang"tangisku pecah. Aku sedikit menepuk-nepuk pipinya.
"Ve, ve, kamu jangan bercanda, ve... VERANDAAAA"

"VERANDA" aku tersentak dari tidur ku. Dan mataku mengelilingi ruangan yang ku tepati.
Huftt. Ternyat mimpi, dan mimpi yang sama. Yang sudah sering mucul dua tahun belakangan ini.
Ternyata aku tertidur di sofa apartemen ku. Aku mengeluarkan smartphone dari saku celanaku. Memandangi fotonya. Yang selalu jadi wallpaper di smartphone ku.
Rasa rindu itu kembali. Rasa itu selalu aku rasakan hingga sekarang.
Sudah 5 tahun dia meninggalkan ku tanpa kabar apapun. Aku sudah mencarinya kemana-mana tapi aku tidak menemukan nya.
Aku sudah mencoba menemui orang tuanya, tapi hasilnya nihil.
Mereka malah menyuruhku untuk melupakan nya.
Sudah jam 06.30 . Seprtinya aku harus bersiap-siap untuk kekantor. Aku bangun dari sofa menuju kamar ku. Untuk bersih-bersih dan bersiap kekantor.

Aku berjalan menyusuri kantorku. Ya! Kantor yang ditinggalkan papa karena mengalami bahkan hampir bengkrut. Tapi dengan tekat, aku mencoba membangunnya kembali menjdi seperti semula. Bahkan sekarang menjadi perushaan no 2 di indonesia. Bahkan sdah membuka beberapa cabang di indonesia.
Aku mendapati karyawan wanita yang menatap ku, seolah ingin menerkamku dan menghempasku ke ranjangnya. Aku sudah terbiasa dengan tatapan itu dari wanita-wanita yang aku temui.
Aku memasuki ruang kerjaku. Yang bertuliska. CEO PUTRA GROUP .yang diikuti oleh Gracia sekertaris ku. Sebenarnya dia itu adik ku Tapi aku menyayanginya sangat. Dia satu-satunya mooboester ku setelah dia pergi meninggalkan ku. Dan hanya berani menatap tajam pada ku selain dirinya.
"Apa jadwal ku hari ini?" Tanyaku padanya.
"Jadwal bapak adalah, hari ini harus menjemput ibu handoko putra di bandara yang baru balik dari paris" jawabnya santai. Gracia tau yang namanya profesionalitas. Dia akan memanggil ku dengan sebutan bapak kalau dia lagi waras.
Dan satu lagi, gracia sangat mirip dengan dia, gadis ku itu. Makanya aku selalu betah bereda didekat adik ku ini.
"Hanya itu?" Tanyaku padanya sambil membuka dokumen yang ada diatas meja.
"Iya, karena, ibu handoko putra sudah membatalkan semua jadwal bapak hari ini. Digantikan dengan menemaninya seharian" ucapannya membuatku memicing mata kearahnya.
"Apa?" Tanyanya heran.
Aku menghela nafas. Mama ku itu selalu punya cara untuk membuat ku frustasi.
Keadaan ku kembali membaik. Saat aku hampir mati saat menjalani rehabilitasku 5 tahun yang lalu.
Akhirnya papa dan mama rujuk kembali. Itu adalah harapan ku dari dulu. Tapi tetap gak bisa membuatku bahagia seutuhnya tanpa dia disisiku.
"Yaudah jam berapa?" Tanyaku padanya.
"Jam 10 " jawabnya tersenyum. Aku menjadi curiga dengan senyumnya itu.
"Kamu ikutkan?"tanyaku lagi. Grcia meringis pelan.
"Aku gak bisa kak, ada janji sama.."
"Hamid" sautku memotong kata-katanya. Gracia cengegesan. Sekarang aku tau kenapa dia menyuruhku untuk menjemut mama dibandara. Dia ternyata mau kencan sama pacarnya itu.
Aku menatap tajam kearahnya. Tapi dia malah kembali menatap tajam kearah ku. Aku langsung menelan ludah ku di tatap seperti itu. Dan memalingkan muka ku.
"Yaudah kembali kerja sana"ucap ku akhirnya. Gracia tersenyu lebar.
"Terimakasih kakak ku yang ganteng, aku doa in cepet nemu kakak ipar buat ku" ucapnya sambil mencium pipiku. Lalu ngacir keluar dari ruanganku. Aku hanya menggeleng kan kepalaku melihat kelakuan aneh adik kesayangan ku itu.
Mata ku jatuh ke sebuah figura yang sengaja aku letak diatas meja kerjaku. Foto veranda sedang tersenyum manis. Rasa rindu itu hadir lagi.
"Apa kamu merasakan rindu yang sama dengan ku?" Batin ku mengusap fotonya. Lalu meletak kan kembali pada tempatnya.
Dan kembali menlajutkan kerjaku yang sempat tertunda. Kemudian aku mulai tenggelam dalam dokumen yang sedang kubaca.

Aku berkali-kali melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan ku. Dan mengedarkan mata ku mencari mama.
Aku sudah, hampir sejam menunggu nya. Tapi mama tak kunjung datang. Sampai mataku jatuh pada satu arah. Pada seorang gadis! Tinggi dengan tubuh ramping bak seorang model ditambah rambut panjang yang terurai.. Tubuh yang sangat aku hafal. Walau wajahnya terlihat sedikit lebih dewasa.
"Veranda" gumam ku. Gadis ku kembali. Dia sedanga memainkan HP nya sambil sesekali mengembungkan pipinya. Saat kaki ku ingin melangkah kearahnya tapi langkah ku terhenti karena seseorang menarik tangan ku.
"Key, kamu mau kemana?" Tanya mama yang sudah disampingku.
"Bentar ma" jawabku. Mengalihkan mata ku pada mama. "Key, harus kesana sebentar." Aku langsung meninggal kan mama dan sedikit berlari menuju gadis ku yang sudah 5 tahun ini kurindukan.
Semakin dekat denganyan jantung ku semakin berdetak dengan kencang.
Langkah ku terhenti saat dia tersenyum dan mendengar seseorang memanggilnya.
"Sayang, maaf ya, ngantrinya lama soalnya" deg! Sayang? Seorang cowok memanggilnya sayang. Rasanya aku bagai kan ditikam pisau tajam dari belakang. Itu adrian. Cowok itu adrian. Aku mendekati mereka.
"Veranda" panggil ku sedikit dingin. Aku bisa melihat wajah heran verana dan wajah kaget dari adrian.
"Maaf siapa ya?" Ucapanya benar-benar dapat membunuh ku ditempat. Aku menatap adrian mencoba meminta penjelaskan. Aku bisa melihat wajah pucat adrian menerima tatapan tajam ku. Aku juga bisa melihat veranda memandangku. Meneliti dari atas sampai bawah.
"Keynan.. ehmm, ve kenalin ini keynan teman SMA ku dulu" ucap adrian yang membuat ku bingung.
"Ohh, hai aku veranda tunangan nya adrian"ucapnya mengulurkan tangan putih bersihnya.
"Tu.na.ngan?"ucapku terbata. Aku pasti mimpi. Ini gak mungkin..
Ini salah.

To be contineu.......

Apa Itu Cinta ? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang